Mongabay.co.id

Kisah 3,5 Jam Nelayan dan Warga Evakuasi Paus

 

Pada Sabtu (21/12) pagi jam 06.00 WIB, seperti biasanya, Edi (35), warga Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) hendak pergi melaut. Dia sebagai nelayan karena desanya berbatasan dengan muara sungai di Ujungmanik yang berbatasan dengan Segara Anakan. Ketika berangkat melaut, kodisi air tengah surut. Betapa kagetnya Edi, tatkala melihat ada makhluk hitam besar yang tidak dapat bergerak. Karena takut, Edi langsung memberitahukan kepada para nelayan, warga, dan pemerintah desa.

Dia bersama dengan teman-temannya yang lain serta Kepala Desa Ujungmanik Sugeng Budianto kembali ke muara sungai yang tengah surut tersebut. Ternyata, ada paus yang tengah terdampar. Pikiran sederhana warga, paus tersebut terdampar setelah tersesat masuk ke wilayah perairan mangrove yang dangkal.

“Ketika pertama kali melihat, Edi memang tidak langsung memberitahu kepada nelayan lain dan warga. Kami bersama-sama kemudian datang ke lokasi dan menyaksikan sendiri ada paus yang bisa masuk ke sungai di sekitar Desa Ujungmanik. Kebetulan, kalau di sungai ini, airnya ikut pasang surut. Jika pasang, airnya tinggi. Begitu juga sebaliknya. Kemungkinan, paus bisa sampai ke sini dan tidak dapat kembali ke laut lagi karena tiba-tiba airnya surut. Tapi hal itu hanya dugaan,” jelas Sugeng saat dihubungi mongabay pada Minggu (22/12/2019).

baca : Mengerikan, Paus Sperma Mati dengan 100 kg Sampah Plastik Diperutnya

 

Warga dan nelayan berusaha mengevakuasi paus yang terdampar di perairan Ujungmanik, Kawunganten, Cilacap. Foto : Istimewa/Mongabay Indonesia

 

Nelayan dan warga terkejut, karena baru pertama kali ada paus yang tersesat dan terdampar di perairan setempat. Paus yang tersesat itu panjangnya mencapai sekitar 8-9 meter dengan lebar sekitar 1,5 meter. Sehingga ketika akan dibawa ke laut, jelas ada kendala. “Pertama kali yang dilakukan, beberapa orang nelayan dan warga turun ke perairan yang memang dangkal tersebut, kemudian mencoba untuk mendorongnya, tetapi tidak kuat,”ungkapnya.

Kemudian, ada tambahan nelayan dan warga bersama dengan mitra polisi hutan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Cilacap wilayah Nusakambangan Timur. Langkah perama yang dilakukan adalah dengan mendorong paus tersebut ke perairan yang lebih dalam. “Pelan-pelan, nelayan dan warga mendorongnya. Tidak gampang, karena bobotnya pasti ton-tonan itu, besar sekali soalnya. Kami harus sabar untuk bisa mendorong paus tersebut,” kata Kades.

Menurut Kades, yang ikut serta dalam upaya evakuasi ada lebih dari 15 nelayan dan warga dengan 10 kapal kecil milik nelayan. “Intinya, kami berusaha agar paus yang terdampar itu tidak mati. Kami melakukan penyelamatan sekuat tenaga agar paus dapat kembali ke perairan yang lebih dalam,” ujarnya.

baca juga : Gerombolan Paus Terdampar di Sabu, Tujuh Ekor Mati. Apa Penyebabnya?

 

Upaya evakuasi yang dilakukan warga. Foto : Istimewa/Mongabay Indonesia

 

Petugas mitra polisi hutan BKSDA Cilacap wilayah Nusakambangan Timur, Tarmuji, mengungkapkan perairan tempat terdamparnya paus memang sudah hampir mendekati kawasan rumah penduduk. Jaraknya hanya tinggal 1 km saja, sehingga cukup dangkal. “Makanya, ada kesulitan ketika warga dan nelayan mencoba untuk mengevakuasi ke perairan lebih dalam, karena paus terdampar pada perairan yang sangat dangkal. Bahkan, bagian badan paus terlihat di permukaan,”ungkap Tarmuji.

Tetapi dengan perjuangan yang tidak kenal menyerah, warga dan nelayan mencoba untuk membawa paus tersebut ke perairan yang lebih dalam. “Upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong paus. Begitu sudah masuk ke perairan yang agak dalam, nelayan dan warga yang menggunakan perahu minggir. Mungkin karena stress, pada waktu masuk ke alur perairan yang lebih dalam, paus bergerak tidak beraturan,”katanya.

Pelan tetapi pasti, upaya nelayan mendorong paus membuahkan hasil. Dari lokasi terdampar, paus dibawa ke perairan Sapuregel atau di kawasan Segara Anakan, yang merupakan perairan pembelah Pulau Jawa dengan Pulau Nusakambangan. “Jarak dari lokasi terdampar hingga ke perairan setempat sekitar 5 km. Cukup jauh memang, dan membutuhkan waktu panjang. Kalau dihitung-hitung, evakuasi yang dimulai pada jam 07.00 WIB, berakhir sekitar jam 10.30 WIB,”ujar Tarmuji.

perlu dibaca : Musim Migrasi, Tiga Hiu Paus Terdampar di Pesisir Selatan dan Utara Jawa

 

Warga dan nelayan berusaha membawa ke perairan yang lebih dalam. Foto : Istimewa/Mongabay Indonesia

 

Ia mengatakan apa yang dilakukan oleh nelayan merupakan bagian dari kearifan lokal yang dimiliki. “Kami bersama warga dan nelayan sama sekali tidak berpikir soal BBM atau makan dan lainnya. Yang penting, upaya yang dilaksanakan adalah dengan mengevakuasi paus agar tidak mati karena terdampar. Ini juga merupakan mamalia yang dilindungi. Karena itu, kami juga memiliki kepedulian dan kewajiban untuk menyelamatkannya,”kata Tarmuji.

Menurutnya, pernah beberapa kali paus terdampar di perairan Cilacap, namun umumnya berada di pantai Samudra Hindia. Tetapi, kalau paus yang tersesat sampai memasuki perairan mangrove, baru pertama kali terjadi. “Kalau ditanya kenapa, kami sendiri tidak tahu. Saya juga tidak dapat membayangkan, paus yang begitu besar dapat masuk ke alur perairan sampai hampir mendekati pemukiman,”ujarnya.

baca juga : Seekor Paus Bungkuk Ditemukan Membusuk di Maluku, Bangkainya Dibakar

 

Kondisi paus saat terdampar. Foto : Istimewa/Mongabay Indonesia

 

Sementara ahli Biologi Laut Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Romanus Edy Prabowo mengatakan terdamparnya paus tersebut dimungkinkan adanya pencemaran suara di dalam laut. “Adanya pencemaran suara di dalam laut menjadi salah satu penyebabnya. Navigasi paus jadi terganggu, sehingga menyebabkan terdamparnya mamalia laut tersebut,”katanya.

Ia mengapresiasi apa yang dilakukan oleh warga dan komunitas nelayan. Sebab, dengan adanya evakuasi yang dilakukan, menyebabkan makhluk laut itu dapat diselamatkan. “LIPI, misalnya, telah mempunyai panduan bagaimana mengevakuasi mamalia laut, baik dalam kondisi hidup dan mati. Saya kira, yang dilakukan warga dan nelayan sudah tepat. Dengan kesadaran sendiri, mereka berusaha membawa paus ke areal yang lebih dalam. Dan nyatanya bisa berhasil. Ini yang perlu kita apresiasi,”ujarnya.

 

Exit mobile version