Mongabay.co.id

Cara Pintar Laba-laba Jantan Memikat Betina

 

 

Laba-laba merak jantan memiliki masalah besar saat masa kawin datang. Ia harus menghadapi laba-laba betina yang ukuran tubuhnya jauh lebih besar. Tidak hanya itu, si betina umumnya lebih suka membunuh sang jantan, untuk dijadikan santapan, ketimbang benar-benar berhubungan intim.

Meski begitu, laba-laba jantan memiliki trik pintar yang dapat melumpuhkan ‘hati’ pujannya itu. Caranya?

Penelitian yang dipresentasikan pada 4 Januari 2020 di pertemuan Masyarakat Integratif dan Komparatif Biologi menunjukkan, sebagaimana dilansir dari Live Science, desain yang rumit dan warna-warni di perut laba-laba jantan membuatnya terlihat seperti pemangsa. Penampakan ini tentunya dapat mengurungkan niat si betina untuk menyerang atau bahkan memakannya. Dengan situasi ini, kesempatan kawin dapat dilakukan.

Baca: Sudah Mati 110 Juta Tahun, Mata Laba-laba Ini Masih Bersinar

 

Corak gambar di perut laba-laba merak jantan ini menyerupai wajah belalang. Foto: Jurgen Otto via Live Science

 

Laba-laba merak jantan [dalam Genus Maratus] memang dikenal dengan tarian pemikat atau pacaran yang rumit. Dia melompat-lompat tepat di depan betina pujaannya, lalu ‘menggeal-geolkan’ pantatnya dengan gerakan aduhai, tanpa harus malu.

Beberapa dari pemandangan tersebut terlihat sangat menarik, karena ternyata desain alamiah perut sang jantan, yang terbalik, justru mirip wajah pemangsa mereka: tawon dan belalang.

Baca: Foto: 9 Laba-laba Paling Aneh yang Harus Anda Ketahui

 

Laba-laba merak jantan memikat bentina dengan tariannya. Foto: Jurgen Otto via Live Science

 

Respon alami betina, ketika melihat penampakan menyeramkan, terutama predator, tentu saja membekukan diri sekaligus mengawasi dengan cermat ancaman potensial itu.

Laba-laba merak jantan, kemungkin besar membalikkan bulu mata mencoloknya di depan betina. Tujuannya, menakut-nakuti betina agar tidak ada niatan memangsanya.

“Namun, manusia sungguh benar-benar hebat, dapat melihat wajah yang sekilas tidak ada,” kata Olivia Harris, ahli biologi di Universitas Cincinnati dan penulis utama studi tersebut.

Untuk mengetahui apakah manusia melihat pola yang tidak benar-benar ada, Harris menggunakan mesin, membandingkan gambar perut laba-laba itu dengan corak predatornya.

 

Jantan meyakinkan betina bahwa ia adalah pilihan yang tepat. Bukan predator. Foto: Jurgen Otto via Live Science

 

Foto-foto tersebut diambil dari koleksi Jurgen Otto, ilmuwan dan fotografer Australia, yang memiliki koleksi gambar laba-laba merak paling komprehensif dan informatif dari Genus Maratus. Setelah merancang komputer untuk membedakan antara laba-laba dan invertebrata lainnya, Harris pun menggunakan peralatannya untuk mengklasifikasikan perbedaan wujud laba-laba, belalang, atau tawon.

Perangkat tersebut bekerja cukup baik, akurasinya 95 persen. Menurut Harris, kesalahan mesin terjadi karena kelirunya klasifikasi perut laba-laba, milik belalang atau tawon.

Beberapa jenis desain perut laba-laba, seperti Maratus aquilus, memang terlihat sangat mirip dengan wajah belalang. Akibatnya, komputer mengalami kekacauan membedakannya.

 

Perkawinan jantan dan betina harus tanpa paksaan. Foto: Jurgen Otto via Live Science

 

“Laba-laba jantan dapat menggunakan penampakan perutnya yang ‘menyesatkan’ itu untuk menghentikan gerakan betina. Tetapi harus ada saatnya ketika jantan memberi petunjuk pada betina saat mendekati, bahwa betina tidak perlu takut,” jelas Harris.

“Ini penting karena perkawinan laba-laba melibatkan jantan dan betina. Tidak ada kawin paksa. Jantan hanya membutuhkan betina diam membeku, menyaksikan dirinya cukup lama untuk meyakinkan bahwa betina memang benar-benar menyukai dirinya,” lanjut Harris.

Ini bisa menjadi alasan, setelah mengejutkan betina, jantan bisanya mengangkat kaki di kedua sisinya. Lalu, mengaburkan gambar di perutnya, seolah memberi sinyal pada wanita, “Lihat, aku sebenarnya pejantan tangguh! Bukankah aku tampan?”

 

 

Harris melanjutkan, jantan selalu mengambil risiko, karena betina jauh lebih besar dan benar-benar akan memakannya. Jadi langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah mengamati perilaku kawin laba-laba di laboratorium.

“Tujuannya, memastikan apakah pejantan yang memiliki tampang pemangsa diserang lebih jarang ketimbang spesies yang tidak,” ujarnya.

 

Maratus aquilus yang desain perutnya menyerupai wajah belalang. Foto: Jurgen Otto/Peacock Spider

 

Ukuran dan penampakan menakjubkan

Berapa besar ukuran tubuh laba-laba merak? Dalam penelitian berjudul “Rainbow peacock spiders inspire miniature super-iridescent optics” yang diterbitkan di Jurnal Nature Communications, 22 Desember 2017, diterangkan bahwa seekor laba-laba jantan merak ukurannya hanya 5 milimeter atau 0,2 inchi.

Para peneliti menyebutnya ‘pelangi terkecil di alam’ atau nature’s smallest rainbow karena tubuhnya yang kecil namun warna-warni seperti pelangi.

 

Penampakan desain dan ukuran tubuh Maratus robinsoni. Sumber: Jurnal Nature Communications, 22 Desember 2017

 

Tim peneliti dari Amerika Serikat, Belgia, Belanda dan Australia tersebut meneliti dua spesies laba-laba merak mini: Maratus robinsoni dan Maratus chrysomelas.

M. robinsoni dan M. chrysomelas memiliki dua jenis ukuran perut berbeda secara visual: warna-warni dan hitam beludru. Kondisi ini menunjukkan morfologi: hitam seperti sikat berorientasi acak, sedangkan pelangi yang warna-warni lebih tertata rapi, melekat pada permukaan kutikula [lapisan kulit] dan memiliki bentuk 3D besar,” jelas penelitian yang digawangi oleh Bor-Kai Hsiung dan kolega, dikutip dari Live Science.

 

 

Berapa banyak jenis laba-laba merak yang sudah ditemukan dan diberi nama? Jurgen Otto dalam situsnya Peacock Spider menuturkan, saat ini telah ada 79 spesies yang telah diberi nama. Semua, dimasukkan dalam Genus Maratus.

 

Jantan dewasa Maratus splendens. Foto: Jurgen Otto/Peacock Spider

 

Otto menjelaskan, laba-laba merak hanya ditemukan di Australia. Meski, kadang spesies Maratus furvus disebutkan berasal dari China, namun dimasukkannya jenis ini dalam Genus Maratus lebih berdasarkan artefak. Jenis ini tidak dideskripsikan dengan baik dan tidak ada dalam penjabaran yang menunjukkan bahwa ia adalah laba-laba merak.

Untuk persebaran, beberapa spesies lebih suka berada di pantai, sementara sebagian lain ditemukan di puncak gunung, rawa-rawa, atau wilayah seperti gurun. Spesies ini juga dapat ditemukan di tanah atau ranting kecil berserakan.

Waktu terbaik mengamati pagi atau sore. Siang hari, biasanya mereka bersembunyi.

 

Exit mobile version