Mongabay.co.id

Lawan Corona, Pemerintah Kota Surabaya Siapkan Wastafel Portable dan Bilik Sterilisasi untuk Publik

 

 

Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, melakukan berbagai upaya memutus rantai penyebaran virus corona [COVID-19]. Ratusan wastafel portable disediakan selain mendirikan puluhan bilik sterilisasi di sejumlah tempat umum.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, salah satu upaya mencegah penularan virus corona adalah dengan rajin cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir. Tangan merupakan bagian tubuh yang sering bersentuhan dengan benda apa saja, termasuk manusia, yang tidak diketahui apakah membawa virus atau tidak.

“Tempat cuci tangan kita sediakan agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik,” terangnya.

Sampai saat ini, sudah 630 wastafel portable yang dilengkapi tandon air, sabun, dan tisu, dipasang di berbagai titik di Kota Surabaya, seperti taman, gedung pemerintahan, dekat pasar, pusat kuliner, trotoar jalan raya, sekolah, hingga tempat-tempat yang biasa dilalui banyak orang. Risma memastikan, keberadaan wastafel portable bersifat permanen, meski kasus corona berakhir. Hal ini bertujuan, membiasakan masyarakat memiliki pola hidup bersih dan sehat.

“Kita akan perbanyak terus agar warga membiasakan diri cuci tangan pakai sabun,” ujarnya baru-baru ini.

Baca: Cegah Corona, Mahasiswa Universitas Surabaya Buat Hand Sanitizer dari Lidah Buaya

 

Bilik sterilisasi di Bandara Juanda Surabaya, Jawa Timur. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Pemerintah Kota Surabaya juga membuat hand sanitizer yang dibagikan kepada warga dan tempat-tempat pelayanan publik. Sudah 875 liter hand sanitizer yang diproduksi dan dibagikan.

“Kami minta seluruh warga, bila mengetahui sabun, tisu, atau airnya habis, atau wastafel tidak berfungsi bisa melaporkan ke 112. Kita jaga bersama sarana yang ada,” lanjut Risma.

Andra Aditya, warga Surabaya, merasa terbantu dengan adanya wastafel portable. “Kita lebih bersih, bisa cuci tangan di tempat yang disediakan. Virus tidak menular kemana-mana,” katanya.

Fitria Haryati, warga Rangkah Rejo, Surabaya, menilai penyediaan fasilitas sanitasi merupakan langkah nyata melawan virus corona melalui pola hidup bersih dan sehat.

“Ini patut diapresiasi, dan kita semua harus menjaganya,” ujarnya.

Baca: LIPI: Cegah Virus Corona, Jaga Kebersihan Diri dan Pakai Hand Sanitizer Teratur

 

Petugas PBD Linmas Kota Surabaya bersiap melakukan penyemprotan disinfektan. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Bilik sterilisasi dan penyemprotan disinfektan

Pemerintah Kota Surabaya juga menggalakkan penyemprotan disinfektan di sejumlah jalan, fasilitas publik, sekolah, serta sejumlah fasilitas pelayanan masyarakat. Penyemprotan bertujuan membasmi bahaya mikroorganisme serta virus yang menempel di benda atau media tertentu, yang memungkinkan tersentuh manusia.

Menurut Risma, penyemprotan akan terus dilakukan hingga kondisi Kota Surabaya kondusif dan aman dari corona. Surabaya masuk zona merah dengan jumlah pasien positif terbanyak di Jawa Timur.

Sebanyak 60 bilik sterilisasi pun disediakan. Hal ini berawal dari dibuatnya sterilisasi manusia model bilik [chamber] dan terowongan [tunnel] oleh Institut Teknologi Telkom Surabaya [ITTS] atas pesanan Wali Kota Surabaya. Tempat sterilisasi ini akan menyemprotkan uap disinfektan sebelum seseorang memasuki sebuah gedung atau tempat keramaian.

Menurut Rektor Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS), Tri Arif Sardjono, model bilik dan tunnel diyakini lebih efektif mengurangi hingga menghilangkan bakteri, kuman, maupun virus yang menempel pada tubuh manusia. Sedangkan penggunaan hand sanitizer hanya efektif untuk telapak tangan.

“Ini hanya salah satu cara ketika orang terpapar oleh bakteri, kuman, atau virus, paling tidak sterilisasi yang dilakukan bisa membunuh, kalau tidak semua mungkin sebagian,” terangnya.

Baca: Cegah COVID-19, Sebanyak 56 Kawasan Konservasi Ditutup Sementara, Begitu Juga Kebun Binatang Surabaya

 

Warga mencuci tangan di wastafel portable dekat Balai Kota Surabaya. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Untuk kebutuhan bilik sterilisasi, Dinas Kesehatan Kota Surabaya setiap harinya membutuhkan 500 liter campuran alkohol dan aquades. “Kita sudah buat dan dua hari sekali isi ulang. Kalau terlalu lama, khasiatnya tidak bagus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita.

Terkait cairan disinfektan, Pemerintah Kota Surabaya memastikan bahan yang digunakan aman, baik untuk lingkungan maupun manusia. “Kandungannya Benzalkonium Chloride, umum digunakan dalam produk antiseptik, sampo, sabun, dan obat tetes mata,” urai Meita Irene Wowor, Kepala Bidang Peternakan dan Penyuluhan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian [DKPP] Kota Surabaya.

Benzalkonium Chloride kata Meita, berfungsi membunuh jamur, virus, serta mikroorganisme lain. Bahan ini juga berfungsi sebagai antiseptik dalam konsentrasi rendah, dan sebagai disinfektan dalam konsentrasi tinggi.

“Secara keamanan, baik untuk lingkungan ataupun manusia, yang punya kita [produksi mandiri] ini lebih ramah. Jadi, kita pastikan aman baik dari sisi konsentrasi maupun bahannya,” ujarnya.

Baca juga: Tangani Pandemi Covid-19, Ini Aksi Penyehatan Lingkungan Versi Pemerintah Bali dan Warga

 

Seorang warga menjaga bilik sterilisasi di salah satu pintu masuk Perumahan Sukolilo Park Regency Surabaya, yang dibuat mandiri oleh warga. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Pakai drone

Penyemprotan disinfektan tidak hanya dilakukan Pemerintah Kota Surabaya menggunakan alat semprot, juga menggunakan drone. “Cara yang bagus, pemerintah mampu berbuat banyak dengan cara efektif,” tutur Fitria Haryati, warga Surabaya.

Dosen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Jember, Anita Dewi Moelyaningrum, menilai penyediaan fasilitas sanitasi serta bilik sterilisasi merupakan ide bagus Pemerintah Surabaya memutus mata rantai penyebaran corona. Selain itu, menjaga jarak dan menghindari kerumunan adalah cara lain mencegah penularan virus berbahaya ini.

“Memutus mata rantai penularan penyakit dapat ditempuh dengan hygiene dan sanitasi,” katanya.

Semakin banyak sarana sanitasi seperti tempat cuci tangan dan bilik sterilisasi, masyarakat akan semakin dibantu untuk menciptakan pola hidup bersih dan sehat. Anita mengingatkan, bahan-bahan yang digunakan harus benar-benar aman dan sesuai peruntukan, baik untuk antiseptik maupun disinfektan, sehingga tidak berdampak buruk bagi lingkungan di masa mendatang.

“Apa yang dilakukan pemerintah Surabaya dalam upaya penanggulangan penyebaran virus COVID-19 harus kita apresiasi. Pemerintah Surabaya sangat peduli dan perhatian terhadap kesehatan warganya,” pungkasnya.

 

 

Exit mobile version