Mongabay.co.id

Supermoon Pink di Masa Pandemi COVID-19

 

Saat ini orang-orang di seluruh dunia bisa dikatakan berduka. Lebih dari satu juta orang telah terpapar virus corona, dan ribuan orang meninggal dunia. Semua orang berdiam diri di dalam rumah, untuk mencegah meluasnya wabah COVID-19 ini. Seakan tidak peduli lagi apa yang terjadi di luar rumah mereka. Semuanya hanya disaksikan melalui layar televisi saja.

Padahal pada dinihari tanggal 7 atau 8 April 2020, telah terjadi salah satu fenomena alam yang sangat luar biasa, yaitu bulan purnama supermoon pink atau bulan merah muda super.

baca : Indahnya Super Snow Moon, Purnama Paling Besar dan Terang

 

Bulan purnama supermoon pink yang terjadi pada Rabu (8/4/2020) dinihari. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Apakah supermoon pink ?

Disebut super, karena bulan purnama di bulan April 2020 ini, berada di titik terdekat ke bumi, saat melakukan orbit berbentuk elips. Bulan super di bulan April akan berjarak sekitar 357.000 km dari Bumi, sementara rata-rata jarak Bulan-Bumi adalah sekitar 384.400 km.

Supermoon terjadi ketika bulan sangat dekat dengan bumi lalu dalam keadaan penuh. Kedekatan bulan dengan bumi secara alami, membuatnya terlihat sangat dekat dan sangat terang. Dan di saat ini, ukurannya bisa 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama pada titik terjauhnya dari Bumi.

baca juga : Supermoon, Saat Bulan Tampak Lebih Besar dari Biasanya

 

Bulan purnama supermoon pink yang terjadi pada Rabu (8/4/2020) dinihari. Supermoon terjadi ketika bulan berada pada jarak paling dekat dengan bumi. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Istilah Supermoon diciptakan oleh seorang ahli bernama Richar olle pada tahun 1979. Menurut NASA, istilah ini digunakan oleh media hingga hari ini untuk menggambarkan apa yang para astronom sebut bulan purnama perigean.

Karena efek optik yang dikenal sebagai ilusi bulan, bulan purnama bisa tampak besar ketika naik di belakang obyek yang jauh di cakrawala. Supermoon tampak sangat mengesankan.

menarik dibaca : Fenomena Tiga Supermoon Ternyata Berpengaruh Kepada Aktivitas Satwa Laut. Seperti Apa?

 

Bulan purnama supermoon pink yang terjadi pada Rabu (8/4/2020) dinihari. membuat bulan terlihat 14% lebih besar dan 30% lebih terang dibanding bulan purnama pada titik terjauhnya. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Bulan purnama perige pada ini merupakan salah satu dari tiga supermoon pada 2020 ini. Dua supermoon lainnya terjadi pada 10 Maret 2020 yang sudah lewat dan 7 Mei 2020 yang akan datang. Pada kedua supermoon ini, ukuran jari-jari Bulannya sedikit lebih kecil daripada ukuran bulan purnama perige pada 7-8 April 2020. Karena itu, supermoon 7-8 April 2020 merupakan ‘puncak’ supermoon pada 2020 ini.

Pada lain waktu, bulan purnama pun akan terjadi saat jarak bumi-bulan sedang dalam jarak terjauh atau apoge. Bulan purnamanya dikenal sebagai purnama apoge atau yang lebih dikenal dengan minimoon, yang akan terjadi pada 2 Oktober 2020, 31 Oktober 2020, dan 30 November 2020. Pada ketiga purnama itu, jarak Bumi-Bulannya lebih besar daripada 400.000 km sehingga ukuran jari-jari Bulan yang tampak dari Bumi akan kurang dari 15 menit busur.

baca : Indahnya Angkasa Raya Dilihat dari Bosscha

 

Bulan purnama supermoon pink yang terjadi pada Rabu (8/4/2020) dinihari. Dinamakan supermoon pink, karena diambil dari nama bunga merah muda wild ground phlox. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Meskipun bernama supermoon pink, tetapi bulan purnama ini tidaklah berwarna sangat pink. Nama itu diberikan berdasarkan bunga merah muda wild ground phlox, yang mekar pada permulaan musim semi. Tanaman ini tumbuh di Amerika Serikat dan Kanada. Tanaman ini juga disebut sebagai bulan rumput yang sedang tumbuh, bulan telur dan bulan ikan di bagian lain dunia.

 

Exit mobile version