Mongabay.co.id

Glenn Fredly, Penyanyi Peduli Lingkungan dan Kemanusiaan Itu Telah Pergi

Glenn Fredly. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

 

 

 

 

“Berat bebanku…Meninggalkanmu…Separuh nafas jiwaku… sirna..Bukan salahmu…Apa dayaku…Mungkin benar cinta sejati tak berpihak. pada kita…Kasihku…Sampai disini kisah kita…Jangan tangisi keadaannya…Bukan karena kita berbeda…”

Glenn Fredly, pelantun Januari ini telah berpulang. Penyanyi yang punya kepedulian terhadap isu lingkungan, masyarakat adat, dan kemanusiaan meninggal dunia pada Rabu (8/4/20) sore di Rumah Sakit Setia Mitra Jakarta. Disebutkan, penyanyi yang banyak menelurkan hits, antara lain, Januari, Akhir Cerita Cinta, Terserah, Malaikat Juga Tahu, dan Sekali Ini Saja, ini disebut menderita radang selaput otak. Glenn meninggalkan istri dan seorang anak yang masih bayi.

Pria berdarah Ambon kelahiran Jakarta, 30 September 1975 ini antara lain, berperan besar dalam kampanye penyelamatan Pulau Aru dari ekspansi perkebunan tebu dan penolakan reklamasi di Teluk Benoa, Bali.

Mina Susana Setra, dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) sangat kehilangan sosok penyanyi kawakan ini. Dalam beberapa kesempatan, AMAN terlibat kerjasama dengan Glenn, salah satu kampanye SaveAru.

“Kerjasama dengan Glenn itu sejak 2014. Saat itu, Pulau Aru sedang digempur Menara Group. Waktu itu kita berpikir bagaimana caranya supaya gerakan Save Aru bisa lebih besar? Waktu itu iseng-iseng kontak Glenn lewat Instagram. Ternyata direspon. Komunikasi terjalin, dia sempat datang ke Rumah Aman di Tebet. Kita berdiskusi dan menunjukkan data-data soal Menara Group,” kata Mina.

Sosok Glenn, katanya, musisi yang sangat peduli. Mina salut dengan Glenn. Sebagai musisi yang tinggal di Ibukota, dia tak melupakan kampung halaman.

Kampanye Glenn, dengan membuat tagar #SaveAru banyak mendapat dukungan publik. Dia juga aktif kampanye di media sosial. Perjuangan warga di Maluku, sampai ke ibukota, termasuk oleh Glenn, akhirnya, rencana kebun tebu batal. Mesti begitu, kata Mina, ancaman tak berhenti.

“Setelah itu agak mereda, masuk lagi perusahaan baru untuk peternakan sapi. Itu berat lagi tantangan di Aru. Kalau dipakai peternakan sapi puluhan sampai ribuan hektar itu ancaman seperti di Brazil.”

Mina sempat mendiskusikan ancaman ini dengan Glenn. Saat itu, Glenn sudah mengetahui ini dan membicarakan isu ini. “Glenn bilang, harus lakukan sesuatu.”

Sebagai musisi, Glenn cukup dekat dengan kalangan aktivis lingkungan atau gerakan masyarakat. Komunikasi juga terus dia bangun. Mina bilang, Glenn bisa jadi contoh baik bagi kalangan selebritis di Indonesia.

“Kalau semua selebritis punya kepedulian seperti Glenn. Selama ini kurang yang seperrti itu. Walaupun kita sudah di kota, tapi kan semua punya kampung halaman. Kalau selebritis punya kepedulian seperti itu.”

Dia merupakan sosok yang bisa diajak kerjasama dalam penyelamatan lingkungan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat. Glenn, sosok yang punya banyak pengaruh dan pengikut.

“Karena gak mudah dapat orang yang punya banyak pengikut dan pengaruh pada publik luas. Karena publik luas ini banyak yang gak begitu aware terhadap apa yang terjadi di komunitas adat. Orang malas kalau berbicara soal konflik masyarakat adat,” katanya.

Kalau seperti Glenn, membawakan isu ini melalui musik dan hiburan, hingga menghidupkan kesadaran bagi publik.

 

Keindahan alam laut dan hutan di Kepulauan Aru. ‘Surga’ ini bakal hilang kala perusahaan boleh membabat hutan-hutan, hingga sumber mata air kering. Hidup masyarakat pun sengsara. Foto: FWI-AMAN

 

Mina berharap, muncul selebritis-selebritis lain seperti Glenn yang bisa mau mendukung menyuarakan perjuangan masyarakat adat.

Wayan Gendo Suardana, Koordinator ForBALI juga merasakan hal serupa. Dia kehilangan sosok penyanyi ini. Semasa hidup, Glenn juga terlibat dalam kampanye Bali Tolak Reklamasi.

“Glenn adalah sosok yang mendukung gerakan ForBALI melalui aksi panggung. Glenn memang sosok yang giat menyokong gerakan Bali Tolak Reklamasi untuk menyelamatkan Teluk Benoa,” katanya.

Dalam konteks mendukung gerakan ForBALI, Glenn bukan tak hanya sebatas di panggung. Dia juga sangat aktif mendukung gerakan ini di luar panggung.
.“Dia gunakan jejaring sosial politik yang dia punya. Termasuk dia getol mendesakkan aspirasi penolakan reklamasi Teluk Benoa ke lingkaran istana.”

Glenn, katanya, bukan tipikal musisi yang menghamba pada kekuasaan kendati punya akses cukup ke istana, ke lingkar inti bahkan ke Presiden Joko Widodo, sekalipun. “Dia sosok yang konsisten membantu gerakan ForBALI.”

Dia dan Glenn sering berkomunikasi tentang gerakan Bali Tolak Reklamasi, tentang ForBALI dan soal daya upaya dia membawa aspirasi ini ke presiden.

“Dia kerap menyempatkan waktu berdiskusi bahkan sering mengajak ketemu di sela kesibukan baik ketika saya ke Jakarta atau saat dia ada di Bali.”

ForBALI, katanya, sangat kehilangan dan berduka atas kepergian Glenn Fredly. Penyanyi itu, katanya, contoh betapa gerakan penyelamatan ekologi dan kemanusiaan tak mengenal sekat suku, agama, ras dan apapun.

“Dia, bukan orang Bali berjibaku penuh demi penyelamatan alam Bali khusus Teluk Benoa. Semesta pasti memberikan tempat terbaik untuknya sebagaimana dia memperjuangkan kemanusiaan.”

 

Saras Dewi saat sembahyang di Teluk Benoa, Bali. Foto : twitter Saras Dewi/Mongabay Indonesia

 

Bagi Arie Rompas, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Glenn sosok yang punya totalitas dalam berkarya sebagai musisi. Tetapi tak sekadar bermain musik juga sering menyampaikan pesan-pesan kritis untuk penyelamatan lingkungan dan hak asasi manusia.

“Paling penting, dia sebagai aktivits kemanusiaan yang selalu bergerak tanpa pamrih membantu sesama,” katanya.

Riry Silalahi, dari Hutan Itu Indonesia (HII) mengatakan, Glenn seorang musisi hebat yang membantu penyelamatan hutan dengan tulus. Bukan hanya ngomong tetapi bergerak langsung.

“Glenn tidak hanya memenuhi permintaan kami untuk pergi ke hutan dan tampil di Musika Foresta, he went a few extra miles for us. Dia orang pertama yang bawa HII ketemu Ibu Siti Nurbaya. Dia kerap membawa pesan HII di sejumlah konser. Dia buka pintu kerja sama HII dengan yang lain juga.”

Pada 2017, Glenn ikut dalam kegiatan HII berkunjung ke hutan Manusela saat perjalanan Musika Foresta.

“Selama perjalanan Musika Foresta, komitmen Glenn untuk gerakan penyelamatan hutan dan lingkungan sungguh jelas. Komitmen itu lahir dari keyakinan bahwa alam dan hutan adalah akar dari identitas dirinya.”

Ketika Glenn di Hutan Manusela, Maluku, dia mengatakan, kehidupan dan kemanusiaan tak bisa lepas dari mencintai alam. “Mereka satu adanya, saling bergantung, sama vitalnya,” kata Vitri Sekarsari dari HII, mengenang ucapan Glenn.

Vitri bilang, Glenn juga percaya pada kekuatan musik dalam menyentuh hati banyak orang untuk lebih “mendengarkan” hutan. Dia yakin, seniman mempunyai kekuatan menyelamatkan lingkungan melalui talenta dan karyanya.

“Karena itu Glenn selalu mau berkolaborasi dan bersinergi untuk mengolah musik sebagai wahana pergerakan.”

Selamat jalan Glenn. Kau telah pergi, tetapi karya dan perjuanganmu bagi alam akan selalu hidup…

 

Keterangan foto utama: Glenn Fredly. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

Glenn Fredly yang begitu bangga menjelajahi Taman Nasional Manusela, Pula Seram, Maluku. Foto: Rahmadi Rahmad

 

Exit mobile version