Mongabay.co.id

Ilmuwan Temukan Kura-kura Jenis Baru Mirip Batu Berlumpur

 

 

Dr. Uwe Fritz, ilmuwan dan peneliti dari Senckenberg Natural History Collections di Dresden, Jerman, bersama beberapa ilmuwan dari berbagai negara, berhasil menemukan kura-kura berjumbai jenis baru. Spesies ini disebut kura-kura matamata berdasarkan analisis genetik.

Reptil ini tidak terlihat seperti kura-kura biasa; bersembunyi dalam lumpur dan terlihat seperti batu yang tertutupi ganggang ketika berada di bawah air. Mereka juga tidak makan seperti kura-kura lain, ketika mangsa mendekat, kura-kura ini langsung ‘menyedot’ ke mulutnya yang besar dan kemudian menelan utuh.

“Sampai sekarang, diasumsikan bahwa genus Chelus hanya berisi satu spesies yang tersebar luas di Amerika Selatan,” kata Fritz dikutip dari laman Senckenberg.

Hingga kini, telah diasumsikan bahwa genus Chelus hanya berisi satu spesies. Studi terbaru ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Molecular Phylogenetics and Evolution, edisi 9 April 2020.

Baca: Baru saja Viral, Kura-kura “Rambut Hijau” Ini Langsung Berstatus Terancam Punah

 

Inilah kura-kura jenis baru bernama matamata. Foto: Rune Midtgaard via Phys.org

 

Fritz menjelaskan, kura-kura berjumbai dikenal karena penampilan dan cara makannya yang aneh. Namun hanya sedikit yang diketahui tentang genetiknya, dan itu sebabnya spesies ini baru ditemukan sekarang.

Penelitian sebelumnya menunjukkan, penampilan matamata dapat bervariasi. Sebagaimana dikutip dari Phys.org, Fritz dan timnya mempelajari 75 sampel DNA untuk melihat apakah ada perbedaan genetik di antara mereka, dan ternyata memang ada.

Rupanya, pemisahan antara kedua spesies [Chelus orinocensis dan Chelus fimbriata] terjadi akhir periode Miosen, atau sekitar 13 juta tahun lalu. Selama periode ini, bekas Cekungan Amazon-Orinoco mulai berpisah menjadi dua aliran sungai yang dikenal saat ini. Banyak spesies hewan akuatik dipisahkan secara spasial dan mulai menyimpang secara genetik.

Baca: Sulit Ditemukan, Kura-kura Leher Ular Rote Menuju Kepunahan?

 

Chelus orinocensis yang baru ditemukan di cekungan Orinoco dan Río Negro yang terletak di Venezuela, Kolombia, dan Brazil. Foto: Mónica A. Morales-Betancourt/Senckenberg Natural History Collections

 

Sekarang, Chelus orinocensis, matamata yang baru ditemukan dapat dijumpai di cekungan Orinoco dan Río Negro yang terletak di Venezuela, Kolombia, dan Brazil. Sementara Chelus fimbriata, adalah matamata yang sebelumnya diketahui berada di cekungan Amazon di  Bolivia, Brazil, Kolombia, Ekuador, Guyana, Peru, Suriname dan Venezuela.

“Beberapa studi sebelumnya menunjukkan, kura-kura matamata terlihat berbeda di Sungai Orinoco dibandingkan yang ada di  Amazon. Berdasarkan pengamatan ini, kami memutuskan untuk melihat lebih dekat pada susunan genetiknya,” tambah Fritz.

Deskripsi spesies baru ini juga mengharuskan penilaian kembali status konservasi matamata.

Hingga sekarang, spesies ini tidak dianggap terancam punah, berdasarkan penyebarannya yang luas. Namun, hasil studi kami menunjukkan, karena dipecah menjadi dua spesies, ukuran populasi masing-masing spesies lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya. Selain itu, setiap tahun, ribuan hewan berwujud ‘aneh’ diperdagangkan secara ilegal di berbagai penjuru dunia.

“Kita harus melindungi hewan-hewan yang menarik ini sebelum terlambat,” tambah penulis utama studi tersebut, Profesor Mario Vargas-Ramírez, dari National University of Colombia di Bogotá, Kolombia. [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version