Mongabay.co.id

Alun-Alun Merdeka, Simbol Perkembangan Malang Kota

 

Sebelum pandemi COVID-19 menerpa, alun-alun Merdeka Kota Malang, Jawa Timur, menjadi tempat favorit bagi para pengunjung untuk bersantai di akhir pekan. Apalagi sejak direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Malang pada akhir 2014, alun-alun ini terlihat lebih instagramable.

Sehingga, tidak sedikit pengunjung yang datang menikmati suasananya bersama keluarga, meski sebagian hanya sekedar duduk-duduk menghabiskan waktu, atau berfoto dengan fasilitas yang ada.

Saat pagi hari, tempat ini ramai digunakan para pengunjung untuk berolaharaga, tidak terkecuali Sukri. Pria kelahiran 1943 itu tampak berlari-lari kecil sembari membawa tongkat. Dia datang sendiri, tidak seperti kebanyakan pengunjung yang bertandang berpasangan.

Wajah Sukri tampak ramah menyapa di kala berpapasan dengan pengunjung lainnya. Sesekali kakinya berhenti berlari, lalu berganti menggerak-gerakkkan tangannya. “Setengah lima pagi sudah disini, suasana enak kalau pagi. Udara masih segar,” kata pria asal Mergosono, Kota Malang ini, disela-sela aktivitasnya berolahraga, pada Kamis (20/02/2020).

baca : Menikmati Bunga di Pasar Splendid Malang

 

Sukri berpose selesai berolahraga di Alun-alun Merdeka, Kota Malang, Jawa Timur. Semenjak Alun-alun direvitalisasi, pria kelahiran 1943 ini mengaku betah melakukan olah tubuh di Alun-alun Merdeka saat pagi hari. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Dia mengaku, Alun-alun sebagai pilihan berolahraga karena gratis. Juga karena dengan berolaharaga itu ada hasilnya, pernafasan menjadi sehat. Semenjak direvitalisasi kata dia kondisi Alun-alun sekarang ini semakin banyak pepohonan.

Kalau dulu hanya pohon beringin (Ficus benjamina) saja yang terlihat, sekarang ini lebih beragam. Selain itu, dibandingkan dulu, kondisi Alun-alun sekarang ini lebih teratur dan asri. Hal ini yang membuat pria paruh baya ini betah berlama-lama.

Baginya hal yang menyenangkan saat di Alun-alun juga bisa berkomunikasi dengan orang lain, meskipun sebelumnya tidak kenal. “Apalagi kita kan harus sering-sering ketawa. Saling berkomunikasi agar tidak sakit. Kalau diam saja malah tidak bagus,” kata pria yang mengaku sudah tiga tahun mengalami sakit saraf pada kaki ini.

Awalnya, kaki digunakan untuk sujud saja tidak bisa. Namun, karena rutin berolaharaga akhirnya kaki pria yang dulunya bekerja sebagai mekanik bagian elektro bus selama 25 tahun ini sudah bisa digunakan untuk sujud.

Untuk itu, dia berharap kebersihan alun-alun harus tetap dijaga. Selain itu penjagaannya lebih diperketat.

baca juga : Melihat aktivitas Pasar Satwa di Splendid Malang

 

Alun-alun Merdeka Malang sering kali dijadikan tujuan wisata bagi para pengunjung luar daerah Malang. Foto : Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Wisata Alternatif  

Sebagai salah satu fasilitas ruang terbuka untuk publik, selain dijadikan arena olahraga saat pagi hari, alun-alun yang berada di jantung kota Malang ini juga dilengkapi dengan arena bermain untuk anak-anak, ruang khusus ibu untuk menyusui, photobooth, toilet permanen, air mancur, tempat duduk dan arena skate park.

Untuk itu tempat ini juga sering kali dijadikan tujuan wisata bagi para pengunjung luar daerah Malang. Ahmad Faruq Mafalsa, dkk, dalam Analisis Dampak Revitalisasi Alun-Alun Kota Malang Dalam Meningkatkan Daya Tarik Wisata (2016) menyebutkan, setelah direvitalisasi alun-alun Kota Malang berdampak pada beberapa aspek, diantaranya yaitu aspek religi, dengan tersedianya tempat khusus untuk menampung jamaah masjid jami’ yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari Alun-alun.

Aspek berikutnya yaitu keamanan dengan adanya polisi taman. Aspek pendidikan dengan tersedianya perpustakaan. Pada aspek sosial meningkatnya dinamika sosial. Lalu pada aspek ekonomi dengan meningkatnya pendapatan sektor parkir.

menarik dibaca : Apel Malang, Nasibmu Kini

 

Seorang bocah bermain di arena playground di Alun-alun Merdeka Kota Malang. Selain fasilitas bermain, terdapat juga ruang khusus ibu untuk menyusui, photobhooth, toilet permanen, air mancur. Foto : Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Selain itu, pada aspek budaya yaitu terjadinya pergeseran budaya. Kemudian pada aspek fisik yaitu dengan ditambahkannya beberapa fasilitas publik seperti ruang bermain anak.

“Revitalisasi alun-alun Kota Malang dapat meningkatkan pada daya tarik wisata dikarenakan penambahan fasilitas atau inovasi baru. Fasilitas tersebut bisa memberikan kenyamanan dari aspek keindahan objek wisata maupun keamanan dalam berwisata,” tulis Ahmad Faruq Mafalsa.

Dari kajian tersebut pihaknya menyarankan agar dinas terkait menambahkan inovasi khususnya pada aspek budaya, agar tempat ini menjadi tempat yang mempunyai daya tarik besar.

Selain itu juga, berpartisipasi dalam mempromosikan alun-alun Kota Malang sebagai tempat wisata yang layak dikunjungi. Koordinasi secara terus menerus dengan para stakeholder juga sangat penting dilakukan.

 

Pengunjung memberi makan burung merpati (Columbidae) di Alun-alun Merdeka, Kota Malang, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

 

Simbol Perkembangan

Sementara itu, dalam buku Arsitektur Kota-Jawa “Kosmos, Kultur dan Kuasa (2008) yang di tulis Jo Santoso, menjelaskan, pada masa saat ini alun-alun befungsi sebagai pusat administrasi dan sosial budaya bagi penduduk pribumi.

Alun-alun tidak hanya menjadi simbol dari pusat kekuasaan atau sebagai pusat inti yang mengawali perkembangannya suatu kota, akan tetapi juga sebagai tempat berlangsungnya semua perayaan ritual atau upacara keagamaan penting serta arena parade militer.

Dalam perikehidupan sosial-budaya saat ini peran alun-alun Kota Malang tidak bisa terlepas dari historis keberadaanya. Pada masa lalu tempat ini merupakan bagian dari wilayah pusat Pemerintahan tradisional. Dalam kurun waktu puluhan tahu setelah kemerdekaan, menurut Junianto dalam Eksplorasi Spasial Kawasan Alun-Alun Kota Malang (2010), menjelaskan, peran sosial-budaya dan sosial ekonomi terhadap lingkungan-lingkungan Sekitarnya justru semakin dominan kuat.

 

Petugas menyapu salah satu sudut di kawasan Alun-alun Merdeka Malang. Setelah direvitalisasi Alun-Alun Kota Malang berdampak pada beberapa aspek, salah satunya yaitu aspek ekonomi. Foto : Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Selain itu, kawasan Alun-alun juga merupakan pusat spiritual, karena keberadaan Masjid Agung dan Gereja di sebelah Barat. Fungsi spiritual ini dalam perkembangannya menjadikan Alun-alun bermakna simbolis.

Lanjut dia, dalam perkembangan fungsi kawasan sekitarnya, tentu juga mengalami perubahan makna dan fungsi. Perkembangan ekonomi semakin pesat, diiringi dengan perubahan tatanan fisik. Begitu pula lokasinya strategis berada di jantung kota, sehingga masih berpotensi untuk berkembang secara organis (tidak terencana).

Nilai strategi kawasan Alun-alun tidak hanya sebagai fungsi penghubung, tetapi juga sebagai tujuan bagi masyarakat Malang dari berbagai arah. Kondisi itu menjadi pendorong percepatan pertumbuhan. Sehingga meningkatkan beban kawasan.

 

Pengunjung berdiri di samping tempat sampah yang sudah dikelompokkan. Sebagai salah satu fasilitas ruang terbuka untuk publik, Alun-alun ini masih berpotensi untuk berkembang secara organis (tidak terencana). Foto : Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version