Mongabay.co.id

Jika Serangga Menghilang, Malapetaka Besar Menanti Bumi

 

Kapan terakhir Anda melihat kunang-kunang (Photuris lucicrescens), kumbang badak (Megasoma sp), gangsir (Tarbinskiellus portentosus), orong-orong (Gryllotalpa brachyptera), maupun belalang sembah (Mantis religiosa)? Hewan-hewan tersebut mungkin saja sudah tidak lagi sering Anda lihat sekarang ini, khususnya bagi yang bermukim di daerah perkotaan.

Kunang-kunang, kumbang badak, gangsir, orong-orong ataupun belalang sembah merupakan hewan-hewan dulu teramat akrab dengan kehidupan kita. Mereka berada sangat dekat dengan keseharian kita. Tak jarang, mereka kerap terlihat dan mudah dijumpai di sekitar pekarangan rumah.

Namun saat ini, jenis-jenis tadi semakin langka kita temui. Beberapa jenis serangga bahkan sama sekali tidak pernah lagi mampir ke pekarangan rumah kita sekarang ini.

Baca juga: Ternyata Serangga Mampu Tingkatkan Produksi Buah dan Sayur, Seperti Apa?

 

Capung pancing jawa. Capung adalah indikator kesehatan ekosistem. Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Menurut Richard Elzinga (1981), serangga adalah hewan arthropoda yang memiliki tiga bagian tubuh yakni kepala, toraks serta abdomen, ditambah sepasang antena. Saintis memperkirkan lebih dari 90% dari semua bentuk kehidupan di Bumi adalah serangga, dengan lebih dari satu juta spesies serangga di planet Bumi ini. Mereka dapat kita temukan di hampir semua lingkungan, mulai dari daratan hingga bawah air.

Beberapa serangga memang dapat menjadi penyebar sejumlah penyakit. Beberapa lainnya menjadi hama tanaman, yang tentu saja sangat merugikan kehidupan kita. Akan tetapi, tidak semua serangga menimbulkan penyakit. Juga tidak semua serangga merupakan musuh bagi tanaman kita.

Dari kacamata estetika, keberadaan serangga juga ikut mempercantik lingkungan kita. Ambil contoh, kupu, kumbang atau capung aneka warna dapat ikut menambah elok lingkungan di mana kita berada.

Faktanya, manfaat serangga bagi kehidupan manusia justru jauh lebih besar dibanding kerugian yang bisa ditimbulkannya. Semua pakar lingkungan setuju bahwa musnahnya serangga dari muka Bumi berarti malapetaka besar bagi kehidupan di Bumi.

Ada yang berpendapat, jika saat ini semua manusia musnah dari Bumi, maka Bumi justru akan lestari. Namun, jika saat ini semua serangga musnah dari Bumi, maka Bumi akan mengalami kehancuran.

Baca juga: Maggot, Serangga Pengurai Sampah untuk Pakan Ikan

 

Kepik emas atau kumbang kura-kura emas (Charidotella sexpunctata) umum ditemukan di pesawahan, kebun dan pinggiran hutan. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Kiamat serangga

Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), serangga memiliki peran yang sangat vital dalam tatanan hidup manusia dan rantai makanan. Ia terlibat langsung dalam penyerbukan, pengontrol hama, pengelola limbah, dan pengurai jasad.

Banyak tanaman berbunga selama ini yang mengandalkan serangga untuk memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke bunga lainnya. Berdasarkan penelitian Profesor Imam Widhiono, – Guru Besar Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, sebagaimana pernah diwartakan mongabay.co.id, sekitar 80% proses penyerbukan tanaman pertanian bergantung pada serangga penyerbuk.

Bahkan, Profesor Imam Widhiono menambahkan bahwa serangga penyerbuk mampu meningkatkan hasil pertanian.

“Sebagai contoh, untuk tanaman stroberi, ada peningkatan antara 16-20 persen, bergantung pada spesies serangga penyerbuknya. Sedangkan untuk buncis ada peningkatan antara 19-33 persen. Sementara untuk tomat, ada peningkatan antara 19-27 persen,” jelas Profesor Imam Widhiono, seperti dikutip mongabay.co.id, pada Oktober 2018 lalu.

Alhasil, tanpa serangga, banyak tanaman tak akan bisa berbuah dan berkembang biak dengan baik. Musnahnya sebagian serangga bukan saja merupakan kiamat bagi keluarga serangga, tetapi juga bisa berarti kiamat bagi sejumlah makhluk hidup lainnya.

Selain membantu penyerbukan, kehadiran serangga juga dapat memberi sejumlah manfaat lain bagi manusia. Misalnya saja, keberadaan ulat sutra yang menghasilkan serat sutra untuk bahan kain dan busana.

Lantas, serangga juga menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan lain dan manusia. Berbagai jenis burung, beberapa jenis ular, kadal, katak, ikan bergantung kehidupannya pada serangga.

Di berbagai belahan dunia, beberapa jenis serangga menjadi makanan lezat, dan juga bergizi, yang lazim dikonsumsi. Jangan lupa pula, madu yang selama ini diyakini berkhasiat bagi kesehatan juga dihasilkan oleh serangga yakni lebah.

Dalam kaitannya dengan masalah hama, beberapa jenis serangga justru sangat membantu manusia karena mereka sebenarnya membantu mengendalikan serangan serangga hama secara alami. Sebagai ilustrasi, kumbang kepik, misalnya, memakan kutu daun yang biasa merusak bunga dan tanaman kita.

Fungsi penting lainnya yang dicangking serangga yaitu dalam soal penghancuran bahan-bahan organik. Tanpa serangga di sekeliling kita, Bumi akan cepat dipenuhi sampah. Dengan keberadaan serangga, sampah-sampah organik dihancurkan. Serangga adalah pengurai pertama sampah-sampah organik, sebelum tahap penguraian selanjutnya dilakukan oleh bakteri.

Baca juga: Kamuflase Unik serangga yang Tidak Terbayangkan Sebelumnya

 

Kupu-kupu memiliki peran untuk membantu penyerbukan bunga dan berkembang menjadi buah. Ilustrasi gambar kupu-kupu jenis Rhopalocera . Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

“Jadi bayangkan jika serangga punah, maka akan banyak jasad yang menumpuk dan tidak terurai,” papar Djunijanti Peggie, peneliti bidang Entomologi Pusat Penelitian Biologi LIPI (5/6) lalu, sebagaimana dilansir laman lipi.go.id.

Djunijanti Peggie lebih jauh menjelaskan, isu penurunan serangga sekarang ini sudah nyata terlihat. Menurutnya, penyebab utama penurunan populasi serangga adalah alih fungsi lahan, perubahan iklim, penggunaan pestisida dan pupuk sintetis serta adanya faktor biologis termasuk patogen dan spesies invasif.

LIPI sendiri saat ini sedang melakukan upaya pendataan serangga. Pendataan ini, selain untuk melengkapi data keanekaragaman hayati, juga akan menjadi salah satu dasar dalam menetapkan status kepunahan.

Kita pasti paham, tak ada hal sia-sia yang diciptakan Tuhan di jagat raya ini. Semua ada maksud, tujuan serta faedahnya bagi kita semua, umat manusia. Sudah selayaknya kita, sebagai kalifah di Bumi, menjaga dan melestarikan segala ciptaan-Nya.

Semakin langkanya keberadaan sejumlah serangga di sekitar kita menjadi pengingat penting ihwal kemungkinan ada sesuatu yang salah dalam perlakuan kita terhadap lingkungan selama ini.

 

Rejeki Wulandari, penulis lepas dan ibu rumah tangga. Peminat masalah lingkungan

 

Exit mobile version