Mongabay.co.id

Mengenal Burung Kuntul Kecil, Si Penghuni Lahan Basah

 

Hidupnya bergerombol, mempunyai kaki panjang berwarna hitam gelap. Selain warnanya putih bersih, bentuk tubuhnya agak besar dan ramping dari burung-burung lain yang sedang mencari makan di lahan basah, seperti di kawasan tambak garam di Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Paruh runcingnya terlihat cekatan mematok mangsa dalam air, sembari kakinya terus melangkah matanya kembali awas mencari mangsa lainnya. Tidak sedikit diantara mereka yang terlihat berebut makanan.

Ada yang terbang-terbang kecil seperti sedang melemaskan sayapnya, ada pula yang terbang mengitari tambak kemudian kembali ke gerombolan. Dalam kerumunannya adakala dijumpai burung lain seperti gagang bayam timur (Himantopus leucocephalus), atau blekok sawah (Ardeola speciosa).

baca : Burung Air Makin Terancam, Ini Penyebabnya…

 

Burung kuntul kecil bergerombol di kawasan tambak di Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Dialah burung kuntul kecil, secara fisik mempunyai ukuran antara 55-56 cm. Sementara, bentangan sayap kisaran 88-105 cm. Kuntul kecil merupakan salah satu jenis burung air yang sebagian hidupnya berada di daerah perairan atau lahan basah.

Selain di tambak, burung dengan nama latin Egretta garzetta ini juga sering dijumpai di tepian sungai, sawah, sungai-sungai kecil di pesisir, lumpur maupun beting pasir. Saat beristirahat, burung ini lebih suka bertengger di atas pohon mangrove.

 

Perilaku Mencari Makan

Jamaluddin M Isa, dkk, (2018) dalam Perilaku Mencari Makan Burung Kuntul Kecil (Egretta garzetta) di Kawasan Mangrove Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, mencatat, perilaku mencari makan yang dilakukan burung kuntul kecil ini sangat bervariasi. Setiap perilaku mencari makan diawali oleh aktifitas melangkah dan diikuti oleh aktifitas lain termasuk saat mematuk mangsa.

baca juga : Andai Burung Air Hilang, Apa yang Terjadi pada Lingkungan?

 

Burung kuntul kecil (Egretta garzetta) ini selain di sawah, sering juga dijumpai ditepian sungai, lumpur maupun beting pasir. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan itu, mereka menyimpulkan bahwa lokasi mencari makan terdiri atas dataran lumpur, tambak dan habitat mangrove. Burung kuntul kecil mencari makan di kawasan perairan mangrove yang terdapat banyak ikan-ikan kecil, katak, udang, dan kepiting sebagai mangsanya.

Pola mencari makan yang dilakukan mempunyai 5 jenis perilaku. Frekuensi perilaku mencari makan lebih bervariasi saat sore hari, sehingga lebih aktif. Berdasarkan frekuensi, teramati perilaku mencari makan langkah-patuk-gagal merupakan perilaku dengan frekuensi tertinggi saat pengamatan dilakukan, rata-rata sampai 3-4 kali patukan per 10 menit.

Kemudian, diikuti pola mencari makan langkah-patuk-sukses-telan rata-rata sampai 3 kali patukan per 20 menit, langkah-berhenti-patuk-gagal sampai 2 kali per 10 menit, memutar kaki-patuk gagal-berhenti rata-rata 1 kali per 10 menit, berputar kaki-patuk sukses-telan berhenti sampai 10-12 patukan per 10 menit, tergantung banyaknya mangsa yang terdapat pada tiap lokasi mencari makannya. Hal tersebut dipengaruhi pada setiap lokasi mempunyai perbedaan kelimpahan pakan atau mangsa yang dapat diburu.

menarik dibaca : Burung Terancam Punah Penghuni Pulau Rambut

 

Perilaku mencari makan yang dilakukan burung kuntul kecil ini sangat bervariasi, lebih aktif saat sore hari. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Waktu Berbiak

Dalam masa berbiak burung yang dikenal juga dengan sebutan little egret ini muncul bulu-bulu tambahan berupa rumbai-rumbai disekitar leher punggung dan sayap. Umumnya, berbiak pada bulan Maret sampai Juli. Di rentang waktu ini biasa banyak ditemukan burung kuncul kecil dengan kondisi badanya yang berumbai-rumbai.

Happy Ferdiansyah (29), pengamat burung dari Anak Burung Birdbanding Club menjelaskan, untuk tempat berbiak burung kuntul kecil lebih memilih pohon yang jauh dari aktivitas manusia. Mereka membentuk sarangnya dari ranting-ranting pohon tersebut. Umumnya sarang dibuat di atas pohon bakau. Sementara, masa pengeraman sampai menetas sekitar tiga minggu. Sedangkan jumlah telur antara 2 atau 3 butir.

Burung kuntul kecil merupakan burung pemangsa yang mempunyai peran penting dalam rantai makanan. Untuk itu keberadaanya sangat penting sebagai salah satu komponen keseimbangan lingkungan. Jika hilang, maka dapat mengganggu kestabilan ekosistem, utamanya di hutan mangrove.

“Burung ini unik, mereka bisa makan sepanjang hari, seolah tidak kenal kenyang. Perannya bisa sebagai kontrol populasi jenis mangsanya. Dengan begitu dapat dijadikan bio indikator lingkungan sekitar mereka,” ujar pria domisili Surabaya ini saat dihubungi, Kamis (25/06/2020).

perlu dibaca : Kesetiaan Johan Iskandar pada Burung-burung Citarum

 

Burung kuntul kecil masuk dalam ordo Ciconiiformers dan famili Ardeidae ini tersebar di seluruh belahan dunia seperti Eropa, Australasia, Afrika, Asia, begitu juga Indonesia. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Lebih lanjut dia menjelaskan, faktor terbesar yang menjadi ancaman keberadaan burung kuntul kecil yaitu perburuan, pemakaian pestisida yang berlebihan. Selain itu juga alih fungsi lahan. Untuk itu, dia berharap masyarakat bisa lebih menjaga keutuhan kawasan dan juga kelestarian lingkungan. Penggunaan pestisida atau bahan-bahan kimia lainnya perlu dikurangi.

Burung yang masuk dalam ordo Ciconiiformers dan famili Ardeidae ini tersebar di seluruh belahan dunia seperti Eropa, Australasia, Afrika, Asia, begitu juga Indonesia. Diantaranya seperti Jawa, Sumatra, Bali dan Kalimantan.

Dari 24 spesies famili Ardeidae setengah diantaranya merupakan burung yang dilindungi menurut Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa.

 

Dalam masa berbiak burung yang dikenal juga dengan sebutan little egret ini umumnya pada bulan Maret sampai Juli. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version