Mongabay.co.id

Melirik Rosella, Tanaman Herbal Banyak Manfaat

 

 

Nama rosella [Hibiscus sabdariffa] sudah tidak asing di kalangan masyarakat. Sering juga disebut asam paya. Tanaman ini sering diolah menjadi teh, dari bunganya, yang begitu bermanfaat bagi tubuh, selain dijadikan juga selai atau jeli untuk roti.

Teh rosella dikenal dengan nama beragam, seperti teh merah, hibiscus tea, teh merah, dan teh yaman.

Tingginya manfaat tanaman rosella berasal dari bahan kimia alami yang terdapat di bagian daun, bunga, batang, dan buah. Mengutip penjelasan Alodokter, bahan kimia alami tersebut adalah alkaloid, fenol, tannin, flavonoid, asam organik, antosianin, dan polisakarida.

Khasiatnya, tentu saja berperan sebagai antioksidan dan antibakteri yang dapat digunakan untuk mengobati gejala pilek, mengatasi susah buang air besar atau sembelit, menurunkan tekanan darah tinggi, hingga mengobati penyakit jantung dan saraf.

Seperti apa wujud rosella? Herti Maryani dan Lusi Kristiana dalam bukunya “Khasiat dan Manfaat Rosela” sebagaimana dijelaskan dalam Greeners.co menuturkan, rosella merupakan tanaman herbal tahunan yang tingginya mencapai 0.5-3 meter.

Batangnya bulat, tegak, berkayu dan berwarna merah. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi, sementara pangkal berlekuk. Panjang daun 6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm. Tangkainya bulat hijau dengan panjang 4-7 cm.

Baca: Mengenal Ciplukan, Si Mungil yang Kaya Manfaat

 

Bunga rosella mulai mekar. Foto: Christian Heru Cahyo Saputro

 

Tantangan

Purwanto Mardi, Koordinator PPL di Ndayu Alam Asri, Sragen, Jawa Tengah menyatakan, rosella dapat tumbuh baik pada dataran rendah dengan penyinaran matahari langsung. Tanaman ini secara umum dapat tumbuh di semua jenis tanah, terutama yang kaya humus, gembur, dan drainase yang baik dengan pH berkisar 6,5-7,5.

“Bisa dipetik hingga 10 kali bunganya, setelah itu biasanya diganti bibit baru,” terangnya baru-baru ini.

Purwanto menambahkan, tidak terlalu sulit membudidayakan rosella. Paling utama yang harus disiapkan adalah penyedian lahan. Perlakuan paling baik adalah dengan mencampur pupuk dasar berupa pupuk kandang. “Lahan dilarik [dibuat gulutan/bedengan] dengan jarak 1,5 meter.”

Sebelum disemai, biji sebaiknya direndam sehari semalam lalu dipilih yang tenggelam dengan butiran yang baik. Biji dapat langsung disemaikan pada lahan persemaian yang sudah diolah dan diairi. Setelah tumbuh, bisa langsung dipindah ke polybag atau menunggu cukup besar dipindah ke lahan produksi.

Baca: Bunga Pikok, Tanaman Menguntungkan Menanti untuk Dikembangkan

 

Putik bunga sudah menjadi buah rosella. Foto: Christian Heru Cahyo Saputro

 

Tanaman Rosela mulai menghasilkan bunga pada umur 120 hari dan dapat dipanen terus hingga 3 bulan sebelum diganti bibit baru. Setiap satu batang, dapat menghasilkan 1,5 kilogram bunga basah.

Bagaimana caranya untuk dijadikan minuman? Untuk mendapatkan satu teko minuman rosella sangatlah sederhana. Caranya, 1-3 buah bunga rosela kering maupun basah dimasukkan ke teko kemudian dijerang dengan air panas. Biarkan beberapa menit hingga air menjadi merah. Tentu saja minuman tersebut perlu ditambahkan gula secukupnya, bisa disajikan dalam kondisi hangat atau dingin.

Meski kaya manfaat, namun patut diwaspadai efek samping bunga yang berasal dari Afrika ini. Mengutip laman dokter sehat, bunga ini sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi tetapi memiliki risiko bagi penderita hipotensi. Fungsinya yang bisa menurunkan tekanan darah tentunya patut diwaspadai bagi Anda yang memiliki tekanan darah rendah.

Efek lainnya adalah memicu reaksi alergi. Pada beberapa orang yang memiliki alergi terhadap kandungan bunga rosella bisa mengalami reaksi seperti gatal-gatal, ruam kulit, mata merah dan berair, demam, pusing, dan lainnya.

Baca juga: Siapa Bilang Tanaman Bambu Tidak Bermanfaat?

 

Rosella kering yang biasa dipakai untuk minuman. Foto: Wikipedia/Popperipopp/Creative Commons Atribusi 3.0 Tanpa Adaptasi

 

Alat pengeringan

Untuk petani rosella, ganjalan utama memaksimalkan tanaman ini adalah pada tahap pasca-panen yaitu proses pengeringan. Jika mengandalkan sinar matahari untuk mendapatkan kelopak rosella kering dengan kandungan air sekitar 5 persen, butuh waktu lima hari. Tentu saja tidak ekonomis.

Persoalan lain, pengeringan dengan sinar matahari ditengarai menghasilkan rosella kering yang tidak higienis, karena dijemur di tempat terbuka. Dikhawatirkan, ada kontaminasi virus maupun bakteri.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan ditemukannya alat Try Dryer, hasil penelitian Renny Diah Faridasari dan Sri Mulyani, Universitas Diponegoro [2009].

 

Variasi warna bunga rosella. Foto: Wikipedia/Dr. Mohamad bin Osman, Universiti Kebangsaan Malaysia/Mbopar/domain umum

 

Tray dryer merupakan alat pengering dengan padatan, bahan yang akan dikeringkan dihubungkan langsung dengan udara panas. Alat ini merupakan teknologi pengering yang cocok untuk bahan sensitif terhadap panas dan bahan yang mudah berjamur.

Berdasarkan penelitian tersebut, pengeringan kelopak bunga rosella efektif pada suhu 80 derajat Celcius, namun untuk kandungan zat-zat yang hilang akibat pengaruh suhu tidak diketahui karena riset ini hanya untuk analisa teknologi.

 

* Christian Heru Cahyo Saputro, Pegiat Heritage di Jung Foundation Lampung Heritage dan Pan Sumatera Network [Pansumnet].

 

 

Exit mobile version