Mongabay.co.id

Asyiknya Melihat Terapi Spa Ikan Mola-mola

 

Setiap bulan Agustus-Oktober, ikan mola-mola biasanya hadir di perairan Nusa Penida, Bali. Seperti yang ditemui penyelam yang bersua lima ekor ikan mola-mola dalam sehari saat pandemi, pada 14 September 2020 di perairan Nusa Lembongan, salah satu gugusan pulau selain Nusa Penida dan Ceningan yang termasuk Provinsi Bali.

Seekor Mola-mola terlihat seperti berdiri dengan mata terpejam. Ia nampak menikmati cubitan puluhan ikan kecil banner fish dan ikan lain di bagian mata sampai bagian tengah tubuhnya. Kegiatan pembersihan parasit di tubuhnya ini kerap disebut spa, dan terjadi di sejumlah titik cleaning station kawasan perairan Nusa Penida.

Pembersihan ini dinilai salah satu aktivitas krusial untuk kesehatan para Mola. Jika terganggu maka mereka akan meninggalkan cleaning station yang menghidupkan pariwisata kawasan Nusa Penida ini.

Penyelam yang mendokumentasikan aktivitas bawah laut ini adalah Wayan Suartana. Video singkatnya memperlihatkan perjumpaan dengan lima Mola-mola dengan dua kali penyelaman dalam satu hari.

Yansu, nama panggilan penyelam anggota kelompok pemandu selam lokal di Tulamben ini menyebut pada September tahun lalu adalah rekor terbanyak menemukan rombongan sunfish, istilah populer ikan berbentuk lucu ini. Jumlahnya 16 ekor di pesisir kawasan kepulauan Nusa Penida. Paling besar berukuran sekitar 12 meter persegi, ia menyebutnya monster Mola-mola.

baca : Mola-mola, Ikan Raksasa yang Menggemaskan

 

Kehadiran Mola-mola (sunfish) di perairan Lembongan, Nusa Penida dalam ritual pembersihan tiap tahun. Foto: sceenshoot video Yansu Diving

 

Tahun ini, ia beruntung lagi berjumpa dengan lima ekor ketika memandu satu kelompok penyelam di perairan Nusa Lembongan. Dive pertama berjumpa tiga ekor, dan dive kedua dua ekor lagi. Ukurannya beragam, sekitar 1-2 meter.

“Tahun lalu di bulan saat ini sudah mulai banyak. Tahun ini suhu air lebih dingin,” sebutnya. Ketika satwa laut bertubuh pipih ini agak naik ke permukaan karena biasanya berenang di kedalaman lebih dari 25 meter.

Yansu mulai nyemplung ke laut sekitar pukul 10 pagi dengan start dari Lembongan Dive Center menuju Blue Corner, arah selatan pulau Lembongan. Ada banyak site selam untuk menunggu kehadiran Mola-mola. Salah satunya titik yang disebutnya “gatal point” karena di sinilah perjumpaan dengan para sunfish yang sedang gatal dan memerlukan bantuan ikan kecil untuk membersihkan. Mereka turun di kedalaman sekitar 27-28 meter.

Mencari Mola-mola menurutnya tak hanya perlu keberuntungan dan kesabaran, juga trik menyelam. Karena ikan ini cukup sensitif, jika merasa terganggu atau terlalu ramai. Karena itu Yansu ingin menjaga titik penyelaman ini tidak terlalu ramai seperti Manta Point di Nusa Penida.

Para penyelam harus beradaptasi membaca perilaku Mola-mola agar mereka tidak terganggu. “Saat pembersihan kulit dimulai, kita harus pelan seperti slow motion,” Yansu membagi pengalamannya. Penyelam agar melihat reaksi ikan-ikan kecil, jika mendekat dan mereka kabur, otomatis mola-mola kabur. Agar keduanya tak kabur, penyelam diminta jaga jarak sekitar 3 meter.

Ketika mola-mola terlihat menutup mata menikmati layanan spa dari para ikan kecil, maka mola –mola akan di sana terus. Proses cleaning berlangsung cukup lama, 30 menit sampai 1 jam. Tapi karena penyelam ada batas waktu tertentu di kedalaman khusus, mereka hanya bisa sekitar 2-5 menit melihat prosesi pembersihan ini. Lebih dari itu bisa dekompresi.

baca juga : Seekor Ikan Mola-mola Tubuhnya Digigit Hiu. Begini Kondisinya…

 

Penyelam melihat terapi spa ikan mola-mola (sunfish) di perairan Lembongan, Nusa Penida pada Sabtu (12/9/2020). Foto: sceenshoot video Yansu Diving

 

Yansu mengatakan lokasi dive site ini agak ekstrim, pendek tapi arus sangat kencang bisa 14 knot. Ia memandu penyelam ikuti arus cari wall, lalu pelan-pelan mengikuti haluan sampai habis. Patokannya perilaku si ikan pembersih, jika mereka sedang main-main artinya Mola-mola kemungkinan tidak ada. Tapi jika sudah tidak ada di rig, berarti sedang menunggu Mola di bawah. Tantangannya adalah jarak pandang terhambat air yang cukup keruh dan proses mencari selama belasan menit.

Mola-mola bukan satwa laut langka namun untuk bisa melihatnya juga tak mudah. Terlebih dengan situasi perairan Nusa Penida, lokasi cleaning station yang bergejolak.

Dive kedua setelah satu jam surface interval, dan dilakukan di lokasi yang sama. Titik cleaning station mola-mola cukup banyak, Yansu menyebut sekitar enam. Jika penyelam tidak menemukan di titik satu, maka beralih ke station berikut. Di penyelaman kedua, mereka bersua dua ekor mola-mola.

Suhu bawah laut saat itu seingatnya 17 derajat di area Blue Corner. “Mola-mola hidupnya di perairan dalam, suhu lebih dingin, naik untuk pembersihan parasit yang menempel di kulit. Biasanya bergeser ke atas untuk mendapat kehangatan,” urai Yansu. Para ikan hias seperti banner fish kuning, putih, hitam atau angel fish akan berebutan membersihkan ketika Mola terlihat dari kedalaman laut.

“Kami menjelaskan code of conduct kepada para tamu, tingkah laku apa yang boleh dan tidak,” ingat Yansu. Walau demikian, ia tak menyangkal masih ada yang sering menganggu aktivitas hewan ini.

Selama pandemi, jumlah tamu jauh lebih sedikit dan area penyelaman lebih sepi. Salah satu titik di Nusa Penida yang terkenal paling ramai penyelaman untuk memantau Mola adalah Chrystal Bay. Namun saat ini sepi. Sebelum pandemi, bisa sampai lebih dari seratus penyelam di titik yang sama.

“Itu seperti tempat dugem di bawah laut,” seloroh Yansu. Pari Manta menurutnya bisa ditemui hampir sepanjang tahun. Tergantung ombak. Kalau Mola, mulai akhir Juli sampai Oktober.

Halnya di darat, protokol kesehatan juga diimbau di wisata bawah air. Misalnya jaga jarak, memakai sanitizer, sebelum dan sesudah diving alat dicuci masing-masing tak boleh disentuh orang lain.

perlu dibaca : Ikan Mola-Mola Ditangkap dan Dijual Nelayan di Sikka. Perlukah Ikan Ini Dilindungi?

 

Kehadiran Mola-mola (sunfish) di perairan Lembongan, Nusa Penida dalam ritual pembersihan tiap tahun. Foto: sceenshoot video Yansu Diving

 

Kode perilaku

Untuk memastikan keberlanjutan wisata melihat Mola-Mola ini, para pihak sudah menyepakati panduan. Kode perilaku (code of conduct) ini dibuat agar Mola-Mola bisa dinikmati perilakunya dan terus ada di perairan Nusa Penida. Di antaranya, selalu dekati mola-mola dengan sangat lambat dalam jarak pandangnya. Jika ikan baru memasuki stasiun pembersihan, jangan mendekat hingga pembersihan dimulai dan ikan telah diam setidaknya selama 1 menit.

Pertahankan jarak minimal 3 meter (atau 2 panjang tubuh) dari mola-mola terdekat saat hewan berada di tempat pembersihan. Pertahankan jarak minimal 10m (atau 5 panjang tubuh) saat hewan tidak tenang (tidak dalam pembersihan). Jangan sentuh dan memberi makan adalah dua hal yang jadi peringatan utama.

Jangan berenang di bawah ikan karena gelembung Anda akan mengganggu perilaku pembersihan. Jika memungkinkan, jangan halangi rute pelarian mola-mola dari terumbu atau jalur menuju tempat pembersihan.

Jika mola-mola mendekati Anda, tetap diam dan jangan menyentuhnya. Jika Anda menyentuhnya, Anda akan menghilangkan lapisan lendir yang melindunginya dari infeksi. Jangan gunakan fotografi flash karena sering mengganggu ikan. Tidak membuat suara keras, dan batasi waktu interaksi menjadi 5 menit ketika grup lain hadir. Penyelam sebaiknya mencari pemandu dan perusahaan yang telah mendukung dan mematuhi kode etik.

Sejumlah penelitian menyebut, sebagai satwa eksotik, nilai ekonomi sebagai wisata bahari Mola-mola dan Pari Manta jauh lebih tinggi di bawah laut dibanding nilai jual jika dikonsumsi. Misalnya Pari Manta saja ditaksir bernilai ekonomi mencapai Rp10 miliar selama hidupnya dibandingkan jika dijual sekitar Rp1 juta.

 

 

 

Exit mobile version