Mongabay.co.id

Enam Alasan Mengapa Banyak Satwa Memiliki Mata Palsu

Kita mungkin sering mendengar ungkapan “mata adalah jendela hati”. Tatapan mata, bisa menyejukkan, terlihat indah, menghanyutkan, atau menakutkan dan menggetarkan. Di sisi lain, mata juga bisa memperdaya. Di dunia satwa, ‘fungsi’ yang terakhir banyak kita temukan pada satwa-satwa yang mempunyai mata ‘palsu’ yang fungsinya untuk memperdaya, baik itu saingannya, musuhnya, pasangannya, maupun predatornya.

Bintik ataupun bola mata seperti itu, yang muncul pada ikan, katak, kupu-kupu, burung, dan serangga, dan banyak satwa lain,  telah memesona sejarawan alam selama berabad-abad, dan tinjauan baru pada ilmu bintik mata mengungkap beberapa kejutan terbaru.

 

1. Ulat yang mempunyai mata menyerupai ular

 

Inilah salah satu bentuk kamuflase mengagumkan dari spesies serangga untuk melindungi diri dari para pemangsa. Deilephila elpenor, adalah ngengat raksasa dari keluarga Sphingidae. Spesies ini bisa ditemukan di Inggris dan Irlandia yang panjangnya mencapai 7,5 cm dengan warna tubuh hijau dan coklat.

Ketika terancam, ulat ini menarik tubuh bagian depannya ke arah tengah, dan membentuk postur yang menyerupai ular dengan kepala besar dan bulatan hitam yang menyerupai mata yang besar. Predator utama mereka adalah burung, namun biasanya burung menghindar (setidaknya untuk beberapa waktu) saat ulat ini berpose seperti ular.

Dr. John Skelhorn, seorang ahli biologi dari Universitas Newcastle, Inggris memeriksa bagaimana burung merespon serangkaian ulat palsu yang digambari dengan bola mata mirip ular. Dari penelitian tersebut, dinyatakan bahwa  burung akan menolak ulat yang memiliki bintik mata di depan mereka, di mana mata biasanya berada, mengira serangga itu sebenarnya adalah ular.

baca : Eksotisnya Berbagai Hewan Bule Ini

 

Seekor ulat dengan mata palsu di bagian belakang tubuh untuk mengelabui dari para pemangsa. Foto : John Flannery cc by 2.0 via BBC

 

2. Kupu-kupu bermata palsu yang bisa “berkedip”


Sebuah penelitian yang yang diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society B merinci bagaimana satu spesies kupu-kupu benar-benar mengubah bintik matanya sesuai dengan musimnya, dengan tujuan untuk menyesatkan serangan predator tertentu saat mereka berada di sekitar kupu-kupu.

Studi sebelumnya tentang kupu-kupu coklat semak sipit (Bycyclus anyana) telah mengungkapkan bahwa serangga biasanya menghasilkan sekitar lima generasi keturunan setahun selama musim kemarau dan musim hujan. Warna dan pola sayap mereka akan menyesuaikan musimnya, termasuk kemampuan kamuflase (mata palsu) yang berbeda, sesuai ancaman ke mereka di masing-masing musim.

Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa pada dasarnya, mata palsu yang ada di sayap mereka bukan untuk menakuti para predator, akan tetapi lebih kepada mengelabuhi mereka bahwa sang kupu bukanlah mangsa mereka.

 

Seekor kupu-kupu coklat semak sipit (Bycyclus anyana) yang memiliki pola warna sayap menyerupai mata menyesuaikan musimnya. Foto : Robert Pittman cc by 2.0 via BBC

 

3. Katak yang ‘terlihat’ beracun

Selain memiliki mata besar, beberapa hewan dapat mengembangkan bintik mata merekauntuk menatap ke bawah, dan mengintimidasi musuh mereka.

Seekor katak yang hidup di kawasan padang rumput Brasil, yaitu Physalaemus nattereri atau Eupemphix nattereri, memiliki tanda seperti mata tepat di atas kaki belakangnya. Dan ‘mata’ itu tampaknya efektif mengelabui saat katak diserang oleh burung, atau predator lain.

Ketika didekati, katak menggembungkan tubuhnya dan mengangkat bagian belakangnya untuk memamerkan ‘mata hitam’ palsunya yang besar.

Tapi mata palsu ini hanyalah bagian dari strategi pertahanan katak. Di tengah setiap mata palsu adalah cakram hitam, yang berisi kelenjar yang menghasilkan racun.

Bahan kimianya sangat kuat sehingga satu kelenjar dapat menghasilkan cukup banyak untuk membunuh 150 tikus, dan menurut telah diketahui bahwa burung pemangsa mereka memuntahkan seluruh katak, itulah kekuatan racunnya. Jadi, meskipun sorotan mata palsu sang katak tidak mampu menghentikan pemangsa, tapi tubuhnya yang beracun sangat berbahaya jika ada di perut sang predator.

baca juga : Jenis Baru, Katak Mini dari Sumatera Bagian Selatan

 

Seekor katak yang memiliki bentuk mata palsu di bagian belakang tubuhnya. Bintik hitam itu mengandung racun kuat agar terhindar dari pemangsa. Foto : photoshot holdings ltd/alamy/BBC

 

4. Ikan yang mengelabui musuhnya

 

Sampai saat ini, sedikit penelitian yang menyelidiki tentang mengapa dan bagaimana mata ‘palsu’ pada ikan bermanfaat di bawah air. Salah satu opini yang disampaikan beberapa ilmuwan adalah mata palsu yang terdapat pada tubuh ikan dapat mengalihkan serangan predator,  baik sepenuhnya, atau setidaknya predator tidak memangsa bagian tubuh mangsa yang rentan. Meski begitu, opini yang disampaikan sejak seabad lalu ini belum bisa dibuktikan secara saintifik karena belum banyak penelitian tetang hal tersebut.

Pada 2013, Dr. Sami Merilaita dari Abo Akademi University di Turku, Finlandia menguji ide tersebut menggunakan ikan stickleback  (Gasterosteus aculeatus), seekor ikan predator visual.

Mereka menciptakan mangsa palsu, dan mengecat bintik mata di satu sisi tubuh mangsa, membiarkan sisi lain tidak terpengaruh, untuk melihat bagaimana ikan stickleback akan merespon.

Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa ikan lebih sering menyerang mata palsu dari mangsanya. Para peneliti menduga bahwa pola bintik mata memanipulasi ikan predator untuk menyerang apa yang dianggapnya sebagai kepala mangsanya. Selanjutnya, sang predator yang berharap sang mangsa akan menghindar ke arah yang sudah dia perkirakan, ternyata justru berenang cepat mengindar ke arah lain. Sekali lagi, ini karena predator terperdaya dengan mata palsu yang dianggapnya terletak di kepala. “Ikan mangsa (yang memiliki mata palsu) punya waktu yang singkat namun sangat berharga untuk berenang menjauh dari predator,” kata Merilaita.

baca juga : Inilah Lima Maestro Penyamar dari Lautan

 

Bintik hitam seperti mata pada seekor ikan. Foto : Malcolm Schuyi/alamy via BBC

 

5. Mata Palsu Untuk Memikat Lawan Jenis

 

Bintik mata palsu tidak selalu dirancang untuk menghindarkan diri dari predator, namun ada yang justru untuk memikat lawan jenisnya.

Ada seekor laba-laba juga memiliki rangkaian mata palsu yang menghiasi perutnya menyerupai burung merak. Sehingga laba-laba itu dinamakan laba-laba merak Australia. Jantan dari laba-laba ini memiliki bintik mata cerah yang digunakannya untuk menarik pasangan.

Laba-laba merak jantan memiliki masalah besar saat masa kawin tiba. Ia harus menghadapi laba-laba betina yang ukuran tubuhnya jauh lebih besar. Tidak hanya itu, si betina umumnya lebih suka membunuh sang jantan, untuk dijadikan santapan, ketimbang benar-benar berhubungan intim.

Meski begitu, laba-laba jantan memiliki trik pintar yang dapat melumpuhkan ‘hati’ pujannya itu. Bagaimana caranya?

Penelitian yang dipresentasikan pada 4 Januari 2020 di pertemuan Masyarakat Integratif dan Komparatif Biologi menunjukkan, sebagaimana dilansir dari Live Science, desain yang rumit dan warna-warni di perut laba-laba jantan membuatnya terlihat seperti pemangsa.

Penampakan ini tentunya dapat mengurungkan niat si betina untuk menyerang atau bahkan memakannya. Dengan situasi ini, kesempatan kawin dapat dilakukan.

Berapa besar ukuran tubuh laba-laba merak?

Dalam penelitian berjudul Rainbow peacock spiders inspire miniature super-iridescent optics yang diterbitkan di Jurnal Nature Communications, 22 Desember 2017, diterangkan bahwa seekor laba-laba jantan merak ukurannya hanya 0,5 cm.

Para peneliti menyebut laba-laba itu ‘pelangi terkecil di alam’ karena tubuhnya yang kecil namun warna-warni seperti pelangi.

 

Laba-laba merak Australia jantan yang memiliki bintik mata cerah yang digunakannya untuk menarik pasangannya. Foto : Jurgen Otto/BBC

 

6. Burung Merak dengan Puluhan Mata

Bisa jadi, inilah satwa dengan jumlah ‘mata palsu’ terbanyak. Dr Bob Montgomerie, profesor biologi di Queen’s University di Kingston, Ontario, Kanada bersama dengan koleganya Dr Roslyn Dakin dari University of Carleton, menyelidiki tentang ekor burung merak jantan yang mencolok yang begitu memesona betina.

Burung merak memiliki lebih dari 150 bulu, masing-masing memiliki pola seperti mata berwarna-warni di ujungnya. Setiap bintik mata memiliki bagian tengah ungu-hitam tua, dikelilingi oleh cincin konsentris berwarna biru-hijau dan perunggu-emas.

Kilau warna bulu merak dan bintik mata yang menakjubkan ini bukan hanya karena sifat kimiawi pigmen, tetapi juga struktur fisik bulu, terutama pada skala nano, membiaskan cahaya, menghasilkan warna hijau tua dan biru.

Para peneliti mengamati 34 ekor merak jantan yang menampilkan bulu-bulu yang memiliki banyak mata tersebut, dan menentukan keberhasilan kawin setiap jantan, dan menyelidiki aspek apa dari mata-mata ‘palsunya’ yang membuat betina tertarik.

Para peneliti menemukan bahwa sebagian peahens,  menjadi bagian tertentu dari setiap bintik mata, dengan bercak biru kehijauan yang membentuk cincin kedua dari bagian tengah wilayah hitam ungu. Ketika pejantan memiliki hingga 170 bintik mata yang ditutupi oleh stiker hitam atau putih, keberhasilan mereka dengan merak betina menurun hingga hampir nol.

baca : Surat Wiyoto, Petani Biasa yang Mampu Menangkarkan Merak Hijau

 

Manipulasi eksperimental warna bintik mata pada burung merak jantan yang diberi stiker hitam (a) dan putih (b) yang menutupi bagian ungu-hitam dan biru-hijau pada bagian bulu mata palsu di ornamen sayapnya. Foto : Oxford University Press/the International Society for Behavioral Ecology

 

Sumber :  bbc.com, academic.oup.com, natureworldnews.com, royalsocietypublishing.org, ncbi.nlm.nih.gov, beheco.oxfordjournals.org, nature.com

 

Exit mobile version