Mongabay.co.id

Mengapa Beberapa Jenis Burung Memiliki Kecerdasan Luar Biasa?

Burung dengan nama latin Columbidae merupakan salah satu jenis burung yang cukup pintar, memiliki daya ingat yang kuat, kemampuan navigasi. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

 

Penelitian terbaru menunjukkan, mengapa beberapa jenis burung begitu pintar, dapat memahami lingkungan sekitar hingga mengenali benda. Melalui riset intensif, para peneliti menemukan bahwa pada otak burung terdapat susunan sirkuit mikro, sebelumnya tidak diketahui, yang “mungkin” dapat dianalogikan dengan neokorteks pada mamalia. Bahkan, dalam studi terpisah peneliti telah mengaitkan kemampuan hebat itu dengan pikiran sadar.

“Sering diasumsikan bahwa susunan otak “alien” burung membatasi pemikiran dan kesadaran,” terang John Marzluff, ahli biologi satwa liar dengan spesialisasi burung gagak di University of Washington, Seattle, yang tidak terlibat dalam penelitian itu tersebut. “Peneliti yang telah menunjukkan kemampuan kognitif burung tidak akan terkejut dengan hasil ini,” tambahnya.

Kemampuan kognitif yang serupa antara burung dan mamalia tersebut, membuat Martin Stacho, ahli saraf di Ruhr-University Bochum, memutuskan untuk meneliti otak depan burung, yang berfungsi mengontrol persepsi.

“Burung dan mamalia memiliki banyak kesamaan, terutama keterampilan kognitif,” terangnya.

Baca: Merpati Batu, Burung Dara yang Mendunia

 

Burung merpati yang dapat hidup berdampingan dengan manusia dan tersebar di penjuru dunia. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Untuk itu, Stacho dan kolega memeriksa irisan mikroskopis tiga otak merpati pos, menggunakan pencitraan cahaya terpolarisasi 3D. Teknik ini memungkinkan mereka menganalisis sirkuit otak depan yang disebut pallium, wilayah paling mirip dengan neokorteks mamalia. Meskipun pallium tidak memiliki enam lapisan korteks, akan tetapi ada struktur khasnya yang dihubungkan serat panjang.

Selanjutnya, para peneliti membandingkan gambar pallium burung dengan gambar tikus, monyet, dan manusia. Analisis mereka menunjukkan bahwa serat di pallium burung diatur cara yang sangat mirip dengan serat di korteks mamalia.

Para peneliti pun memvisualisasikan hubungan antara neuron di otak dua spesies burung yaitu merpati dan burung hantu. Mereka menyuntikkan kristal ke dalam otak burung yang telah dibedah itu dan menemukan sirkuit di daerah sensorik.

Kondisi ini, mirip struktur sebagaimana ditemukan di neokorteks mamalia, area otak mamalia tempat memori bekerja, membuat perencanaan, dan memecahkan masalah.

 

Gambaran otak pada burung merpati dan tikus. Sumber: Jurnal Science, edisi 25 September 2020, Volume 369

 

Neuroarsitektur inilah -hubungan antarstruktur, bukan struktur itu sendiri- yang menjelaskan mengapa burung memiliki bakat kognitif seperti mamalia, hasil penelitian yang mereka hasilkan, sebagaimana dikutip dari Science Mag.

Riset Martin Stacho dan rekan-rekan ini telah dipublikasikan di Jurnal Science, edisi 25 September 2020, Volume 369. Studi ini berjudul A cortex-like canonical circuit in the avian forebrain.”

“Meskipun otak burung dan mamalia tampak begitu berbeda, akan tetapi penelitian ini menunjukkan kepada kita bahwa keduanya saling melengkapi,” lanjut Marzluff.

Baca: Adu Cepat Burung Merpati Makin Diminati Para Penghobi

 

Merpati batu [Columba livia], burung yang dikenal memiliki kecerdasan. Sumber: Wikimedia Commons/Alan D. Wilson/CC BY-SA 2.5/Free to share

 

Dilakukan secara sadar?

Pertanyaan lanjutan muncul, apakah segala hal yang dilakukan burung itu merupakan pengalaman yang dilakukan secara sadar?

Andreas Nieder, ahli neurofisiologi di Universitas Tübingen, coba mengamati otak gagak bangkai [Corvus corrone] saat jenis ini mendapat isyarat. Burung gagak memang dikenal memiliki kecerdasan karena kemampuannya manandai lingkungan.

Nieder dan rekan menggunakan tes yang mirip menyelidiki primata, untuk mencari tanda-tanda kesadaran. Mereka melatih dua individu gagak berumur 1 tahun yang dibesarkan di laboratorium, untuk bergerak atau diam, sebagai respons terhadap isyarat samar yang ditampilkan di monitor.

Baca: Mengapa Burung Luar Biasa Ini Punah Cepat Seabad Lalu?

 

Gagak halmahera [Corvus validus]. Foto: Hanom Bashari/Burung Indonesia

 

Para peneliti menanamkan elektroda di otak burung gagak dengan tujuan merekam sinyal saraf saat mereka merespon. Ketika gagak bereaksi, neuron menyala, menunjukkan bahwa secara sadar jenis ini telah merasakan isyarat. Sebaliknya, jika tidak menanggapi, neuron diam.

Penelitian ini juga dilaporkan di Science, edisi 25 September 2020, dengan judul “A neural correlate of sensory consciousness in a corvid bird.Nieder menyebutnya sebagai “penanda empiris kesadaran sensorik di otak burung”, sebagaimana yang terlihat pada primata.

Baca juga: Cendrawasih Gagak, Burung Evolusi Asal Kepulauan Maluku Utara

 

Cendrawasih gagak, meski ada nama cendrawasih namun penampilan burung ini lebih mirip gagak. Foto: Hanom Bashari/Burung Indonesia

 

Tentu saja, hal ini mengundang perdebatan. Irene Pepperberg, psikolog komparatif di Universitas Harvard, yang tidak terlibat dalam dua penelitian ini mengatakan, “Sejumlah peneliti berpendapat bahwa kesadaran adalah unsur manusiawi yang unik,” tuturnya.

Stacho dan Nieder menambahkan, unsur kognisi mamalia dan burung mungkin telah ada sejak nenek moyang mereka, sekitar 320 juta tahun silam. “Tentu saja, otak mamalia dan burung berevolusi berbeda. Akan tetapi, yang mengejutkan adalah betapa mirip keduanya dalam hal kemampuan persepsi dan kognitif,” ungkap Stacho.

 

 

Exit mobile version