Mongabay.co.id

Seorang Peneliti Hiu Hilang Saat Menyelam, Tim SAR Masih Menyisir Perairan Bali Timur

 

Seorang penyelam yang menjadi bagian dari program penelitian pola gerak hiu hilang pada Sabtu (12/12/2020) di perairan Kabupaten Karangasem, Bali.

Pencarian masih dilakukan pada hari ketiga, Senin (14/12/2020) ini dengan tantangan cuaca buruk. Beberapa hari ini hujan deras dan kadang angin kencang di sebagian area Bali.

I Gede Surya Risuana, penyelam muda perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali hilang dengan perkiraan terbawa arus kuat yang sebelumnya tak terprediksi. Demikian ringkasan kronologis dari siaran pers bersama.

Tim penyelam terdiri dari enam orang dari delapan jumlah anggota tim yang bekerja saat itu di laut. Sebanyak dua orang adalah tenaga ahli berpengalaman yang bersertifikat instruktur turun bersamaan dan dua orang tetap berjaga di kapal.

Mereka melakukan penyelaman di Pulau Gili Tepekong, Kabupaten Karangasem, Bali, bermaksud memeriksa alat pendataan pola gerak hiu bagian dari Program Penelitian Pola Gerak Hiu.

Tim peneliti gabungan melakukan penyelaman untuk mengambil alat pendataan pola gerak hiu (receiver) dan berencana untuk menggantinya dengan receiver baru. Saat tiba di lokasi, tim menunggu sekitar satu jam sebelum melakukan penyelaman hingga arus permukaan tenang dengan kondisi cuaca berawan.

Setelah 10 menit penyelaman, satu per satu anggota tim muncul ke permukaan, namun hingga lebih dari 20 menit, Surya tak kunjung muncul. “Maaf, saya belum bisa mengangkat telpon dan ngasih keterangan. Mohon doanya supaya rekan kami segera ketemu dengan selamat ya,” kata Pumpun dari BPSPL Denpasar.

Anggota tim program penelitian pola gerak hiu ini adalah Faqih Akbar Alghozali (Yayasan WWF Indonesia), Rita Rachmawati (Pusat Riset Perikanan Badan Riset Sumber Daya Manusia KKP), Mahardika Rizqi Himawan (WWF Indonesia), Muhammad Wiralaga D.G. (WWF Indonesia), I Gede Surya Risuana (DKP-Bali), dan Yuniarti Karina Pumpun (BPSPL Denpasar).

Selain itu ada tenaga ahli independen WWF Indonesia sebagai Receiver 
Deployment and Monitoring Expert yakni Riyan Heri dan Agus Wirawan. Sedangkan dua lainnya adalah Kapten kapal I Nengah Sumarja dan Haeruman sebagai anak buah kapal.

baca : Banyak Kecelakaan Wisata Laut di Nusa Penida Bali. Ada Apa?

 

I Gede Surya Risuana, penyelam dari DKP Provinsi Bali yang hilang dalam penelitian pola gerak hiu di perairan Kabupaten Karangasem, Bali, pada Sabtu (12/12/2020). Foto : WWF Indonesia

 

Yayasan WWF Indonesia selaku pengelola kegiatan penyelaman tersebut segera menghubungi dan meminta pertolongan kepada tim SAR gabungan dari BASARNAS Bali, POLAIRUD Karangasem, BAKAMLA, Balawista, dan TNI AL pos TNI Candidasa.

I Gusti Ngurah Eka Wiyadnyana, Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem yang dikonfirmasi Mongabay Indonesia pada Senin (14/12/2020) mengatakan selama pencarian cuaca buruk seperti gelombang tinggi.

“Masih di pencarian, sementara masih nihil. Cuaca buruk karena arus tinggi, boat jam 6 pagi turun di Pantai Jasri ke arah Timur sampai Seraya Timur,” jelasnya. Namun karena cuaca buruk, boat harus menepi sesaat.

Tim penyelamat menurutnya harus menyesuaikan kondisi cuaca. Upaya pencarian di bawah laut juga tergantung arus permukaan dan arus bawah. “Kalau cuaca buruk tak bisa menyelam. Kalau bagus bisa mencari di lokasi penyelaman. Mengajak pemandu dan dive master,” tambahnya.

Pencarian di laut menurutnya lebih sulit, berbeda dengan sungai. Tim pencari terdiri dari 12 personel Badan SAR Nasional (BASARNAS), satu Rigit Inflatable Boat (RIB) BASARNAS, satu RIB BAKAMLA, satu speed boat Polair Polres Karangasem, dan satu Speed Boat Polair Polda Bali Pos Padangbai.

Surya telah menjadi bagian tim peneliti sejak bulan September 2020, yaitu sebagai tim pendukung saat pemasangan alat receiver dan tim pemasang alat penanda pada hiu. “DKP Provinsi Bali secara resmi memberikan penugasan kepada I Gede Surya Risuana sebagai tim peneliti gabungan di program Penelitian Pola Gerak Hiu,” sebut I Made Sudarsana, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali dikutip dari siaran pers bersama.

baca juga : Ada Derita di Balik Keindahan Foto Bawah Laut

 

Gabungan Tim SAR  mencari hilangnya seorang penyelam muda I Gede Surya Risuana, anggota tim penelitian pola gerak hiu di perairan Kabupaten Karangasem, Bali, pada Minggu (13/12/2020). Foto : Tim BASARNAS Bali

 

Imam Musthofa
, Head of Marine and Fisheries Yayasan WWF Indonesia yang dikonfirmasi mengatakan program pemantauan pola gerak hiu ini adalah kegiatan bersama. Progam ini untuk mendukung pemerintah mendeteksi habitat dan migratory, pola gerak spesies terancam penuh Hiu Martil dan Hiu Tikus untuk menjawab masalah ancaman by-catch dan CITES. Penelitian disebut mengikuti prosedur pusat sampai daerah. Penelitian tahun ini dijadwalkan juga di daerah lain seperti Lombok Barat. “Tapi fokus di Bali karena hambatan pandemi, sumber daya juga terbatas,” jelasnya.

Ia menyebut receiver bisa diangkat saat dua penyelam berpengalaman turun lagi untuk penyelamatan setelah melapor ke BASARNAS.

 

Kronologis Hilang dan Pencarian

Kronologis hilang dan pencarian Surya sebagai berikut. Pada Sabtu (12/12/2020), sekitar pukul 08.30 WITA, rombongan tim peneliti Proyek Penelitian Pola Gerak Hiu (8 orang) berangkat dari Pantai Semawang, Sanur, menggunakan kapal EPSILON 2 yang dinahkodai kapten kapal dan satu orang ABK, menuju perairan antara Karangasem dan Nusa Penida untuk menyelam di sekitar Pulau Gili Tepekong. Anggota tim peneliti harus memiliki kondisi kesehatan yang baik, tim penyelam disyaratkan memiliki sertifikasi selam tingkat lanjut (advanced open water), dan sudah melakukan sedikitnya 50 penyelaman sebelumnya.

Penyelaman dilakukan untuk monitoring alat penerima sinyal (receiver) di kedalaman sekitar 32 meter yang dipasang pada 12 September 2020 untuk mengunduh data pola pergerakan hiu yang sudah didapat dalam waktu tiga bulan (September-Desember). Kemudian menempatkan receiver yang baru untuk memantau pola pergerakan hiu selama tiga bulan kedepan.

Sekitar pukul 09.30 WITA, Kapal EPSILON 2 beserta rombongan tiba di perairan sebelah barat Gili Tepekong, Karangasem. Kondisi cuaca saat itu berawan dan keadaan laut berarus kuat di permukaan. Tim memutuskan untuk menunda penyelaman hingga kondisi laut lebih tenang. Pukul 10.30, tim menilai kondisi laut sudah lebih baik dan arus tenang, dan memutuskan melakukan entry dive pertama pada pukul 10.42 WITA. Tim yang beranggotakan enam orang penyelam melakukan entry bersamaan. Sebelum menyelam, dilakukan pengecekan alat dan semua alat dalam kondisi baik.

Selang 10 menit, Wiralaga naik pertama karena tertinggal dengan yang lain dari estimasi kedalaman 20 m. Berikutnya, Yuniarti Karina Pumpun naik ke permukaan, diikuti Mahardika Rizqi Himawan dari kedalaman yang sama dengan Pumpun. Riyan Heri adalah anggota berikutnya yang naik ke permukaan setelah 13 menit dan terakhir Agus Wirawan naik setelah 18 menit. Kemungkinan besar I Gede Surya Risuana telah terpisah dari tim dalam 10 menit pertama yang diduga karena terbawa arus.

Karena Surya belum muncul di permukaan, sekitar pukul 11.20 WITA, tim peneliti (Yayasan WWF Indonesia selaku pengelola kegiatan) menghubungi BASARNAS dan POLAIRUD

perlu dibaca : Cerita Tragis Para Nelayan Penyelam Kompresor

 

Gabungan Tim SAR  mencari hilangnya seorang penyelam muda I Gede Surya Risuana, anggota tim penelitian pola gerak hiu di perairan Kabupaten Karangasem, Bali, pada Minggu (13/12/2020). Foto : Tim BASARNAS Bali

 

Hari itu langsung dilakukan pencarian hari pertama. Kira-kira pukul 14.50 WITA, dilakukan pencarian dengan penyelaman oleh 2 anggota tim peneliti (Riyan dan Agus) dengan batas waktu maksimal 30 menit, karena kondisi perairan masih berarus kencang. Tim BASARNAS dan POLAIRUD melalukan pencarian ke area timur, barat, dan selatan dengan radius 1 km dengan jalur sweeping melingkar dari Selatan Gili Tepekong, dibantu oleh Coast Guard dan Paradise Dive Operator.

Pencarian hari kedua pada Minggu, 13 Desember 2020, BASARNAS Bali menambahkan upaya pencarian di area pencarian via udara menggunakan Helikopter Basarnas BOLCOW BO-105 HR-1521 dipimpin oleh Mayor Laut Handra Mildiawan selaku pilot dan Letda Laut Tanta Ananda S selaku co pilot.

Tim Gabungan Basarnas akan terus melanjutkan pencarian sesuai standar pelaksanaan operasi SAR 7 hari.

Surya adalah penelam muda yang aktif dalam sejumlah program konservasi di organisasi LSM dan pemerintah. Ia memiliki total penyelaman >80 logs dive
. Terakhir menyelam pada 26 November 2020
 dengan pengalaman menyelam mengikuti arus kencang atau drift dive di Nusa Penida.

 

Gabungan Tim SAR masih mencari hilangnya seorang penyelam muda I Gede Surya Risuana, anggota tim penelitian pola gerak hiu di perairan Kabupaten Karangasem, Bali, pada Minggu (13/12/2020). Foto : Tim BASARNAS Bali

 

Exit mobile version