Mongabay.co.id

IUCN Red List : 31 Jenis Satwa Punah dan Semua Lumba-lumba Air Tawar Terancam Punah

 

Lembaga internasional konservasi alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN) mengumumkan update terbaru dari daftar merah spesies terancam punah pada Kamis, 10 Desember 2020 kemarin.

Dalam daftar tersebut, IUCN menyatakan ada 31 spesies dinyatakan punah (extinct) dan semua spesies lumba-lumba air tawar dunia sekarang dinyatakan terancam punah (threatened with extinction).

Sedangkan Bison Eropa (Bison bonasus), mamalia darat terbesar di Eropa, telah diubah status konservasinya dari rentan (vulnerable) menjadi hampir terancam (near threatened) berkat upaya konservasi yang berkelanjutan.

Saat ini terdapat 128.918 spesies dalam Daftar Merah IUCN, dimana 35.765 di antaranya terancam punah (threatened with extinction).

Direktur Jenderal IUCN, Dr. Bruno Oberle mengatakan pemulihan bison Eropa dan 25 spesies lainnya yang tercatat dalam pembaruan Daftar Merah IUCN hari ini menunjukkan kekuatan konservasi.

“Namun daftar spesies Punah yang terus bertambah merupakan pengingat yang kuat bahwa upaya konservasi harus segera diperluas. Untuk mengatasi ancaman global seperti perikanan yang tidak berkelanjutan, pembukaan lahan untuk pertanian, dan spesies invasif, konservasi perlu dilakukan di seluruh dunia dan dimasukkan ke dalam semua sektor ekonomi,” kata Bruno dalam keterangan resmi dalam website IUCN.

Sedangkan Direktur Global IUCN’s Biodiversity Conservation Group, Dr. Jane Smart mengatakan keberhasilan konservasi dalam pembaruan Daftar Merah IUCN memberikan bukti nyata bahwa dunia dapat menetapkan dan memenuhi target ambisius keanekaragaman hayati.

“Daftar Merah IUCN itu selanjutnya menyoroti kebutuhan akan komitmen yang nyata dan terukur saat kami merumuskan dan menerapkan kerangka kerja keanekaragaman hayati global pasca-2020,” kata Jane.

baca : Lima Satwa yang ‘Hidup Kembali’ dari Kepunahan

 

Awetan holotipe spesimen the lost shark (Carcharhinus obsolerus) betina yang tersimpan di Bangkok. Foto : blog.csiro.au

 

Punah

Hiu yang hilang atau the lost shark (Carcharhinus obsoletus), yang baru dideskripsikan secara resmi tahun lalu, masuk dalam Daftar Merah sebagai satwa terancam punah yang mungkin telah punah (Critically Endangered to Possibly Extinct). Spesies dengan habitat di Laut China Selatan ini terakhir tercatat pada tahun 1934. The Lost Shark ini ditangkap secara ekstensif selama lebih dari satu abad dalam kawasan laut yang paling banyak dieksploitasi di dunia. Karena kecil kemungkinannya spesies tersebut bertahan di bawah tekanan berat ini, the lost shark kemungkinan sudah punah.

baca juga : Sejumlah Spesies Ikan Baru dan Langka Ditemukan di Hutan Harapan Jambi

 

Beberapa jenis ikan air tawar cypirinidae yang berhabitat di Danau Lanao Filipina, dinyatakan telah punah (extinct) dalam daftar merah IUCN 2020. Foto : Armi G/IUCN

 

Beberapa jenis ikan air tawar cypirinidae yang berhabitat di Danau Lanao Filipina, dinyatakan telah punah (extinct) dalam daftar merah IUCN 2020. Foto : Armi G/IUCN

 

Sedangkan seluruh jenis ikan air tawar endemik Danau Lanao yang berjumlah jenis 17 yang berhabitat di Filipina, 15 jenis diantaranya dinyatakan telah punah (extinct) dan dua spesies dinyatakan sangat terancam mungkin punah (critically endangered to possibly extinct). Kepunahan ini disebabkan oleh spesies predator yang masuk ke habitat itu, diperparah dengan metode penangkapan ikan yang berlebihan dan merusak.

baca juga : Hiu Unik Terancam Punah ini Tertangkap Nelayan di Pohuwato

 

Katak Atelopus chiriquensis yang hidup di Amerika Tengah yang dinyatakan punah dalam daftar merah IUCN 2020. Foto : IUCN

 

Dari Amerika Tengah, tiga spesies katak juga dinyatakan punah (extinct). Sedangkan 22 spesies katak di Amerika Tengah dan Selatan diubah statusnya menjadi sangat terancam punah dan mungkin sudah punah (critically endangered to possibly extinct).

Penyebab utama penurunan populasi katak itu adalah penyakit chytridiomycosis. Upaya konservasi untuk melindungi habitat kritis membantu pemulihan populasi beberapa spesies amfibi lainnya. Diantaranya adalah Katak Pohon Oaxaca (Sarcohyla celata), yang berubah status dari sangat terancam punah atau kritis ke hampir terancam (critically endangered to near threatened) berkat tindakan komunitas lokal di Meksiko.

 

Lumba-lumba air tawar Tucuxi (Sotalia fluviatilis) yang saat ini berstatus terancam dalam Daftar Merah IUCN 2020. Foto : Fernando Trujillo/IUCN

 

Semua Lumba-lumba Berstatus Terancam

Dengan berubahnya status konservasi lumba-lumba tucuxi (Sotalia fluviatilis) dari data kurang (data deficient) ke genting (endangered), semua spesies lumba-lumba air tawar dunia sekarang terdaftar sebagai terancam (kritis, terancam dan rentan) di Daftar Merah IUCN.

Spesies lumba-lumba abu-abu kecil yang ditemukan di daerah aliran sungai Amazon, Amerika Latin ini telah sangat berkurang karena kematian yang tidak disengaja pada alat tangkap (by catch), pembendungan sungai dan polusi.

IUCN menyatakan pelarangan pembunuhan tucuxi, mengurangi penggunaan jaring ikan tirai (gillnets) di badan sungai dan mengurangi jumlah bendungan di habitat tucuxi adalah prioritas yang harus dilakukan untuk memulihkan populasinya.

 

Tumbuhan berbunga Lambertia echinata dari famili protea di Pantai Cheynes, Australia barat. Famili ini statusnya berubah menjadi rentan (vulnerable), terancam punah (endangered) atau sangat terancam punah (critically endangered). Foto : Tony Auld/IUCN

 

Tanaman Famili Protea dan Pohon Ek dalam Tekanan

Setelah dinilai secara komprehensif dalam pembaharuan daftar merah IUCN, terungkap sebanyak bahwa 45% atau 637 jenis dari 1.464 spesies tumbuhan berbunga famili protea yang hidup terutama di belahan bumi selatan berubah status menjadi rentan (vulnerable), terancam punah (endangered) atau sangat terancam punah (critically endangered).

Banyak spesies famili protea ini hidup dalam habitat terbatas sehingga lebih rentan terhadap penyebaran spesies asing invasif, perubahan siklus kebakaran alami yang disebabkan oleh manusia dan terkait dengan perubahan iklim, serta alih fungsi lahan menjadi pertanian.

 

Tumbuhan berbunga Telopea speciosissima dari famili protea. Famili ini statusnya berubah menjadi rentan (vulnerable), terancam punah (endangered) atau sangat terancam punah (critically endangered). Foto : Tony Auld/IUCN

 

Famili protea mencakup tiga spesies Macadamia – spesies yang sama yang menghasilkan tanaman kacang macadamia yang dibudidayakan – yang telah masuk dalam Daftar Merah IUCN karena terancam punah di alam liar. Kacang macadamia (Macadamia integrifolia) terdaftar sebagai rentan (vulnerable), sedangkan M. ternifolia dan M. tetraphylla terdaftar sebagai terancam punah (endangered).

Pembaharuan data pohon ek mengungkapkan bahwa hampir sepertiga atau 113 dari 430 spesies terancam punah (threatened with extinction). Sembilan pohon ek Asia masuk dalam Daftar Merah IUCN yang sudah sangat terancam punah menuju punah di alam liar (possibly extinct or possibly extinct in the wild).

Jumlah spesies yang terancam punah tertinggi ada di China dan Meksiko, diikuti oleh Vietnam, Amerika Serikat, dan Malaysia. Pembukaan lahan untuk pertanian dan penebangan adalah ancaman paling umum di Cina, Meksiko dan Asia Tenggara. Spesies asing yang invasif dan penyakit serta perubahan iklim adalah ancaman utama bagi pohon ek di Amerika Serikat.

 

Pohon ek Quercus brandegeei. Foto : The Morton Arboretum/IUCN

 

Exit mobile version