Mongabay.co.id

Memetakan Potensi Ikan Asli Indonesia untuk Kegiatan Ekonomi

Butini, ikan endemik Danau Matano, yang kini sulit ditemukan. Ikan-ikan asing seperti louhan malah menguasai danau. Foto: Eko Rusdianto/Mongabay Indonesia

 

Pemanfaatan ikan asli Indonesia yang ada di berbagai wilayah perairan untuk kebutuhan industri perikanan nasional, sampai saat ini masih belum dilakukan dengan baik. Bahkan, untuk industri perikanan budi daya, ikan lokal juga masih belum banyak dimanfaatkan.

Dari 4.782 spesies ikan asli Indonesia yang ada saat ini, tercatat baru enam jenis saja yang sudah dimanfaatkan untuk perikanan budi daya. Semuanya sudah masuk dalam data resmi statistik perikanan yang dikumpulkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Direktur Jenderal Perikanan Budi daya KKP Slamet Soebjakto mengatakan, saat ini tercatat baru kisaran 18 hingga 20 persen saja jenis komoditas perikanan budi daya yang sudah masuk dalam pendataan statistik perikanan.

“Sisanya, tergolong ikan lainnya yang jumlahya masih sedikit,” ucap dia belum lama ini di Jakarta.

Ikan yang dimaksud, tidak lain adalah enam jenis ikan lokal seperti baung (Hemibagrus), papuyu atau betok (Anabas testudineus), gabus (Channa striata), toman (Channa micropeltes), jelawat (Leptobarbus hoevenii), dan belida (Chitala sp.).

baca : Menyelamatkan Ikan Endemik Asli Indonesia dari Ancaman Kepunahan

 

Ikan belida (Chitala), salah satu ikan endemik Indonesia yang dikembangkan KKP menjadi ikan budi daya. Foto : Ditjen Perikanan Budidaya KKP

 

Di luar enam jenis ikan tersebut, Slamet menyebut bahwa masih ada ribuan jenis ikan asli Indonesia yang berpotensi untuk dijadikan komoditas andalan perikanan budi daya. Ikan-ikan tersebut, ada yang berasal berbagai wilayah perairan di seluruh Indonesia.

Di masa mendatang, dia meyakini kalau ikan lokal akan berperan sangat penting dalam produksi perikanan budi daya secara nasional. Dengan potensi yang masih sangat banyak untuk dikembangkan, ikan lokal juga akan bisa mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dan menyerap tenaga kerja.

Diketahui, saat ini total ada 4.782 spesies ikan asli Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah perairan. Dari jumlah tersebut, ikan air tawar memiliki 1.248 spesies, ikan laut dengan 3.534 spesies, ikan endemik 130 spesies, introduksi 120 spesies, terancam punah 150 spesies, dan invasif sebanyak 13 spesies.

Untuk mengembangkan ikan asli Indonesia, Slamet menyebut bahwa saat ini ada tiga unit pelaksana teknis (UPT) KKP yang mengambil peran tersebut. Di antaranya adalah Balai Perikanan Budi daya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.

Di sana, pengembangan ikan asli Indonesia difokuskan pada jenis jelawat, baung, kapiat (Barbonymus schwanenfeldii), nilem (Osteochilus vittatus), patin jambal (Pangasius djambal), tambakan (Helostoma temminckii), dan Papuyu.

Kemudian, Balai Besar Perikanan Budi daya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Di sana, pengembangan difokuskan pada baung, dan tawes (Barbonymus gonionotus). Serta, di BPBAT Mandiangin di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

“Di sana, fokus pengembangan yang dilakukan adalah untuk melaksanakan diseminasi budi daya ikan papuyu, dan gabus,” tutur Slamet.

Selain fokus pada ikan lokal untuk konsumsi, KKP juga fokus untuk mengembangkan potensi ikan hias dari jenis lokal yang ada di perairan Indonesia. Mereka adalah ikan arwana (Osteoglossidae), botia (Botia Macracanthai), pelangi merah (Glossolepis incisus), cupang alam (Betta channoides), tigerfish (Datnioides microlepis), dan balashark (Balantiocheilos melanopterus).

baca juga : Begini Nasib Payangka, Ikan Endemik Danau Tondano

 

Ikan papuyu atau bentik (Anabas testudineus), salah satu ikan endemik Indonesia yang dikembangkan KKP menjadi ikan budi daya. Foto : Ditjen Perikanan Budidaya KKP

 

Strategi Pengembangan

Slamet mengungkapkan, mengingat banyaknya jenis ikan asli Indonesia yang saat ini ada, dia ingin mengembangkan beberapa di antaranya untuk dijadikan komoditas budi daya perikanan. Pengembangannya, akan diarahkan untuk pembenihan (breeding) agar bisa digunakan untuk kegiatan usaha budi daya perikanan.

“Kita ingin memasukan komoditas lokal yang lain yang potensial,” tegas dia.

Agar bisa mewujudkan rencana tersebut, Slamet meminta Badan Riset dan Sumber daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP bersama lembaga riset lainnya untuk bisa memberikan rekomendasi terkait ikan asli Indonesia apa saja yang bisa dikembangkan dan sudah dieksploitasi masyarakat untuk kebutuhan konsumsi.

Dengan segala potensi yang dimiliki sekarang, dia merasa yakin bahwa ikan asli Indonesia bisa dikembangkan untuk dijadikan komoditas ekonomi. Dalam pengembangannya, itu dilakukan dengan menjalankan prinsip perikanan berkelanjutan yang sudah dilaksanakan KKP.

“Bukan hanya mengandalkan peningkatan produksi saja, namun harus memperhatikan faktor lingkungan, ekonomi, dan juga sosial,” tambah dia.

Demi memudahkan rencana untuk mengembangkan ikan asli Indonesia, Slamet mengaku sudah menyiapkan langkah-langkahnya. Pertama, adalah menata sentra produksi khusus untuk ikan lokal dengan dukungan teknologi budi daya dari UPT yang sudah ada.

“Tugas UPT melakukan domestikasi ikan lokal sehingga akan mampu dikuasai proses produksi benihnya dan sistem produksinya untuk menunjang proses pembesaran dalam sistem budidaya,” terang dia.

perlu dibaca : Begini Usaha KKP Selamatkan Ikan Belida Endemik di Sungai Musi. Seperti Apa?

 

Salah satu jenis ikan endemik Indonesia yang dikembangkan KKP menjadi ikan budi daya. Foto : Ditjen Perikanan Budidaya KKP

 

Kedua, pengembangan infrastruktur dan konektivitas dengan melibatkan kementerian dan lembaga lain di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Dengan demikian, di masa mendatang semua kementerian dan lembaga yang terkait harus mendukung pengembangan budi daya ikan asli Indonesia.

Langkah ketiga yang sudah disiapkan KKP, adalah melalui peningkatan produksi budi daya, khususnya dalam penyediaan input produksi. Salah satu input produksi yang sangat penting, tidak lain adalah benih.

Agar itu bisa berjalan baik, diperlukan penguatan-penguatan terhadap Unit Pembenihan Rakyat (UPR). Selain memperkuat UPR yang sudah ada sekarang, KKP juga akan menambah lagi kegiatan UPR untuk fokus memperkuat ikan asli Indonesia.

Berikutnya, langkah keempat adalah berkaitan dengan manajemen kesehatan ikan dan lingkungan. Meski sampai sekarang belum ada masalah terkait kesehatan dan lingkungan pada budi daya ikan lokal, namun diharapkan penerapan cara budi daya ikan yang baik (CBIB) bisa dilakukan pada budi daya ikan tersebut.

“Itu untuk menghindari masuk atau terkontaminasinya penyakit pada sistem budi daya,” ujar dia.

Kelima, langkah yang sudah disiapkan adalah penguatan usaha berbasis akses pasar. Langkah tersebut disiapkan, karena Slamet meyakini bahwa ikan asli Indonesia masih sangat kuat di pasar domestik. Namun, beberapa waktu ini permintaan juga sudah mulai datang dari negara lain seperti Tiongkok.

baca juga : Danau-danau Ini Hadapi Masalah Sampah sampai Ikan Endemik Makin Langka

 

Salah satu jenis ikan endemik Indonesia yang dikembangkan KKP menjadi ikan budi daya. Foto : Ditjen Perikanan Budidaya KKP

 

Keenam, yaitu melakukan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK). Langkah ini menjadi penting, karena untuk mengetahui ikan asli Indonesia mana saja yang sudah biasa dikonsumsi oleh masyarakat dan bisa dikembangkan.

“Sehingga ikan-ikan tersebut bisa kita budidayakan,” tambah dia.

Langkah terakhir yang sudah disiapkan, adalah melaksanakan penguatan kelembagaan dan komitmen antar pemangku kepentingan. Langkah ini juga tak kalah pentingnya, karena selama ini sudah ada kegiatan eksploitasi pada ikan lokal dan diharapkan itu bisa dikendalikan untuk kelestarian populasi.

 

Domestikasi Ikan

Kepala BPBAT Mandiangin Andy Artha Octopura pada kesempatan terpisah menjelaskan bahwa peluang budi daya ikan asli Indonesia masih sangat besar. Hal itu, karena pengembangannya mudah dilakukan, dan penguasaan teknologi aplikati serta inovatif juga sudah berhasil.

“Lalu peluang pasar dan preferensi konsumen tinggi, serta upaya konservasi plasma nuftah ikan asli daerah,” tutur dia.

Pengembangan ikan asli Indonesia melalui budi daya perikanan, dinilai menjadi kunci untuk melaksanakan pelestarian seluruh ikan lokal. Hal tersebut diungkapkan oleh Perekayasa Ahli Utama dari Pusat Riset Perikanan Budidaya BRSDM KKP Endhay Kusnendar.

Untuk spesies ikan asli Indonesia yang berhasil dilakukan domestikasi, dia menyebut bahwa itu harus terus dikembangkan agar tetap lestari. Domestikasi yang dimaksud, adalah sudah bisa dilakukan pembenihan sampai ke tahap pembesaran.

 

Salah satu jenis ikan endemik Indonesia yang dikembangkan KKP menjadi ikan budi daya. Foto : Ditjen Perikanan Budidaya KKP

 

***

 

Keterangan foto utama : Butini, ikan endemik Danau Matano, yang kini sulit ditemukan. Ikan-ikan asing seperti louhan malah menguasai danau. Foto: Eko Rusdianto/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version