Mongabay.co.id

Hiu Paus, Termasuk Kelompok Ikan atau Mamalia?

Hiu paus yang terpantau di perairan Papua Barat yang sebagian besar merupakan jantan. Foto: Shawn Heinrichs/Conservation International

 

 

Hiu paus [Rhincodon typus] atau whale shark merupakan satwa laut terbesar yang masih hidup di dunia hingga saat ini. Panjangnya bisa mencapai 20 meter dengan bobot badan mencapai 34 ton. Cukup mudah mengidentifikasinya, yakni ada totol-totol putih pada tubuhnya.

Satu wilayah yang cukup mudah bagi pengunjung untuk melihat langsung hiu paus berada di Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Pengunjung cukup naik perahu yang bahkan tak sampai lima menit, langsung bisa berinteraksi dengan satwa ini. Cara lainnya adalah dengan melakukan snorkeling atau sambil berenang, serta dengan cara menyelam.

Mudahnya manusia berinteraksi dengan hiu paus karena satwa laut ini begitu jinak. Meski demikian tidak dianjurkan bagi pengunjung untuk terlalu dekat dan menyentuh tubuh hiu paus, apalagi sampai menungganginya. Lantas kenapa satwa besar yang menyemat gabungan antara nama “hiu” dan “paus” ini begitu jinak?

Baca: Wisata Hiu Paus di Gorontalo Harus Utamakan Konservasi

 

Seorang peneliti menyelam bersama hiu paus atau whale sharks di Teluk Cendrawasih, Papua. Foto: Shawn Heinrichs / Conservation International

 

Hiu paus memiliki cara makan unik. Bisa dengan cara berenang sambil menyaring air, berenang dengan menyedot air, atau diam di tempat secara vertikal sambil menyedot air. Meski ada aktivitas manusia di dekatnya, hiu paus seolah tak peduli. Bahkan, bisa berinteraksi dengan manusia yang memberikannya makanan. Karena sifatnya yang jinak tersebut, hiu paus ini terkadang disebut dengan “hiu bodoh.”

Frensly D Hukom, dari Pusat Penelitian Oseanografi-Lipi, dalam Jurnal Oseana [2016], menyebutkan bahwa hiu paus adalah satu-satunya anggota dari Marga Rhincodon dan Suku Rhincodontidae [disebut Rhincodon dan Rhinodontidae sebelum 1984], termasuk dalam sub kelas Elasmobranchii pada kelas Chondrichthyes.

Dinamakan hiu paus karena ukuran tubuhnya yang sangat besar dan bentuk kepalanya tumpul seperti paus. Disebut pula dengan nama hiu tutul, merujuk pada pola warna di punggungnya yang bertotol-totol, serupa bintang di langit. Hiu paus mengembara di samudera tropis dan lautan beriklim hangat dan dapat hidup hingga sia 70 tahun. Spesies ini dipercaya berasal dari sekitar 60 juta tahun silam.

Baca: Hiu Terbesar Tapi Jinak Dan Bukan Karnivora, Begini 9 Fakta Menarik Tentang Hiu Paus  

 

Hiu paus di perairan Teluk Cendrawasih, Kabupaten Nabire, Papua Barat. Foto: Conservation International Indonesia

 

Menurut Frensly, hiu paus merupakan satu dari tiga spesies hiu, yang diketahui makan dengan cara menyaring air laut. Makanannya antara lain adalah plankton, krill, larva kepiting pantai, makro alga, serta hewan-hewan kecil nektonik seperti cumi-cumi atau vertebra kecil. Hiu paus juga diketahui memangsa ikan-ikan kecil serta hamburan jutaan telur dan sperma ikan yang melayang di air laut selama musim memijah. Juga, memangsa ubur-ubur dan larva ikan kakap.

Selain itu, hiu paus memiliki mulut besar yang lebarnya bisa sampai 1,4 meter. Mulutnya berada di ujung moncongnya, bukan pada bagian bawah kepala seperti ikan hiu pada umumnya. Hiu paus dikenal dengan bentuk kepalanya yang lebar dan gepeng dengan mulut, garis insang dan sirip punggung [dorsal] pertama yang besar dan pola totol-totol putih, serta garis di kulitnya yang cenderung keabuan. Kulitnya sangat tebal, mencapai 10 cm.

“Hiu paus memiliki 3.000 gigi yang sangat kecil tetapi jarang digunakan karena merupakan penyaring makanan [filter feeder] dengan menggunakan insangnya yang besar,” ungkap Frensly dalam jurnal itu.

Baca: Penelitian: Inilah Pola Kemunculan Hiu Paus di Gorontalo

 

Kehadiran hiu paus di pantai Botubarani, Gorontalo beberapa waktu lalu yang menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Foto: Adiwinata Solihin

 

Hiu raksasa ini makan secara pasif dengan cara membuka mulutnya lebar-lebar sambil berenang pelahan. Ia membiarkan air laut masuk secara leluasa dan keluar di belakang rongga mulut melalui celah insang, sementara makanannya tersaring oleh lembar-lembar penyaring di mulutnya. Adakalanya, hiu paus makan secara aktif dengan membuka dan menutup mulutnya, sehingga air laut terhisap masuk rongga mulut dan kemudian tertekan keluar melalui celah insang.

Pada kedua cara itu, air akan menembus lembaran filter yang merupakan modifikasi dari sisir saring insang, yang letaknya sejajar dengan lembar-lembar itu. Aliran makanan yang lebih pekat terus berjalan ke kerongkongan. Deretan gigi-gigi kecil di mulut ikan ini sepertinya tidak berperan dalam proses makan. Sesekali, hiu paus terlihat ‘batuk’ dalam air; hal ini merupakan mekanisme untuk membersihkan lembaran filter dari kotoran yang menyumbat.

Baca: Sejauh Ini, Tidak Ada Hiu Paus Betina di Gorontalo

 

Hiu paus di Botubarani yang menjadi magnet wisatawan. Foto: Christopel Paino/Mongabay Indonesia

 

Dalam buku berjudul Hiu Paus di Botubarani, Gorontalo, [BPSPL Makassar, 2016], disebutkan kata “paus” pada hiu paus sebenarnya mengacu pada paus baleen, mamalia laut berukuran besar yang memiliki sikat atau ijuk [baleen] sebagai pengganti gigi.

Baleen berfungsi menyaring dan menangkap mangsa berukuran kecil, yaitu udang-udangan, sehingga satwa ini dijuluki filter feeder. Namun, hiu paus menggunakan organ penyaring berpori-pori kecil [dalam ukuran milimeter] berupa insang yang berjumlah lima pasang pada bagian kanan dan kiri tubuhnya.

Dalam buku tersebut dikatakan bahwa hiu paus termasuk dalam Ordo Orectolobiformes [hiu karpet] dan merupakan satu-satunya spesies dalam Famili Rhincodontidae. Hiu paus tidak memilki hubungan kekerabatan yang cukup dekat dengan spesies lain dalam Ordo Orectolobiformes. Namun, spesies ini memiliki beberapa karakteristik tubuh yang mirip dengan hiu karpet lain seperti hiu lanjaman [nurse shark] dan hiu belimbing [zebra shark].

“Sebagai contoh, semua hiu karpet memiliki dua sirip punggung dan satu mulut yang terletak di bagian depan tubuhnya, tepatnya di depan bagian mata,” tulis para peneliti.

 

Pengambil foto ID hiu paus di Botubarani, Gorontalo, dilakukan untuk pendataan. Foto: Christopel Paino/Mongabay Indonesia

 

Hiu paus juga memiliki lubang hidung yang mirip lubang hidung pada hiu belimbing. Garis-garis horizontal di tubuh hiu paus mirip dengan garis-garis pada tubuh hiu lanjaman. Garis-garis tersebut berfungsi sebagai indera hiu paus untuk mengetahui kondisi fisik perairan.

Berbeda dengan paus baleen yang memiliki ciri-ciri khas mamalia, hiu paus termasuk dalam jenis hiu [ikan besar]. Walaupun keduanya bertubuh besar, hiu paus tidak bernapas dengan paru-paru, melainkan dengan insang.

Pengaturan suhu tubuh hiu paus juga dipengaruhi oleh suhu perairan di sekitarnya [ektotermik]. Hal ini yang membuat hiu paus bergantung pada kualitas air, tempat ia hidup.

 

 

Exit mobile version