Mongabay.co.id

Danau Rana Mese, Hening dalam Dekapan Dua Gunung Berapi

 

Siang itu, cuaca nampak bersahabat. Persis di sebelah utara jalan negara Trans Flores Ruteng-Borong sedikit menanjak, terdapat gapura. Sebuah tulisan terpampang pertanda lokasi wisata Danau Rana Mese berada.

Di tengah pendemi COVID-19 yang melanda, siang itu, Minggu (10/1/2021) kawasan wisata ini nampak sepi pengunjung. Selepas membayar tiket masuk Rp5 ribu per orang, Mongabay Indonesia pun mencoba menelusuri danau ini.

Danau ini berada di Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, NTT. Danau ini berada di Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng yang dikelola BKSDA NTT melalui Seksi Konservasi Wilayah III Ruteng.

TWA Ruteng merupakan TWA terluas di Indonesia dengan luas mencapai 32.245,6 ha berbatasan dengan 57 desa dan 9 kecamatan. Sementara Danau Rana Mese berada di bawah pengelolaan Resort Konservasi Wilayah (RKW) TWA Ruteng Wilayah III. Luasnya mencapai 12.102,67 ha.

 

Asri dan Sejuk

Beberapa jenis pohon berbahasa Manggarai semisal Giro (Sauravia ver heyeni), Natu (Palagium), Labe (Ficus fistulosa), Lui (Frasimus griffithi) menyambut di jalan masuk menuju danau.

Terlihat beberapa jenis anggrek hutan seperti  Dendrobium hymenophyllum, Vanda limbata, Pholidota imbricate, Spathoglottis plicata, Liparia latifolia dan anggrek kantong semar (Paphiopedilum schoseri).

Areal sekeliling danau nampak hijau ditumbuhi pepohonan bahkan jalan semen di sekeliling areal danau tampak tertutup lumut. Kesejukan menyeruak saat berjalan menuju danau sejauh sekitar 100 meter dari areal parkir kendaraan.

baca : Begini Tren Pariwisata di Labuan Bajo Pasca Pandemi

 

Bagian timur ujung jalan masuk danau Rana Mese di Kawasan TWA Ruteng, Kabupaten Manggarai Timur,NTT. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Sesekali kabut menutupi areal hutan sekitarnya. Pasalnya, Danau Rana Mese diapit Gunung Mandosawu (2.400 mdpl) puncak tertinggi di Manggarai Timur dan Gunung Ranaka (2.140 mdpl) puncak tertinggi kedua.

“Udaranya sejuk dan tempatnya juga asri dan hijau karena ditutupi pepohonan rindang dan kawasan hutan yan terjaga. Saat pandemi Corona, tempat ini sepi pengunjung,” sebut Rosmawati, salah satu pengunjung saat berbincang bersama Mongabay Indonesia.

Rosmawati mengaku selalu datang mencumbui keindahan danau dan areal sekelilingnya. Ia mengaku sering ke tempat ini saat hari libur untuk menghilangkan stres walupun sekedar duduk di tepi danau menatap beningnya air.

“Hutannya pun keren dengan jalan yang melingkar melewati pepohonan berlumut, mendaki dan menurun anak-anak tangga. Kita juga bisa bersantai di air terjun di dalam kawasan ini,” ucapnya bersemangat.

Sesekali terlihat Burung Belibis (Anas querquedula) dan Pecuk (Phalacroraxidae) terbang di seputaran danau. Beberapa penduduk lokal asyik memancing di sisi timur persis di pinggir danau. Seorang warga mengayuh sampan melintasi pinggir danau menjangkau seberang wilayah barat danau.

Hanya tampak beberapa wisatawan lokal dan pengendara yang mampir mencumbui keindahan danau ini. Air danau terlihat mengalir deras dan dibuang melalui sebuah saluran di sisi timur unjung anak tangga jalan masuk.

baca juga : Menengok Waturaka, Desa Ekowisata  Terbaik Nasional 

 

Danau Rana Mese, Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese,Kabupaten Manggarai Timur,NTT yang airnya selalu terisi dari mata-mata air di bagian barat danau. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Terlihat beberapa pengunjung asyik bersantai dan berpose di dermaga, sisi selatan danau. Sejatinya danau ini merupakan danau vulaknik sama seperti Danau Kelimutu di Kabupaten Ende yang terbentuk dari letusan gunung berapi.

“Tempatnya indah, sejuk dan hijau oleh pepohonan. Jalur trekingnya pun mudah dilintasi namun perlu berhati-hati. Jalannya licin akibat kabut dan rintik hujan yang terus mengguyur dan ditumbuhi lumut,” tutur Richard Leonard salah satu pengunjung.

 

Sepi Kunjungan

Kepala Resort Konservasi TWA Ruteng Wilayah III Rana Mese, Paulus Patus, dikutip dari kumparan.com Jumat (20/9/2019) mengatakan, pengunjung bisa memancing, melintas jalur trekking melintasi hutan di sekeliling danau serta menikmati air terjun.

Paulus katakan disiapkan fasilitas rekreasi berupa visitor center, shelter untuk menikmati keindahan panorama alam dan danau serta arboretum.

Diakuinya, destinasi wisata ini belum terkenal sehingga kunjungan wisatawan masih minim. Wisatawan menjadikan danau ini sebagai tempat singgah saat melintasi jalan negara Trans Flores Ruteng-Borong.

“Obyek wisata ini tidak dimasukkan dalam paket perjalanan sehingga kunjungan wisatawan sangat rendah. Obyek wisata ini menyuguhkan keindahan danau, ketenangan dan hutannya yang masih asri ditambah keindahan flora dan beberapa fauna di wilayah ini,” ungkapnya.

baca juga : Kisah Kampung yang Tenggelam di Angkernya Danau Koliheret

 

Pengunjung sedang menikmati keindahan Danau Rana Mese di Desa Golo Loni,Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur,NTT. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Untuk menikmati indahnya panorama alam di Danau Rana Mese, pengunjung hanya dikenai tarif Rp5 ribu per orang untuk wisatawan lokal dan Rp100 ribu per orang bagi wisatawan asing. Tempat parkirnya pun luas.

“Kami siapkan juga home stay dengan tiga kamar tidur bagi wisatawan yang ingin menginap di obyek wisata ini. Biayanya Rp200 ribu per malam,” tuturnya berpromosi.

Danau Rana Mese memiliki luas ± 5 Ha dengan  kedalaman ± 43 meter dan berada pada ketinggian 1.200 Mdpl. Terdapat beragam ikan seperti  nila yang sering dipancing warga. Menurut penuturan warga sekitar, terdapat juga belut di danau ini.

Legenda yang berkembang di masyarakat seperti dituturkan beberapa warga Kota Borong, dahulu kala terdapat dua danau di wilayah ini. Danau Rana Mese atau danau kecil dan Danau Rana Henbok atau danau besar yang berada di Golorutuk.

Dikisahkan, suatu masa kedua penghuni danau ini berperang. Penghuni Danau Rana Mese meminta bantuan manusia saat nyaris kalah dalam peperangan. Manusia tersebut pun dengan mudah bisa mengalahkan penguasa Danau Rana Henbok.

Penguasa Dana Rana Henbok menggunakan senjata belut yang dalam pandangan makluk halus adalah tombak. Belut tersebut pun ditebas dengan parang oleh manusia.

Akibat kekalahan yang dialami penghuni Danau Rana Henbok bayarannya menukar Danau Rana Mese menjadi lebih luas. Masyarakat meyakini legenda ini dan manusia dalam legenda tersebut diyakini merupakan leluhur warga Golo Lonidikis.

menarik dibaca : Flores Itu Tak Hanya Pulau Komodo dan Danau Kelimutu

 

Air terjun yang terdapat di dalam kawasan Danau Rana Mese di Desa Golo Loni, Kabupaten Manggarai Timur,NTT. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Dikelola BKSDA

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur Kanisius Judin saat dihubungi Mongabay Indonesia, Sabtu (20/3/2021) memebenarkan, Danau Rana Mese merupakan destinasi wisata andalan di Manggarai Timur.

Kanisius katakan, untuk Danau Rana Mese memang pengelolaannya merupakan kewenangan BKSDA NTT dan pihaknya pun tidak mencampuri itu.

Ini terjadi kata dia, karena pemerintah Kabupaten Manggarai Timur belum ada izin dari BKSDA guna mengelola destinasi wisata ini.

“Kami sudah koordinasi dengan BKSDA tapi katanya harus ada surat dari bupati kepada BKSDA. Kami bisa kelola sepenuhnya kalau sudah diserahkan ke Kabupaten Manggarai Timur dan kami siap kelola destinasi ini,” ucapnya.

Kanisius paparkan guna menggenjot kunjungan wisatawan, pihaknya telah menetapkan 5 destinasi wisata. Desa wisata ini pun sudah diresmikan.

Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, Rabu (11/11/2020) lalu melakukan launching 5 desa wisata mengambil tempat di kawasan Danau Rana Mese.

Dikutip dari beritaflores.com, lima desa wisata ini ditepapkan melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Manggarai Timur, Nomor HK/154/tahun 2020 tanggal 14 September 2020

Kelima desa yang ditetapkan tersebut yakni Desa Colol, Kecamatan Poco Ranaka, Nanga Mbaur, Kecamatan Sambi Rampas, Compang Ndejing, Kecamatan Borong; Bamo, Kecamatan Kota Komba serta Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese.

Agas menyebutkan, lima desa wisata ini merupakan pilot project pengembangan desa wisata di Kabupaten Manggarai Timur dan diharapkan menjadi pemicu tumbuhnya desa wisata lainnya.

“Desa Golo Loni harus dapat bersinergi dengan pihak Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng dengan menjadikan Danau Rana Mese daya tarik wisata edukasi dan konservasi,” pesannya.

Agas memaparkan, selain  Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese yang memiliki destinasi wisata andalan Danau Rana Mese, Desa Colol mempunyai potensi Kopi Colol. Sedangkan Desa Nanga Mbaur miliki destinasi andalan  Danau Rana Tonjong dengan keindahan bunga teratainya.

Selain itu sebutnya,  Desa Compang Ndejing memiliki obyek wisata pantai Ligota Beach serta Desa Bamo yang juga terkenal dengan wisata pantai Nangarawa Beach.

Kanisius menambahkan, di Desa Golo Loni juga 5 anak muda pegiat wisata mengelola destinasi wisata di Golo Depet di Lerang, yang menawarkan spot foto menarik.

Ia sebutkan, anak-anak muda tersebut sendiri mencatat dan pihaknya sudah intervensi dengan bantuan bagi agar mereka terus berkreasi. Pihaknya mendukung semangat anak muda dalam megelola tempat wisata termasuk menyuguhkan kopi dan makanan lokal.

“Kami sedang buatkan proposal bantuan dana untuk mendukung kreatifitas kelima anak muda ini. Kita harapkan pariwisata di Manggarai Timur bisa lebih terkenal ke depannya,” pungkasnya.

 

Exit mobile version