Mongabay.co.id

Gempa Jawa Timur 8 Orang Tewas, BMKG Minta Warga Tetap Waspada

rumah rusak akibat gempa berkekuatan 6,1 SR. (Foto : BPBD Kabupaten Malang)

rumah rusak akibat gempa berkekuatan 6,1 SR. (Foto : BPBD Kabupaten Malang)

 

 

 

 

 

Sudi, kaget setelah gempa dengan magnitudo 6,1 Skala Richer (SR) mengguncang Malang, Jawa Timur. Gempa telah merobohkan rumah kakek 70 tahun warga Desa Majangtengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang ini. “Kaget, belum pernah ada gempa separah ini,” katanya, Sabtu (10/4/21).

Sabtu pukul 14.00, gempa menguncang Jawa Timur, dengan magnitudo 6,7 SR. Setelah dianalisis dipastikan kekuatan gempa 6,1 SR. Pusat gempat berada di 90 kilometer barat daya Malang dengan kedalaman 25 kilometer.

Sekitar 25 keluarga di Desa Majangtengah memilih mengungsi di rumah tetangga. Warga turut mendirikan tenda pengungsian untuk menampung korban gempa. Rumah mereka rusak dan sebagian rata dengan tanah.

Sebagian warga berjaga di rumah yang rusak untuk menjaga barang-barang berharga. M Iqbal, mengalami luka ringan karena kejatuhan atap rumah. “Sudah menjalani perawatan di Puskesmas,” kata relawan Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Kabupaten Malang, Adila Ramadhan.

Dia bersama relawan lain mendata ada 120 rumah rusak, antara lain, tujuh rumah ambruk, rusak total, 16 rumah rusak sedang, atap rumah rusak. Sisanya, rusak ringan.

Saat kejadian, katanya, banyak warga tengah beristirahat di rumah usai dari ladang dan sawah. Saat gempa, mereka kaget dan berhamburan keluar rumah. Warga kebingungan, tak siap dan tak tahu jalur evakuasi.

Sedangkan di Kecamatan Turen, sejumlah gedung sekolah rusak. Atap gedung Madrasah Aliyah Negeri Turen amruk, sebagian dinding retak. Juga SMA Widya Dharma Turen atap ambruk. Beruntung tak ada aktivitas belajar mengajar, tak ada korban dalam kejadian itu.

 

Baca juga: Begini Mitigasi Gempa dan Tsunami di Malang

Dinding sebuah rumah milik warga Turen Kabupaten Malang ambruk akibat gempa 6,1 SR. Foto : KSR PMI Turen

 

Sementara, pengunjung sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Malang berhamburan saat terjadi gempa. Mereka keluar gedung pusat perbelanjaan, menyelamatkan diri. Tak ada korban jiwa dan terluka dalam kejadian itu.

Sadono Irawan, pelaksana tugas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mengatakan, kerusakan tersebar sporadis di Poncokusumo, Jabung, Wajak, Turen, Dampit, Kalipare, Sumbermanjing Wetan. Sebanyak sembilan gedung sekolah rusak, tiga fasilitas kesehatan rusak, 136 rumah rusak ringan, 24 rusak sedang, 13 rusak berat dan 14 tempat ibadah rusak.

Pemerintah Kabupaten Malang menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi. BPBD Kabupaten Malang mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk penilaian dini dampak gempa bumi. Juga mendirikan posko tanggap darurat bencana yang melibatkan personil BPBD TNI/ Polri, organisasi pemerintahh daerah (OPD) teknis dan relawan.

 

Terparah di Malang, Blitar dan Lumajang

Daerah terdampak gempa terparah dialami warga Malang, Blitar dan Lumajang. Perkembangan Minggu pagi (11/4/21), BNPB mencatat korban meninggal dunia delapan orang, luka ringan 36, luka sedang hingga berat tiga orang. BPBD Lumajang mengidentifikasi korban meninggal dunia lima orang, sedangkan Malang tiga orang.

Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam rilis mengatakan, dampak kerusakan pemukiman tercatat di 15 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Total rumah rusak dengan kategori berbeda berjumlah 1.189 unit, dengan rincian rusak berat (RB) 85, rusak sedang (RS) 250 dan 854 rumah rusak ringan (RR). Ada 150 kerusakan fasilitas umum (fasum).

Dari peta guncangan dengan skala MMI, Kabupaten Malang dan Blitar mengalami intensitas guncangan pada IV MMI. BPBD Kabupaten Malang melaporkan 525 rumah rusak ringan, rusak sesang 114 rumah dan rusak berat 57 rumah. Untuk kerusakan pada fasilitas pendidikan ada 14, fasilitas kesehatan (8), tempat ibadah (26) dan jembatan rusak di enam titik.

BPBD Blitar melaporkan kerusakan rumah 217 unit, rusak sedang 85 dan rusak berat 10, dan kerusakan kantor sembilan dan tiga balai desa.

Selain itu, beberapa BPBD di Jawa Timur juga melaporkan kerusakan, seperti di Lumajang, Pasuruan, Trenggalek, Probolinggo, Ponorogo, Jember, Tulunggagung, Nganjuk, dan Pacitan. Untuk wilayah kota yaitu Blitar, Kediri, Malang dan Batu.

Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur menyampaikan duka atas gempa di Malang. “Ada warga meninggal dunia di Tempursari, Lumajang dan Ampelgading Kabupaten Malang. Korban tertimpa longsoran saat gempa,” kata Khofifah melalui siaran pers.

Dampak gempa terparah di Kabupaten Malang berada di Kecamatan Dampit dan Jabung. Sedangkan Lumajang terparah di Kecamatan Tempursari dan Pronojiwo serta Blitar di Kecamatan Wates dan Binangun. Data BPBD Jawa Timur menyebut, banyak rumah rusak ringan, sedang hingga berat tersebar di Lumajang, Kabupaten Malang dan Blitar.

 

Baca juga : Begini Mitigasi Potensi Tsunami Selatan Jawa

Rumah milik warga Turen Kabupaten Malang ambruk akibat gempa 6,1 SR. Foto : KSR PMI Turen

 

Selain itu, satu rumah sakit dan puskesmas dilaporkan rusak antara lain RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar dan Puskesmas Turen, Kabupaten Malang. Khofifah menurunkan relawan untuk mendata dan membantu korban dan menyiapkan tempat pengungsian darurat.

Ma’muri, Kepala Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates Malang kepada jurnalis menjelaskan, gempa terjadi karena aktivitas subduksi atau terjadi tumbuan antara dua lempeng, yakni lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. Gempa susulan terjadi pada 14.53 WIB dengan kekuatan 3,2 SR, dan pukul 15.05 WIB dengan magnitudo 3,6 SR. “Tidak berpotensi tsunami. Kekuatannya tak cukup untuk gelombang memicu gelobang tsunami,” katanya.

Ketika gempa, katanya, akan diikuti gempa susulan. Gempa susulan relatif berbarengan dengan intensitas makin lama makin berkurang. “Kami akan terus memantau aktivitas seismik di Malang selatan.”

Ma’muri mengimbau warga di pesisir selatan Kabupaten Malang agar tak panik. Tetap tenang, bisa kembali ke rumah masing-masing. Dia katakan, asal rumah kuat dan tak mengalami kerusakan berarti. “Jika parah dan tak aman lebih baik mengungsi.”

Senada dikatakan Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG . Dalam konferensi pers dia meminta masyarakat tak panik, dan tetap waspada. Gempa susulan masih mungkin terjadi, dan masyarakat diminta tetap waspada. “Jika rumah rusak lebih baik tak tinggal di rumah. Karena jika terjadi gempa susulan yang signifikan bisa mengalami kerusakan lebih berat. Bahkan roboh.”

 

Atap gedung Madrasah Aliyah Negeri Turen ambruk, rusak akibat gempa dengan magnitudo 6,1 SR. Foto : KSR PMI

 

Catatan sejarah dan sinyal

Masyarakat juga perlu waspada dengan perbukitan yang memiliki tebing curam. Lantaran gempa susulan bisa memicu longsoran atau landslide dan runtuhan batu atau rock fall. Masyarakat diminta tidak percaya kabar bohong atas prediksi gempa lebih besar dan terjadi tsunami.

BMKG menyatakan, pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang terverifikasi seperti Instagram/Twitter @infoBMKG), dan website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id). Juga, telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.

Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, menjelaskan, zona gempa selatan Malang merupakan kawasan aktif gempa. Catatan sejarah gempa menunjukkan gempa selatan Malang berdekatan dengan pusat gempa yang merusak Jawa Timur pada masa lalu pada 1896, 1937, 1962. 1963 dan 1972.

Gempa di Malang merupakan gempa menengah akibat deformasi atau patahan di zona benioff yaitu bagian lempeng Indo-Australia yang tersubduksi/menunjam dan menukik ke bawah Lempeng Eurasia. Lokasinya ada di bawah lepas pantai selatan Malang. “Bukan gempa megathrust, tetapi gempa benioff,” katanya.

Gempa ini, kata Daryono, kemungkinan sangat kecil dapat memicu aktif gunungapi kecuali gunungapi memang sedang aktif. Kalau gunungapi tidak aktif, katanya, gempa tektonik tidak akan mempengaruhi aktivitas vulkanisme.

Dmpak gempa mencapai intensitas maksimum V-VI Modified Mercalli Intensity (MMI) hingga gempa berpotensi merusak. Estimasi peta guncangan BMKG yang dikeluarkan 15 menit setelah gempa cukup akurat. “Ternyata benar gempa banyak menimbulkan kerusakan bangunan rumah,” katanya.

Gempa memiliki spektrum guncangan luas, dirasakan sampai Banjarnegara hingga Bali. Spektrum guncangan luas berkaitan dengan hiposenter gempa cukup dalam. Mekanisme sumber gempa berupa pergerakan sesar naik atau thrust fault. Sesar naik sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami. “Patut disyukuri gempa tidak cukup kuat hingga tidak potensi tsunami,” katanya.

Daryono mengingatkan, gempa selatan Malang merupakan alarm untuk semua. Bahwa ancaman sumber gempa subduksi lempeng selatan Jawa yang selama ini disampaikan para ahli gempa adalah benar. “Kita patut waspada,” katanya.

 

Sebuah rumah rusak akibat gempa berkekuatan 6,1 SR. Foto : BPBD Kabupaten Malang

 

*****

Foto utama:  Rumah rusak akibat gempa berkekuatan 6,1 SR. Foto : BPBD Kabupaten Malang

 

 

Exit mobile version