Mongabay.co.id

Video: Monyet yang Ditanam Chip Buatan Elon Musk Bisa Bermain Game Komputer. Apa Kata Pecinta Satwa?

 

Sekitar bulan Februari 2021 lalu, Elon musk mengatakan bahwa startup miliknya, Neuralink, berhasil melatih monyet untuk main game hanya dengan berpikir layaknya telepati. Saat itu, Elon mengatakan bahwa videonya akan dibagikan secara luas dalam waktu dekat.

Dan benar saja, video yang dijanjikan itu dirilis secara luas pada 9 April 2021 dan menjadi viral di seluruh dunia. Di video itu terlihat seekor monyet memainkan video game sederhana setelah mendapatkan implan chip ke dalam otaknya oleh Neuralink.

Video berdurasi tiga menit itu menunjukkan seekor kera jantan berusia sembilan tahun yang dinamai Pager dengan chip tertanam di setiap sisi otaknya, memainkan game Mind Pong. Ia mengontrol permainan itu hanya dengan berpikir tentang menggerakkan tangannya ke atas atau ke bawah.

Neuralink mendemonstrasikan bagaimana mereka menggunakan sensor dan chip otak untuk merekam aktivitas dasar Pager. Pager diberi tugas untuk memindahkan token ke kotak yang berbeda menggunakan joystick dengan tangannya. Dengan menggunakan data dasar tersebut, Neuralink mengaktifkan teknologi machine learning untuk mengantisipasi ke mana Pager akan memindahkan pengontrol fisik. Pada akhirnya, Neuralink dapat memprediksi pikiran Pager secara akurat sebelum gerakannya di game benar-benar dilakukan.

baca : Barbar, Binatang-binatang Malang ini Dipakai Sebagai Eksperimen Secara Kejam

 

Pager, monyet percobaan yang telah ditanam chip oleh Neuralink, perusahaan rintisan milik Elon Musk, berhasil bermain game komputer sederhana. Foto : tangkapan layar youtube neuralink

Peneliti di Neuralink lalu melepas joystick di komputer tempat Pager bermain, dan game pun pun diganti dengan ping-pong. Pager tetap dapat bermain ping-pong tanpa perlu memakai joystick. Kedua tangan monyet berusia 9 tahun itu memegang pipa kecil minuman berisi banana smoothie yang diminumnya.

Monyet tersebut memainkan game ping-pong sepenuhnya hanya dengan pikiran, yang dimungkinkan oleh sensor dan implan chip yang tertanam di otaknya.

Menurut peneliti di Neuralink, “Misi kami adalah membangun sistem BMI (Brain Machine Interface) klinis yang aman dan efektif, yang nirkabel dan dapat ditanamkan ke otak sepenuhnya.”

“Tujuan pertama kami adalah memberikan kembali kebebasan digital kepada orang-orang menderita kelumpuhan, untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah melalui teks, mengikuti keingintahuan mereka di website, mengekspresikan kreativitas mereka melalui fotografi dan seni, dan, untuk bermain video game,” kata peneliti itu.

Selain itu para peneliti juga mengatakan bahwa sistem ini “juga berpotensi digunakan untuk memulihkan mobilitas fisik” dengan menggunakan tautan untuk membaca sinyal di otak yang dapat digunakan untuk merangsang saraf dan otot di tubuh.

Sedangkan pendiri Neuralink, Elon Musk, melalui akun twitternya mengatakan produk Neuralinks akan memungkinkan seseorang dengan kelumpuhan untuk menggunakan smartphone dengan pikirannya lebih cepat daripada seseorang yang menggunakan jempol.

“Versi yang lebih baru akan dapat mengalihkan sinyal dari Neuralinks di otak ke Neuralinks di cluster motorik / sensorik tubuh, sehingga memungkinkan, misalnya, orang lumpuh untuk berjalan kembali. Perangkat ini ditanamkan dengan tengkorak dan mengisi daya secara nirkabel, sehingga Anda terlihat dan merasa benar-benar normal,” lanjut Elon Musk.

baca juga : Zhong Zhong dan Hua Hua, Monyet Hasil Kloning ini akan Hidup Menderita?

 

Pager, monyet percobaan yang telah ditanam chip oleh Neuralink, perusahaan rintisan milik Elon Musk, berhasil bermain game komputer sederhana. Foto : tangkapan layar youtube neuralink

 

Respon Pegiat Satwa

Dr. Katy Taylor, Direktur Bidang Sains dan Regulasi di Cruelty Free International, yang berbasis di Inggris mengatakan percobaan Neuralinks itu makin menguatkan keyakinan bahwa hewan digunakan dalam jenis eksperimen yang didorong keingintahuan yang aneh.

“Faktanya, 57% eksperimen di universitas-universitas  diyakini berada di ranah penelitian dasar, sebagian besar didorong oleh rasa ingin tahu dan tentu saja tidak diatur oleh hukum,” lanjut Dr Katy yang juga direktur Oxford Centre for Animal Ethics.

Sementara itu, Kathy Guillermo, Senior Vice President People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) yang berbasis di San Francisco, Amerik Serikat, segera mengeluarkan rilis resmi pasca dikeluarkannya video monyet tersebut.

“Monyet tersebut itu tidak dapat dikelabuhi oleh layar foto hutan, dan memang seharusnya tak ada yang bisa dikelabuhi. Monyet (yang dipaksa menjalani) eksperimen ilmu syaraf (neurologi) terus-menerus akan merasa haus atau lapar karena dipaksa untuk bekerja sama (dengan perintah manusia) dan menatap layar selama berjam-jam, dan ketika sesi selesai, mereka kembali ke dalam kandang,” kata Kathy.

Dia melanjutkan eksperimen yang mirip dengan Neuralink telah dilakukan berkali-kali sebelumnya, selalu dengan mengorbankan hewan yang hidupnya dirampas, dan tidak ada hasil apa pun. “Neuralink akan mematahkan landasan ilmiah yang nyata jika penelitiannya mengabaikan hewan dan benar-benar membantu manusia,” katanya.

PETA memang dikenal sangat gencar menentang eksperimen yang mengorbankan hidup hewan. Motto organisasi ini juga begitu dikenal “animals are not ours to experiment on”, dan gerakannya dikenal menentang speciesism, sebuah pandangan human-supremacist.

 

 

Sebelumnya, Musk mengklaim bahwa monyet ‘terlihat sangat bahagia’. Namun PETA merespon dengan mengatakan bahwa Musk sama sekali bukan ahli primata. “Jika Elon Musk seorang primatologist, dia tidak pernah menyarankan  binatang itu diikat ke kursi dengan perangkat logam ditanamkan di tengkoraknya dan dipaksa untuk menonton video game sepanjang waktu,“ kata Kathy.

Dalam blognya, Neuralink mengatakan semua hewan diperlakukan dengan baik, dengan perawatan mereka dievaluasi oleh dokter hewan.

“Pager tinggal dengan sahabatnya, Code. Mereka berayun dari rumah pohon dan tidur siang di tempat tidur gantung setelah sesi permainan yang menarik,” kata perusahaan itu.

Sumber : businessinsider.com, neuralink.com, bbc.com, peta.org,

 

Exit mobile version