Mongabay.co.id

Tumbuhan Ini Dinamakan Sarang Semut, Mengapa?

 

 

Anda pernah mendengar nama sarang semut? Tumbuhan yang bentuknya agak bulat ini hidupnya menempel pada batang pohon. Jika dibelah dua, pada bagian dalamnya akan terlihat lubang-lubang seperti labirin yang banyak dirubungi semut.

Untuk alasan itulah, banyak yang menyebutnya sarang semut. Di Indonesia, sarang semut sering diidentikkan dengan sebagai tanaman dari Papua.

Sarang semut memiliki nama latin Myrmecodia pendans dan merupakan anggota dari keluarga Rubiaceae. Tumbuhnya menempel pada jenis tumbuhan lain untuk dapat hidup dan berkembang.

Dalam Jurnal Enviroscienteae disebutkan bahwa tumbuhan ini memang banyak ditemukan di Papua mulai dari pinggir pantai, bakau, hingga pegunungan. Namun, sebenarnya sarang semut tersebar di banyak tempat di Indonesia. Tumbuhan ini berasosiasi dengan semut, yakni Myrmecodia dan Hydnophytum.

“Genus Myrmecodia yang ditemukan di Indonesia sebanyak 26 jenis, sekitar 80 persen berada di daerah rawa dan hutan belantara. Dari 26 jenis tersebut, 15 jenis diketahui penyebarannya di Papua. Sarang semut merupakan tumbuhan epifit yang hanya menempel pada pohon inang, dan tidak merugikan tanaman tersebut,” ungkap para peneliti yang terdiri dari Endria Sada, Rima Herlina Siburian, dan Novita Panambe.

Baca: Jalan Mundur, Bagaimana Semut Menemukan Sarangnya?

 

Sarang semut yang ada di pegunungan tengah, Papua. Foto: Christopel Paino/Mongabay Indonesia

 

Penelitian berjudul “Ekologi Tempat Tumbuh Sarang Semut pada Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari” ini hanya berhasil menemukan satu jenis sarang semut dengan nama Myrmecodia cf. schlechteri Valeton. Deksripsinya, berbentuk bongkol bulat lonjong, tidak beraturan, ameter bongkol 6-10 cm, panjang bonkol 13 cm, hijau kecokelatan, tekstur permukaan berduri, sementara tata letak daun melingkar.

Panjang daunnya antara 8-12 cm, memiliki akar tunggang, serta tidak ditemukan bunga dan buah saat dilakukan penelitian.

Hasil penelitian ini juga menyebutkan, tumbuhan ini umumnya tumbuh pada batang utama dan dahan, hal ini diduga karena adanya penyebaran benih oleh air, angina, dan hewan. Benih dari jenis ini dapat tertahan pada batang, dahan, serta tumbuh dan berkembang juga karena adanya bantuan sinar matahari yang mampu menembus ke bagian batang dan dahan.

Tumbuhan ini memiliki akar tunggang, yang pada saat menempel pada batang kayu yang keras dapat dengan mudah menempel dan berkembang, serta dengan mudah mendapatkan sinar matahari.

Baca juga: Bukan Tanpa Alasan, Nama Semut Jenis Baru Ini Radiohead

 

Sarang semut [Myrmecodia pendans]. Sumber: ResearchGate/L Epsilawati et al 2019 IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 248 012052/Creative Commons Attribution 3.0 Unported

 

Tanaman obat

Sarang semut umumnya dimanfaatkan sebagai tanaman obat yang dipercaya bisa menyembuhkan sakit perut, kanker, tumor, jantung koroner, TBC, rematik, hingga leukemia. Hal ini menyebabkan nilai jual tanaman ini meningkat dan perburuan sarang semut di alam ikut bertambah.

“Namun pola pembudidayaan tanaman ini belum diketahui,” ujar para peneliti.

Penelitian lainnya dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang berjudul “Sarang Semut sebagai Anti Kanker” yang ditulis Kholifah Nawang Wulan, Muhartono, dan Nora Ramtika, disebutkan bahwa sarang semut adalah tanaman yang diketahui memiliki kandungan yang dapat menjadi anti kanker.

Kandungannya adalah tanin terhidroksida, flavonoid, dan tanin terkondensasi. Flavonoid dapat menghambat aktivasi metabolisme karsinogen, menghambat angiogenesis, sebagai antiproliferasi, menginduksi apoptosis, dan aktivitas antioksidan.

Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Medula Desember 2017 itu menjelaskan, selama ini pengobatan untuk kanker telah banyak macamnya, yaitu operasi, kemoterapi, terapi radiasi dan imunoterapi. Namun, di balik canggihnya teknologi yang dipakai untuk menyembuhkan atau menekan perkembangan sel-sel kanker yang telah menyebar terdapat efek samping yang ditimbulkan dari pengobatan kanker tersebut.

Banyak cara yang dilakukan untuk menyembuhkan kanker salah satunya dengan memanfaatkan tanaman sebagai pengobatan herbal yang dipercaya dapat mencegah atau mengobati adanya kanker dalam tubuh manusia. Tanaman yang diketahui memiliki kandungan sebagai anti kanker adalah sarang semut.

“Sarang semut mengandung flavonoid dan tanin yang dapat menjadi agen pencegahan untuk pasien yang menderita kanker,” ungkap penelitian tersebut.

Kandungan flavonoid dalam sarang semut menjadi antioksidan yang dapat mengahambat sel HeLa yang merupakan sel yang terdapat pada kanker serviks. Flavonoid bersifat anti-carcinogenic dari apigenin terkait dengan kemampuannya untuk memodulasi target utama dan jalur yang terlibat dalam kontrol siklus sel, memicu apoptosis, menghambat angiogenesis, menghambat invasi sel tumor dan metastasis, serta transduksi sinyal.

“Sarang semut mempunyai kandungan berupa zat antioksidan yang cukup tinggi,” ujar para peneliti.

 

 

Exit mobile version