Mongabay.co.id

Burung Kokokan Laut, Si Penyendiri yang Cerdik

 

Hidupnya menyendiri, bawaanya nampak sensitif ketika melihat pergerakan orang. Saat mencari mangsa dia begitu tenang, diam diri seolah sedang memperhatikan setiap gerakan mangsannya di dalam perairan. Ketika mencari mangsa juga bisa dibilang unik. Seperti halnya manusia, burung ini juga bisa mencari makanan dengan menggunakan umpan cacing, atau seolah sedang memancing.

Dialah burung kokokan laut, burung dengan nama latin Butorides striata mempunyai ukuran tubuh sekitar 45 cm. Ciri-ciri warna tubuhnya terdiri dari warna abu-abu gelap. Warna sayap dan ekor biru kehitaman, dengan bulu-bulunya mengkilap kehijauan. Warna dibagian perut yaitu abu-abu kemerahjambuan, berpinggir kuning tua. Dagunya berwarna putih.

Untuk burung kokokan laut yang dewasa mempunyai mahkota dan jambul panjang yang menjuntai, warnannya hitam kehijauan mengkilat. Untuk yang remaja warna bulunya cokelat bercoret-coret dengan bintik-bintik putih. Kaki kuning kehijauan, iris kuning dan paruhnya berwarna hitam. Sementara burung yang betina ukurannya sedikit lebih kecil daripada jantan.

Burung kokokan laut tersebar sangat luas, terutama di semua wilayah tropika dunia. Bahkan, anak jenisnya tercatat antara 20-30 subspesies yang kini diakui dunia ilmiah.

baca : Melihat Indahnya Kokokan di Petulu Bali

 

Burung kokokan laut yang dewasa mempunyai mahkota dan jambul panjang yang menjuntai, warnannya hitam kehijauan mengkilat. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Bersifat Soliter

Sifat burung kokokan laut ini penyendiri dan juga pemalu. Ketika mengintai mangsa prilakunya sambil berdiam atau juga bersembunyi di dalam atau dekat rumpun buluh yang rapat, semak-semak atau di hutan mangrove. Dikala air laut surut terkadang burung kokokan laut datang ke batu-batu dan terumbu karang yang terbuka.

Mangsa dari burung kokokan laut yaitu ikan, serangga, udang dan tempayaknya, ular kecil dan bahkan juga kodok. Ketika bersarang bersifat soliter atau membentuk koloni kecil. Sarangnya terbuat dari tumpukan ranting pohon bakau atau juga yang lainnya.

Sementara warna telurnya berwarna hijau kebiruan pucat, berjumlah 2-3 butir. Saat berbiak biasannya pada bulan Maret, Mei dan Juni.

Kokokan laut merupakan spesies burung dari suku Ardeidae, dari marga Butorides. Burung yang dikenal juga dengan green-backed heron dalam bahasa Inggris ini biasa didapati di pantai-pantai laut, sungai dan danau.

baca juga : Kampung Blekok Situbondo, Tempat Seru Melihat Burung Air

 

Burung dengan nama latin Butorides striata mempunyai ukuran tubuh sekitar 45 cm. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Mas Untung, pengamat burung yang pernah tergabung dalam Paguyuban Pengamat Burung Jogja mempunyai kesan lain terhadap burung kokokan laut. Bagi dia burung ini jika diperhatikan dari perilakunya tergolong unik. Sebab karakter burung kokokan laut tidak berkelompok seperti burung-burung air lainnya.

Ketika berburu mangsa pun burung kokokan lebih soliter. Sikap seperti itu pun mereka lakukan pada saat bersarang. Keunikan lain dari burung kokokan diantaranya yaitu sangat adaptif. “Mereka bisa memanfaatkan perairan asin, tawar, atau bahkan perairan yang sudah termodifikasi seperti perairan tambak, bendungan, danau, dan sawah,” kata pria kelahiran Indramayu tersebut.

Lanjut pria yang juga kontributor tulisan buku Atlas Burung Indonesia ini, bahkan secara elevasi pun burung kokokan laut bisa dijumpai pada dataran rendah hingga diketinggian 4000 mdpl. Di Indonesia misalnya, berdasarkan referensi yang ada, burung kokokan itu pernah dijumpai di pegunungan Dieng Wonosobo, Jawa Tengah, yang ketinggiannya mencapai 2.093 mdpl.

Selain itu, burung kokokan laut merupakan burung yang cerdik. Kecerdikannya ini bisa diamati ketika dia mencari mangsa. “Seolah-olah bisa memancing mangsanya dengan memberi umpan cacing. Saat di dekat perairan itu dia nampak diam saja, padahal sedang menunggu mangsa,” imbuh pria kelahiran 1987 tersebut.

baca juga : Menjaga Kehidupan Burung Berarti Menyelamatkan Lingkungan, Menurut Anda?

 

Mangsa dari burung kokokan laut yaitu ikan, serangga, udang dan tempayaknya, ular kecil dan bahkan juga kodok. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Menarik Untuk Diteliti

Secara global, jika mengacu pada daftar International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List belum ada perhitungan populasi untuk burung kokokan laut. Hal ini berdasarkan asesmen pada tahun 2016. Dari keterangan IUCN tersebut dijelaskan bahwa trend populasinya menurun. Hanya, angka penurunan belum diketahui secara pasti.

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab penurunan populasi burung kokokan laut, seperti alih fungsi lahan dari hutan bakau menjadi pemukiman. Atau juga semakin masifnya penanaman pohon mangrove yang tidak sesuai.

Menurut Untung, hal tersebut seperti yang terjadi di Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur. Sebagian area pasang surut di muara sungai yang menjadi tempat mencari makan beragam jenis burung air seharusnya tidak perlu ditanami mangrove. Mengingat kondisi hutan mangrove di Ujungpangkah masih dalam kondisi baik.

Kokokan laut juga belum mempunyai keterancaman secara khusus, atau tidak terlalu beresiko terhadap suatu ancaman. Jika pun ada perburuan itu hanya dilakukan untuk dikonsumsi. Tetapi tidak dilakukan secara masif yang kemudian dikomersilkan.

 

Burung kokoan laut usai terjerat jaring di kawasan tambak di Sedayulawas, Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Melihat minimnya referensi terhadap burung kokokan, pria yang juga bergabung dalam Biologi Pecinta Alam UIN Sunan Kalijaga ini berharap kepada peneliti agar mengkaji lebih dalam keberadaan burung tersebut.

“Yang saya tahu diteliti itu biasannya dikelompokkan dengan jenis-jenis burung air lainnya. Secara spesifik belum banyak yang melakukan penelitian tentang burung ini. Bagi saya sebenarnya menarik jika ingin meneliti lebih jauh,” pungkasnya.

 

Exit mobile version