Mongabay.co.id

Gembiranya Anak-anak ‘Memerdekakan’ Tukik pada HUT ke-76 RI

 

Hari masih pagi, ketika puluhan anak bersama orang tuanya berkumpul di pantai wisata Kastela Kota Ternate Maluku Utara. Mereka berbaur dengan anak-anak dari kelurahan Kastela yang datang pagi itu ke pantai untuk upacara berbendera memperingati HUT ke-76 kemerdekaan RI, sekaligus melepaskan tukik atau anak penyu.

Usai pengibaran bendera, pelepasan tukik. Anak-anak riang gembira melepas tukik itu menuju laut lepas dikawal orang tua dan anggota lembaga dan komunitas.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Dodoku Dive Center sebuah club selam di kota Ternate bersama PakaTiva Maluku Utara lembaga yang peduli soal lingkungan, WALHI Maluku Utara dan Ternate Heritage Society (THS) komunitas yang concern isu warisan budaya dan peradaban kota di Ternate serta kelompok literasi dari Perpustakaan Nation Building Corner (NBCL) Ternate.

Acara berkonsep family gathering merdeka itu, mereka melepas ratusan tukik yang sebelumnya dipelihara oleh kelompok selam Dodoku Dive Center selama satu bulan. Setelah dianggap layak dilepas langsung bertepatan dengan HUT Kemerdekaan kali ini.

Pelepasan tukik ini bertujuan memperkenalkan kepada anak anak sejak dini tentang salah satu biota laut yaitu penyu dan konservasinya karena keberadaanya yang makin terancam, akibat perburuan dan konsumsi telurnya

baca : Maumere Diver Community Kibarkan Bendera di Laut Tanjung Kajuwulu.  Apa Pesan yang Ingin Disampaikan?

 

Pelepasan tukik bersama anak anak orang tua dan anggota komunitas. Foto : Faris Bobero/Mongabay Indonesia

 

Dedi Abdullah dari Dodoku Dive Centre mengatakan, kegiatan ini berawal dari hasil rembuk bersama sejumlah komunitas dan organisasi masyarakat sipil untuk melepasliarkan tukik yang melibatkan anak-anak.

“Konsep seperti ini sudah lama, tapi baru kali ini terealisasi dengan family gathering. Kita ingin mengenalkan kepada anak- anak apa itu tukik dan upaya perlindungannya,” jelasnya.

Sementara pilihan tempatnya di Pantai Kastela karena wilayah ini merupakan salah satu habitat penyu yang penting di Ternate, yaitu untuk bertelur. “Kegiatan ini bagian dari sosialisasi kepada masyarakat Kastela soal pentingnya melindungi anak penyu atau tukik serta konservasinya. Upaya ini dilakukan karena semakin terancamnya penyu dan tukik di pantai ini,” katanya.

Apalagi katanya, di Kastela juga belum ada penangkaran tukik. Karena itu jika tidak ada kontrol atau pengawasan memadai. Penyu dan tukik yang ada akan dimakan predator, baik manusia dan hewan terutama anjing. Tukik yang ditemukan di Kastela, biasanya dititipkan pemeliharaanya di tempat cuci alat selam di dive centre mereka. Saat ini ada masih ada ratusan telur penyu yang belum menetas.

Pantai Kastela bersama pantai Tobololo dan Tolire menjadi tempat penyu naik bertelur dua-tiga bulan sekali. Di Pantai Kastela dan Tolire belum ada penangkaran penyu, sedangkan di Tobololo telah ada penangkaran penyu. Dedi bilang, banyak orang masih belum paham peran ekologis tukik sehingga membunuhnya atau mengkonsumsi telurnya.

“Kita berharap kegiatan seperti ini dapat mengedukasi masyarakat terutama pentingnya perlindungan penyu dan ekosistemnya,” tambahnya.

baca juga : Ratusan Ribu Produk Perdagangan Penyu dan Turunannya Dijual Di Kanal Jual Beli Online

 

Geminasttiti Haliyora (5 tahun) ikut menunjukan tukik yang akan dilepas. Foto : Faris Bobero/Mongabay Indonesia

 

Penyu berperan menjaga ekosistem laut dengan memakan biota penghancur karang. Aktivitasnya membuat terumbu karang tetap sehat.

Karena itu jika ada rantai yang terputus semisal penyu hilang atau punah maka ekosistem laut akan terganggu, terutama terumbu karangnya. Dengan begitu, nelayan serta industri diving juga ikut kena imbasnya. Ikan susah didapat karena sudah tidak ada tempat berlindung lagi sementara wisata selam juga akan kesulitan.

Di laut Pantai Kastela juga, hidup banyak biota laut. Ada penyu, ikan karang dan dugong.   Dugong ditemukan bermain setelah dilakukan pengamatan hampir 6 tahun ini. Kehadiran dugong sendiri karena banyaknya makanan berupa lamun. “Biota ini sudah jarang ditemukan tetapi dengan ditemukan kembali beberapa hari lalu bermain di laut ini,   membuat kami bersemangat karena kawasan laut ini masih baik terutama makanannya,” ujar Dedy.

Dia bilang lagi kegiatan ini memiliki arti penting bagi upaya konservasi   penyu maupun biota laut lainnya di kawasan Pantai Kastela.

“100 ekor tukik dilepas ke habitatnya tepat di hari ulang tahun kemerdekaan ini sebagai bagian dari memerdekakan biota laut dari keterancamannya,” jelas Dedy.

Pelibatan anak-anak, tidak hanya saat upacara dan melepas tukik. Usai dua kegiatan penting itu, mereka diajak membaca dan mendengar cerita dari relawan Ternate Heritage Society (THS) melalui buku yang disiapkan Komunitas NBCL.

“Kegiatan seperti ini sangat penting bagi anak anak. Aktivitas ini akan sangat membekas dalam pikiran mereka hingga dewasa,” kata Maulana Ibrahim dari Komunitas THS kota Ternate.

perlu dibaca : Menjaga Masa Depan Penyu di Kapoposang

 

Dugong yang ditemukan di laut pantai Kastela. Foto : Iki Tamanyira/Dodoku Dive Centre

 

Selain sebagai tempat wisata pantai dan habitat penyu, pantai Kastela memiliki sejarah panjang berhubungan dengan Ternate di masa lalu, yaitu sebagai tempat pertama kota Ternate berdiri. Di sini kota yang namanya Ternate lahir dengan namanya Gamlamo sebelum berpindah ke pusat kota Ternate yang sekarang.

”Ini bagian dari kegiatan pengabdian untuk edukasi pusaka Kastela bagi anak anak dan warga Kastela,”katanya.

Sebelumnya selama dua hari berturut turut   anggota lembaga dan komunitas menggelar camping dan aksi bersih pantai Kastela. Ratusan kilogram sampah plastik berhasil dikumpulkan. Gerakan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi laut Ternate yang saat ini tak lagi bersih. Sampah ini terbawa hingga ke laut karena dibuang oleh warga ke barangka atau kali mati. Ketika turun hujan sampah sampah itu terbawa dan menyebar memenuhi seantero laut Ternate hingga Halmahera.

Persoalan sampah laut ini sangat serius karena itu butuh penanganan serius pula. Memungut sampah di pantai Kastela karena banyanya sampah setiap hari terdampar di pantai ini.

“Laut kita sangat kotor karena itu butuh perhatian serius. Gerakan ini hanya bentuk kecil dari kepedulian terhadap sampah yang kini semakin mengotori laut,” kata Zafira Daeng Barang Direktur Kampanye PakaTiva Maluku Utara saat kumpul sampah plastic dua hari sebelumnya.

Rata rata sampah yang dikumpulkan itu mulai dari botol bekas minuman mineral, kantong kresek hingga popok. Sampah sampah ini dikumpul dan diangkut ke tempat sampah yang telah disediakan di kawasan tersebut untuk didaur ulang.

baca juga :  Sadis.. Penyu Mau Bertelur, Malah Dibunuh dan Dikonsumsi

 

Usai melepas tukik, anak-anak membaca dan mendengar cerita. Foto : Maulana Ibrahim

 

Exit mobile version