Mongabay.co.id

Merekam Ular Tambang Saat Memangsa Katak

 

Dengan tubuhnya yang luwes, seekor ular berhasil menangkap seekor katak (Anura) diatas tanaman pisang cavendish (Musa acuminata Cavendish Subgroup). Saat mendapatkan mangsa, reptilia tidak berkaki dan bertubuh panjang ini bawaanya tenang.

Sementara si katak terlihat berjuang untuk melepaskan diri dari cengkraman satwa yang merupakan anggota dari ordo Squamata atau reptilia bersisik ini. Suara katak terdengar keras, seolah-olah sedang meminta pertolongan. Sedangkan si ular terus mempertahankan hasil berburunya itu.

Karena tubuhnya yang kecil, ia nampak kesulitan mencaplok mangsanya. Dialah ular tambang, reptil dengan nama latin Dendrelaphis pictus ini mempunyai panjang tubuh mencapai 1,4 meter. Ciri tubuh bagian atas berwarna kecoklatan, dengan warna perunggu pada puncak badannya. Disisi badannya, ada satu atau dua garis tipis berwarna kehitaman.

Keduannya ini terpisahkan oleh garis tebal berwarna krem atau kekuningan. Sementara untuk tubuh dibagian bawah mempunyai warna krem atau kuning pucat. Sisi kepala berwarna sama dengan tubuh dibagian atas, didepan dan belakang matanya memiliki corak berwarna hitam. Lidah ular tambang berwarna merah kehitaman.

Ular tambang mempunyai kebiasaan hidup diatas pohon. Tetapi untuk memangsa katak ataupun kadal (Lacertilia) sering juga turun ke tanah. Di semak-semak, ular tambang sering juga dijumpai dengan kondisi bergelung, atau bahkan menjalar ke selang rumput-rumput yang tinggi.

baca : Bisakah Kita Hidup “Bertetangga” dengan Ular?

 

Ular tambang sering juga dijumpai di taman atau kebun pekarangan rumah warga. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Mendeteksi Mangsa

Meskipun mempunya hidung, ular tambang dibantu oleh lidahnya dalam mendeteksi mangsa. Proses penciuman pada ular selain melibatkan lidah juga melibatkan organ vomerosanal yang lokasinya berada diantara mulut dan hidung. Lidah dan organ vomerosanal selain digunakan untuk mendeteksi mangsa juga sebagai alat untuk mengendus pasangan dan juga lingkungan sekitarnya.

“Disaat melakukannya, ular sedang menangkap partikel aroma di udara. Lalu, lidahnya kembali masuk, partikel udaranya itu dikirimlah ke organ vomerosonasal,” jelas Muhammad Fathoni, peneliti herpotologi dari Jurusan Biologi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Minggu (05/09/2021).

Organ vomeronasal itu kemudian akan mendeteksi aroma dan mengirimkan sinyal itu ke otak, sehingga bau itu bisa tercium olehnya. Adapun bentuk lidah ular itu seperti halnya garpu, atau modelnya bercabang yang fungsinya agar bisa menangkap partikel aroma dari berbagai arah.

baca juga : Spesies Ular Berbisa Ini Dinamai Sesuai Karakter Buku Harry Potter

 

Reptil dengan nama latin Dendrelaphis pictus ini mempunyai panjang tubuh mencapai 1.4 meter. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Ular tambang merupakan salah satu jenis ular yang aktifnya pada siang hari, sehingga sangat mudah untuk memangsa katak pohon yang aktifnya pada malam hari, atau nokturnal. Ketika menyergap mangsa yaitu dengan cara menggigit.

“Yang pernah saya amati itu mangsanya digigit, kemudian segera ditelan. Tidak dikunyah terlebih dahulu. Karena tubuhnya yang kecil sehingga ketika mendapatkan yang ukurannya lebih besar darinya itu prosesnya agak lama,” ujarnya.

Ular ini mempunyai tingkatan bisa yang terbilang rendah atau low venom. Ular ini tidak berbisa. Selain itu juga mempunyai tipe taring aglypha yaitu susunan giginya sama rata tanpa ada taring bisa. Dia akan memipihkan lehernya apabila merasa terancam. Sehingga pada kedua sisi lehernya akan terlihat tepian-tepian sisik yang berwarna kebiruan.

baca juga : Bukan Ular, Caecilian Ini Amfibi Endemik Sumatera Barat

 

Meskipun mempunyai hidun, ular tambang dibantu lidahnya untuk mendeteksi mangsanya. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Diberbagai habitat, ular tambang seringkali dijumpai, di hutan sekunder misalnya, atau pantai. Selain itu ular tambang sering juga dijumpai di taman atau kebun pekarangan rumah warga. Ular tambang merupakan sebuah spesies yang tersebar luas mulai dari India bagian Timur, Tiongkok, Laos, Nepal, Myanmar, Bangladesh, Vietnam, Malaysia dan Thailand.

Sedangkan di Indonesia ular tambang pernah dijumpai di Pulau We, Nias, Kepulauan Nias, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lombok, Jawa, Bali, Ambon, Ternate, Seram, dan beberapa pulau lainnya.

 

Peran Bagi Ekosistem

Dalam rantai makanan ular berperan penting terhadap ekosistem, yaitu sebagai predator pengendali satwa yang dianggap hama, seperti tikus, serangga dan laba-laba. Sehingga populasinya tidak berlipat-lipat.

Amir Hamidy, Peneliti Herpetologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencontohkan, di Sulawesi misalnya, karena tidak ada pengontrol secara alami seperti harimau (Panthera tigris), ular bisa menjadi top predator bagi jenis endemik mamalia yang besar, seperti anoa (Anoa) dan babi rusa (Babyrousa). Bagi mamalia predator seperti burung elang, burung hantu, dan reptil lainnya, ular juga merupakan sumber makanan alami.

menarik dibaca : Amir Hamidy Tidak Pernah Takut “Mencari” Ular Berbisa

 

Ular tambang merupakan salah satu jenis ular yang aktifnya pada siang hari, sehingga sangat mudah untuk memangsa katak pohon. Foto: Falahi Mubarok.Mongabay Indonesia

 

Adapun untuk masyarakat ketimuran mulai dari India, Cina dan Asia Tenggara, ular merupakan bagian dari budaya. Sementara pendekatan budaya itu banyak, bisa ritual keagamaan, pensakralan. Dalam hal ekonomi, secara medis ular sering dijadikan bahan obat-obatan. Dari kulitnya juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan aksesoris.

“Kenapa lambang apotik itu kok ular? Tentu ada nilai history disitu. Pengobatan kuno yang digunakan itu beberapa juga menggunakan ular. Bisa darah, empedu atau bahkan bisa-nya,” ujarnya, saat dihubungi Mongabay, Senin (06/09/2021).

Lanjut Amir, jika manusia sudah bisa memahami pentingnya peran ular bagi ekosistem, nilai ekonomi, dan budaya, maka manusia akan bisa menjaga kelestarian alam sepenuhnya secara objektif, sehingga bisa membedakan mana ular yang bisa dikonservasi, mana ular yang berbahaya, dan mana populasinya banyak ataupun kritis.

 

Ular tambang saat berhasil memangsa katak pohon. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version