Mongabay.co.id

Perlu Kesadaran Bersama dan Gerakan Nyata Atasi Sampah di Pesisir Pamekasan

 

Biru laut memanjakan pandangan dengan gelombangnya yang berkejaran. Suasana terasa segar damai dengan angin bertiup sedang meski matahari leluasa menyapa bumi dengan teriknya. Jam menunjukkan pukul 6 pagi lewat beberapa menit. Ratusan orang dari kalangan anak-anak sampai dewasa nampak memasuki area pantai. Bukan untuk berwisata, bukan pula untuk mencari ikan. Tapi untuk membersihkan sampah.

Sebagian berseragam, sebagian tidak. Mereka berkumpul beberapa saat, kemudian serentak bergegas ke berbagai sudut sesuai komando. Nampak dari mereka bergerak secara berkelompok, dengan jumlah anggota beragam dilengkapi sarung tangan dan karung juga tertib protokol kesehatan.

Secara umum, mereka dibagi ke tiga titik. Sebagian ke sepanjang garis pantai, sebagian lain bergerak ke area mangrove, dan sebagian ke area tambak dan mangrove. Mereka saling sapa sahut menyahut menyemangati satu sama lain sembari memungut sampah yang tercecer di area pembagian. Mulai dari plastik, popok sekali pakai, botol bekas, kain bekas, masker bekas, ranting-ranting kecil dan sedang sampai ragam sampah sulit terurai lainnya yang berserakan di area pantai. Begitulah suasana di Pantai Padelegan, di Dusun Laok Tambak, Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu pada Sabtu (25/9/2021) pagi lalu.

Kegiatan mengusung semangat kampanye dan aksi nyata peduli lingkungan ini, bertepatan dengan momentum Peringatan Hari Bersih Sedunia atau World Clean up Day dan diprakarsai oleh Kelompok Peduli Mangrove Madura (KPMM) bekerjasama dengan Pemerintah Desa Padelegan, Pademawu, Pamekasan.

baca : Miris, Berikut Penampakan Sampah di Pesisir Selatan Madura

 

Relawan Kelompok Peduli Mangrove Madura (KPMM) membersihkan sampah di Pantai Padelegan, Pademawu, Pamekasan, Madura, dalam rangka peringatan Hari Bersih Sedunia atau World Cleanup Day. Foto : Gafur Abdullah/Mongabay Indonesia

 

Endang Tri Wahyurini, koordinator kegiatan tersebut menuturkan, kegiatan ini merupakan salah satu gerakan untuk mengajak dan mengedukasi kepada masyarakat agar peduli terhadap kebersihan lingkungan, meski hanya dimulai dari hal kecil seperti bersih-bersih sampah di area pantai berjuluk Pantai The Legend ini.

“Sengaja kegiatan ini dibarengkan dengan momentum WCD. Selain memang untuk memperingati hari bersih sedunia, juga untuk mengedukasi masyarakat bahwa kebersihan lingkungan itu merupakan tanggungjawab bersama.”

Dalam kegiatan tersebut, beber Endang, relawan berhasil mengumpulkan sekitar 3 ton sampah terdiri sampah organik dan non organik yang ditampung pada angkutan sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat untuk diangkut ke TPA di Desa Angsanah, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan.

Menurutnya, persoalan sampah sebenarnya bukan hanya tanggung jawab satu pihak tertentu. Akan tetapi merupakan tanggungjawab bersama. Oleh karena itu, penangan sampah perlu dimulai dari rumah, baik dengan cara; mengurangi produksi sampah (reduce), guna ulang (reuse), daur ulang (recyle), memilah antara sampah organik dan non organik, dan bisa menyambungnya ke bank sampah jika ada. Sedang untuk menangani sampah di laut, bisa dibentuk pasukan atau tim sampah laut yang secara khusus getol menjalankan program kampanye peduli lingkungan dan bergerak secara terjadwal melakukan kegiatan bersih-bersih di wilayah pesisir.

“Saya mewakili panitia, terima kasih kepada semuanya yang hadir untuk kegiatan ini. Saya berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran di semua kalangan. Sehingga bisa lebih memperhatikan persoalan sampah yang jelas mengancam lingkungan dan kesehatan.   Jadi tidak perlu menunggu momentum tertentu untuk menjaga laut kita. Baik dari ancaman sampah dan abrasi. Dan yang paling penting, mangrove perlu dijaga dan dirawat bersama. Karena itu benteng alami dengan banyak fungsi dan manfaatnya,” ujar ketua KPMM tersebut.

baca juga : Sampah Plastik di Madura Ini Terolah jadi Solar

 

Relawan Kelompok Peduli Mangrove Madura (KPMM) membersihkan sampah di Pantai Padelegan, Pademawu, Pamekasan, Madura, dalam rangka peringatan Hari Bersih Sedunia atau World Cleanup Day. Foto : Gafur Abdullah/Mongabay Indonesia

 

Dia singgung soal sampah dapat merusak mangrove. Menurutnya, mangrove bisa mati karena sampah yang dibiarkan terserak di bagian bawahnya. Selain itu, dia juga singgung mangrove di Madura yang mengalami degradasi disebabkan oleh aktivitas manusianya itu sendiri. Baik karena pembabatan untuk usaha tambak, diambil kayunya, mangrove banyak mati karena tidak dapat tumbuh dengan baik sebab akar terlilit sampah, dan aktivitas lain yang dapat merusak mangrove.

Menurutnya, mangrove bukan hanya tanaman pesisir tanpa guna. Meski tumbuh di area pasir berlumpur dan menurut sebagian orang hanya rerimbunan, ternyata mangrove memiliki banyak fungsi. Baik fungsi ekologis dan ekonomi seperti penahan tsunami dan abrasi pantai serta sebagai tempat hidup kepiting dan berbagai ikan.

Oleh karena itu, jika mangrove dibiarkan terlilit oleh sampah, tambah Endang, maka pertumbuhannya akan terganggu bahkan nyaris mati. Kalau mangrove mati, maka wilayah pesisir akan terancam. Bencana yang paling kasat adalah abrasi jika wilayah pesisir tidak ada mangrovenya.

“Sampah plastik dan lainnya mungkin terlihat sepele, jika hanya satu. Tapi misal sampah plastik itu terlilit di mangrove, maka akan mengakibatkan musibah yang fatal. Jadi, bersih-bersih di area mangrove juga bagian dari gerakan kecil yang dapat mencegah bencana besar atau abrasi sebab matinya mangrove. Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang terlibat, baik secara berkelompok maupun personal,” jelasnya.

Ibnu Hajar, Kepala Desa Padelegan bersyukur desanya dipilih dan bisa dipercaya untuk menjadi tuan rumah dalam kegiatan peduli lingkungan tersebut. Dengan kegiatan tersebut, katanya, selain memang dapat membantu untuk kelestarian area pantai, kegiatan itu diharapkan dapat menambah kesadaran masyarakat di desanya.

“Terima kasih kepada semua elemen yang terlibat dalam kegiatan ini. Utamanya KPMM dan partner instansi dan serta komunitas lainnya. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami di sini, terutama penumbuhan kesadaran dan aksi nyata serta edukasi kepedulian terhadap lingkungan. Ya, sebagai salah satu bentuk dukungan dan kelancaran kegiatan, kami sediakan dua mobil untuk pengangkutan sampah pada kegiatan ini.”

perlu dibaca : Warga Pilah Sampah TPA Angsanah untuk Pakan Ternak dan Bahan Daur Ulang

 

Anak sekolah yang dilibatkan dalam acara bersih sampah di Pantai Padelegan, Pademawu, Pamekasan, Madura, dalam rangka peringatan Hari Bersih Sedunia atau World Cleanup Day. Foto : Gafur Abdullah/Mongabay Indonesia

 

Soal sampah di pantai tersebut, kata Ibnu, sebagian berasal dari rumah-rumah atau masyarakat di sekitar pesisir Desa Pedelegen yang mungkin belum punya kesadaran betul perihal kepebulian terhadap lingkungan. Sehingga membuangnya sembarangan di area pantai. Sedang sebagian lain, sampah di sekitar pantai tersebut merupakan sampah bawaan laut dan kiriman arus sungai saat musim hujan.

Pihaknya sudah berupaya melakukan penanganan sampah di Desa Padelegan dengan cara menyediakan tempat pengelolaan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R). Namun belum berjalan maksimal, karena transportasi belum ada. Tapi sekarang sudah diupayakan kendaraan tiga roda untuk penjemputan sampah ke rumah-rumah warga. Langkah ini sudah dilakukan sejak awal tahun 2021.

“TPS3R sudah ada. Kerjasama dengan Bumdes dan menggunakan anggaran desa. Tapi belum ada yang siap jadi tenaga pengelola. Saya sudah coba tawarkan, tapi belum ada yang siap. Jadi sementara sampah tetap dijemput dengan iuran Rp10 ribu per bulan untuk keberlanjutan pengelolaan. Alhamdulillah, warga merespon positif dan sampah sementara ditampung di tempat yang menurut kami aman dan jauh dari permukiman. Sebagian dibakar sebagian ditimbun dengan pasir.”

Dia mengaku, pemerintah desa sering melakukan sosialisasi dan edukasi soal sampah ini pada berbagai kesempatan. Termasuk menganjurkan masyarakat untuk melakukan aksi nyata dengan mengikuti kegiatan bersih-bersih kemarin. “Dengan kegiatan ini, saya mengajak kepada semua elemen masyarakat Padelegan untuk bahu-membahu untuk menjaga lingkungan ke depan.”

baca juga : Cerita Pondok Pesantren Anti Sampah Plastik di Sumenep

 

Sampah yang berhasil dikumpulkan dalam acara bersih sampah di Pantai Padelegan, Pademawu, Pamekasan, Madura, dalam rangka peringatan Hari Bersih Sedunia atau World Cleanup Day. Foto : Gafur Abdullah/Mongabay Indonesia

 

Hanya Seperlima Sampah Tertangani

Dikutip dari Kabarmadura.id, pada tahun 2020, terdapat 11 TPS3R di Pamekasan. Sementara yang dipenuhi masih 5 persen dan tahun 2025 ditargetkan harus dipenuhi seluruhnya. Dengan target 25 persen setiap tahunnya. Sedang timbunan sampah di Pamekasan mencapai 250 ton setiap harinya, namun yang saat tertangani oleh DLH hanya pada kisaran 40 ton.

Estimasi Pelayanan Pengangkutan Sampah Kabupaten Pamekasan, dalam sebuah penelitian akademis pada 2017 oleh Talent Nia Pramestyawati, mahasiswa Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya dijelaskan, bahwa perhitungan timbulan sampah Kabupaten Pamekasan tahun 2017 terdiri dari sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga sebesar 265.579 kg/hari.

“Rata-rata timbulan sampah yang masuk ke TPA sebesar 26.884 kg/hari, sehingga persentase pelayanan sampah sebesar 10,12%. Nilai pelayanan pengangkutan sampah Kabupaten Pamekasan yang kecil dikarenakan pemerintah masih mengutamakan area ibukota kabupaten sebagai daerah utama pelayanan persampahan,” tulis Nia dalam jurnal tersebut.

Dia juga menuliskan, nilai pelayanan pengangkutan sampah dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan strategi pengelolaan sampah lebih lanjut seperti penambahan jumlah ritasi pengangkutan atau peningkatan upaya reduksi sampah

 

Exit mobile version