Mongabay.co.id

Pulau Dua, Pulau Wisata Alami Menjanjikan di Selatan Aceh

 

 

Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh, merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan hutan alami Kawasan Ekosistem Leuser [KEL].

Satu objek wisata di wilayah dengan legenda terkenal pertarungan Tuan Tapa dengan Naga ini adalah Pulau Dua. Dua pulau kecil di Pulau Dua yang berada di Kecamatan Bakongan Timur tersebut, memiliki nama berbeda. Pulau Kayee merupakan pulau yang sering dikunjungi wisatawan saat hari libur, sementara di sebelah kanannya adalah Pulau Tengku, yang jarang didatangi pelancong. 

Pulau Kayee dan Pulau Tengku luasnya sekitar enam hektar, panjang pantainya tidak sampai satu kilometer. 

Foto: Pesona Alam Mengagumkan Aceh Selatan

 

Pasir pantai yang bersih dan laut begitu indah tersaji di Pulau Dua, Aceh Selatan, Aceh. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Berada di Pulau Dua, kita disuguhi hamparan pasir pantai putih, pandangan lepas ke Samudra Hindia, dan semilir angin laut yang akan menggoda kita untuk segera berendam di laut biru. Hutan kecil yang ada di sekitarnya begitu alami, ditumbuhi sejumlah pohon mangrove, kelapa, dan ketapang.

Pulau ini dekat dengan jalan lintas nasional Banda Aceh – Medan, Sumatera Utara, melalui jalur barat selatan Aceh. 

Penyeberangan ke Pulau Dua, dari Desa Ujung Pulau Rayeuk, tidak ada kapal khusus. Pengunjung dapat memberitahu kepada nelayan di pelabuhan, dan mereka akan membantu. Waktu tempuh sekitar 15 menit dengan biaya sekitar Rp50.000 per orang.

Baca: Bangkaru, Satu-satunya Pulau Konservasi Penyu di Aceh

 

Pulau Dua begitu alami dan damai. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Selain menyusuri pantai, berenang, dan berjemur, pengunjung juga dapat melakukan kegiatan lain seperti memancing, snorkeling, atau berkemah. Terumbu karang di pulau ini masih cukup bagus sebagai rumah berbagai jenis ikan. 

Menghabiskan malam di pulau ini juga memiliki daya tarik tersendiri, karena Pulau Dua termasuk pulau yang tidak berpenghuni. Suasana tenang begitu terasa, sebagai nilai tambah pulau alami ini.

Baca: Pelaku Bom Ikan Masih Berkeliaran di Pulau Banyak, Kapan Ditertibkan? 

 

Pulau Dua merupakan pulau tidak berpenghuni sehingga begitu alami. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Zulham, warga Kota Banda Aceh yang pernah menghabiskan malam di Pulau Dua, mengatakan cukup senang bisa berkunjung karena suasananya begitu alami dan tidak sulit dijangkau. 

“Pulau ini juga sangat aman untuk berenang karena arusnya tidak terlalu deras, ombaknya tidak besar,” terangnya Senin, [27/9/2021]. 

Foto: Pucok Krueng, Kars Potensial Kelas 1 di Aceh Besar yang Sepi Perhatian

 

Keindahan Pulau Dua begitu memanjakan mata. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Menurut Zulham, suasana yang paling tidak bisa dilupakan adalah sore menjelang matahari terbenam. Kawanan burung perling [Aplonis panayensis] beterbangan dari dalam hutan Leuser, pulang ke Pulau Dua untuk tidur. 

“Ini adalah suasana yang sangat sulit ditemukan di tempat lain. Selain untuk berwisata, Pulau Dua juga menarik sebagai lokasi penelitian tumbuhan, hewan, maupun terumbu karang.”

 

Hutan kecil di Pulau Dua begitu terjaga. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Kaya terumbu karang 

Ida Idlaini, Mahasiswa Prodi Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, saat melakukan penelitian untuk tugas akhir pada 2018 menyebutkan, di zona littoral Pulau Dua banyak ditemukan terumbu karang. 

“Zona littoral adalah wilayah dasar laut antara pasang tertinggi dan surut terendah. Pada saat surut terendah, seluruh wilayahnya akan terbuka, tidak tergenangi air laut. Ketika pasang tergenang air dari kedalaman 0-200 meter,” terangnya. 

 

Perahu nelayan siap menyeberangkan wisatawan ke Pulau Dua dengan jarak tempuh 15 menit. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Hasil risetnya menunjukkan, Pulau Dua memiliki 33 spesies terumbu karang, 17 genus karang, dan 11 famili. “Karang rata-rata berada di daerah berpasir, berbatu, berkerikil, bersedimen, dan beralga. Karang ini patut dilindungi dan dijaga, karena keragaman spesiesnyay,” terang riset itu.  

Ida menambahkan, karakteristik spesies karang di zona litoral Pulau Dua memiliki perbedaan dan persamaan antara satu spesies dengan lainya: dari segi bentuk, warna, maupun habitat. 

“Dari segi bentuk ada yang bercabang, lembaran seperti bunga, meja, kubah, cabang melebar, setengah  bulat dan masif atau padat. Dari segi warna ada yang cokelat tua, ungu, cokelat muda, cokelat kehitaman, kuning, kuning pucat hijau, putih, kehitaman, dan abu-abu,” jelasnya. 

 

 

Exit mobile version