Mongabay.co.id

Antisipasi Sebaran Penyakit Rabies, Ratusan Kucing Divaksin

 

Untuk mengedukasi masyarakat bahwa hewan peliharaan itu harus sehat dari ancaman penyakit menular seperti rabies, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menggelar kegiatan Posyandu Kucing dan Vaksinasi Rabies di ruang karantina satwa di Maharani Zoo dan Goa, Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Acara ini juga diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia yang jatuh pada tanggal 28 September lalu. Mochamad Wahyudi, Kepala Disnakeswan Kabupaten Lamongan menjelaskan kegiatan ini dilakukan sudah kedua kalinya.

“Karena hewan peliharaan ini kan setiap hari berinteraksi dengan manusia, sehingga harus divaksin,” ujar pria berkacamata tersebut, Rabu (13/10/2021).

Dia bilang jika hewan peliharaan itu tidak sehat, yang dikhawatirkan nanti bisa menularkan penyakit ke manusia, dan ini sangat berbahaya.

Untuk itu dia berharap kepada masyarakat agar hewan yang dipelihara itu dirawat sebaik mungkin, diberi makan, dimandikan, diberi vitamin, dan juga diikutkan vaksin.

“Makanya kita adakan kegiatan posyandu kucing dan vaksinasi rabies. Agar hewannya sehat, manusianya juga sehat. Jika semuanya sehat tidak ada permasalahan,” katanya.

baca : Konsumsi Anjing Rawan Terkena Rabies, Berikut Ini Temuan Lapangan…

 

Petugas kesehatan hewan dari Dinaskeswan Lamogan saat melakukan vaksinasi pada kucing dalam kegiatan Posyandu Kucing dan Vaksinasi Rabies di ruang karantina satwa di Maharani Zoo dan Goa, Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Foto : Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Wahyudi melanjutkan, adapun untuk jumlah dosis yang dialokasikan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur ke Disnakeswan yaitu 500.

Dari jumlah yang ditentukan itu sebagian dibagikan ke beberapa dokter hewan yang membuka praktik mandiri. Sebanyak 150 dosis dibagikan ke warga secara gratis dengan membuka stand dengan bertahap.

  

Lebih Diintensifkan

Melihat animo masyarakat yang mengikuti vaksinasi rabies banyak, Wahyudi berkeinginan untuk menyelenggarakan kegiatan serupa lebih intensif, “Antusias warga luar biasa, yang kedua ini saja ada 89 kucing yang ingin diperiksakan. Sedangkan tahap kedua ini kami hanya menyediakan 60 dosis,” pungkasnya. Sedangkan untuk tahap pertama ada 90 dosis.

Oyima Suwandi (37), Ketua Cat Lovers Pantura mengatakan dengan adanya kegiatan seperti ini dia mengaku senang. Menurutnya, hal ini bisa meringankan pemilik kucing yang kadang tidak mampu untuk memeriksakan kucingnya ke dokter.

Untuk itu dia berharap agar kegiatan posyandu kucing dan vaksinasi rabies terus dilakukan, minimal sebulan sekali atau maksimal tiga bulan sekali.

Selain itu, karena minimnya klinik hewan di kawasan pantai utara kota dengan luas 1.813 km ini, Ima panggilan akrabnya, berharap agar Disnakeswan untuk membangunkan klinik hewan di daerahnya. Apalagi sekarang ini komunitas pemelihara hewan banyak bermunculan.

“Tadi saya membawa empat ekor kucing dari base camp ke posyandu, semuanya awalnya saya selamatkan dari jalanan. Ini tadi kondisinya ada yang scabies, ada yang disuntik vitamin, dan sakit mata,” pungkas ibu satu anak ini.

baca juga : Mengenal Busok, Kucing Unik dari Pulau Raas

 

Selain kucing (Felis catus), hewan lain yang juga bisa membawa virus rabies dan menularkannya ke manusia adalah anjing (Canis lupus familiaris), kelinci (Lepus), musang (Paradoxurus hermaphroditus) dan kera (Hominoidea). Foto : Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Vaksin merupakan produk yang dirancang untuk memicu respons kekebalan protektif sekaligus mempersiapkan sistem kekebalan untuk melawan infeksi nantinya.

Selain itu, vaksin juga bisa merangsang produksi antibodi yang bisa mengidentifikasi dan menghancurkan organisme penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

Dengan kata lain, vaksin memberikan kekebalan terhadap satu atau beberapa penyakit, dan juga mengurangi tingkat keparahan penyakit.

Sementara hewan yang bisa disuntik atau vaksin itu hanya hewan-hewan yang sehat saja. Karena ketika hewan tersebut sudah tidak sehat, lalu kemudian divaksin yang terjadi hewan tersebut justru malah ngedrop atau sakit.

Jika hewan tersebut tidak sehat, maka akan dihapus dari kegiatan vaksinasi rabies.

menarik dibaca : Kucing Emas, Satwa Misterius di Lebatnya Hutan Sumatera

 

Kondisi kucing yang divaksin beragam. Ada juga yang kondisi matanya tinggal satu. Foto : Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Penyakit Zoonosis

Adapun untuk tahapan pemeriksaan, pertama yang dilakukan adalah pengecekan kesehatan hewan tersebut dimulai dari suhu, detak jantung, pernafasan, dll.

Rabies merupakan infeksi virus pada otak dan sistem saraf. Umumnya, virus penyebab rabies menular ke manusia melalui gigitan hewan. Rabies termasuk penyakit yang membahayakan, resikonya menyebabkan kematian jika tidak segera tertangani.

Rabies disebabkan oleh virus yang umumnya ditularkan dari anjing melalui gigitan, cakaran atau air liur. Hamdan Ubaidillah, dokter hewan mandiri yang bertugas di Paciran, Lamongan, mengatakan, selain anjing, hewan lain yang juga bisa membawa virus rabies dan menularkannya ke manusia adalah kucing (Felis catus), kelinci (Lepus), musang (Paradoxurus hermaphroditus) dan kera (Hominoidea).

Pria alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menjelaskan rabies merupakan penyakit saraf yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia, begitu juga sebaliknya.

Untuk gejala rabies sendiri yang gampang dilihat menurutnya adalah hewan tersebut biasanya takut pada cahaya dan keramaian. Gejala lainnya jika hewan tersebut melihat air itu merinding. “Biasanya ini memang karena penyakit saraf, sementara yang diserang itu otak,” katanya.

Untuk itu bagi Hamdan hewan peliharaan itu sangat penting untuk divaksin agar tidak tejadi penularan terhadap manusia. Penyakit yang dikenal juga dengan istilah penyakit anjing gila ini masih menjadi salah satu penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat di Indonesia.

baca juga : Mengenal 9 Jenis Kucing Terbesar di Planet Bumi

 

Ovi, salah satu peserta berpose usai mengantar kucing peliharaanya mengikuti Posyandu Kucing dan Vaksinasi Rabies di Maharani Zoo, Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Foto : Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Tahun 2020 data Kementerian Kesehatan menyebut ada 26 dari 34 provinsi di Indonesia yang belum bebas dari rabies, dengan jumlah kematian per tahun lebih dari 100 orang.

Dengan begitu Hamdan berpesan ke para pemelihara hewan agar memperhatikan kesejahteraan hewannya. Ada lima prinsip kesejahteraan hewan. Pertama yaitu bebas dari rasa lapar dan haus.

“Jadi makan kita cukupi, Insya Allah aman,” pesannya.

Selanjutnya adalah bebas dari tidak nyaman, dari rasa sakit luka dan penyakit. Ketika hewan tersebut menunjukkan penurunan kondisi sakit maka perlu diberi obat atau vitamin, jika parah harus segera dibawa ke dokter.

Selain itu juga bebas mengekspresikan perilaku normalnya, bebas dari rasa stres dan tertekan. Jika peliharaan itu di dalam kandang terus itu akan menimbulkan stres, ketika stres daya tahan tubuhnya menurun dan sakit. Sehingga perlu juga diajak jalan-jalan.

“Kucing ini kan musuh alaminya adalah anjing. Jadi ketika ada yang memelihara anjing dan kucing itu jangan dijadikan dalam satu kandang,” pungkasnya.

 

Exit mobile version