Mongabay.co.id

Buah Nangka dan Cempedak, Serupa tapi Tak Sama

 

 

Buah nangka dan cempedak sangat mudah ditemukan di hampir semua tempat yang ada di Indonesia. Sebarannya pun sampai pada negara-negara di Asia Tenggara. Selain rasanya manis dan enak, buah ini juga memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga begitu populer di kalangan masyarakat.

Bentuk fisiknya yang mirip, sering kali membuat banyak orang mengira bahwa nangka dan cempedak adalah buah yang sama.

Nangka dan cempedak memang termasuk dalam Famili Moraceae, dengan jenis buah berukuran besar beraroma harum, tajam, dan rasa manis. Meski demikian nama ilmiah keduanya berbeda; nangka memiliki nama ilmiah Artocarpus heterophyllus dan cempedak Artocarpus integer [Thunb.] Merr. Keduanya juga memiliki manfaat yang baik buat kesehatan pada saat dikonsumsi, namun juga tak sama persis.

Baca: Jengkol, Tumbuhan Kaya Manfaat Asli Indonesia

 

Buah nangka matang yang siap dimakan. Foto: Pixabay/Public Domain/Kieutruongphoto

 

Dilansir dari sehaq.com, manfaat buah nangka sangatlah mengesankan. Sebab, khasiatnya berpotensi menurunkan berbagai faktor risiko penyakit mematikan. Sebut saja, menurunkan level kolesterol, tekanan darah, hingga gula darah.

Selain itu, ilmuwan juga meyakini, buah nangka dapat melawan sel kanker. Buah nangka hanya mengandung sedikit kalori. Dalam 165 gram [sekitar 12 sendok makan] daging buah nangka, hanya ada sekitar 155 kalori. Sekitar 92% kalori tersebut berasal dari karbohidrat, dan sisanya datang dari protein dan sedikit lemak.

Selain itu, buah nangka mengandung vitamin, mineral, serta molekul antioksidan. Seperti buah-buahan lainnya, nangka juga mengandung serat yang cukup.

Sedangkan manfaat buah cempedak, mampu menyehatkan jantung, meningkatkan kesehatan mata, menjaga kesehatan pencernaan, menurunkan risiko stroke, menurunkan kolesterol, mengobati tumor dan malaria, bahan tepung roti yang sehat, serta digunakan sebagai obat herbal.

Rebusan akar cempedak bisa digunakan dalam pengobatan herbal untuk menyembuhkan demam, penyakit kulit, asma, dan diare. Sifat antioksidan yang terkandung di dalamnya dipercaya mampu memperlambat degenerasi sel sehingga dapat menjaga kulit agar tetap sehat.

Meski bermanfaat, disarankan untuk tidak boleh berlebihan dalam mengonsumsi cempedak, karena buah ini memiliki tinggi kalori, yaitu dalam 100 gram cempedak mengandung 117 kalori.

Baca: Teh Kombucha Dapat Menstimulus Sistem Imun Tubuh dari COVID-19?

 

Buah nangka yang masih di pohon. Foto: Pixabay/Public Domain/LeThiHongNga

 

Penelitian yang dilakukan oleh Eva Widarti Budi Wardani, Musthofa Lutfi, Wahyunanto Agung Nugroho yang diterbitkan dalam Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, [Oktober 2013], berjudul Identifikasi Sifat Fisik Buah Nangka, dikatakan bahwa berdasarkan pada struktur tumbuh-tumbuhan, nangka adalah buah ganda, 8-15% dari berat buah adalah biji.

Sebuah biji tunggal terbungkus dalam sebuah white aril mengelilingi endosperm cokleat yang tipis, terlindungi oleh daging putih kotiledon.

“Kotiledon nangka cukup diperkaya dengan pati dan protein. Pada buah yang matang, memiliki aroma yang unik, biji nangka ini umumnya dikonsumsi sebagai sebuah makanan pencuci mulut dan sebuah komposisi dalam pengolahan kuliner Asia,” kata para peneliti.

Secara morfologi, pohon nangka memiliki tinggi 10-15 m. Batangnya tegak, berkayu, bulat, kasar dan berwarna hijau kotor. Daun tunggal, berseling, lonjong, memiliki tulang daun yang menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-15 cm, lebar 4-5 cm, tangkai panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau.

Bunga nangka merupakan bunga majemuk yang berbentuk bulir, berada di ketiak daun dan berwarna kuning. Bunga jantan dan betinanya terpisah dengan tangkai yang memiliki cincin, bunga jantan ada di batang baru di antara daun atau di atas bunga betina. Buah berwarna kuning ketika masak, oval, dan berbiji cokelat muda.

Baca: Kecombrang, Tumbuhan Khas Indonesia yang Kaya Manfaat

 

Buah cempedak matang. Foto: Wikimedia Commons/Public Domain/EquatorialSky

 

Sementara buah cempedak, termasuk dalam buku 100 Spesies Pohon Nusantara Target Konservasi Ex-Situ Taman Keanekaragaman Hayati [2019]” karya Hendra Gunawan dari Pusat Litbang Hutan – KLHK. Dalam penjelasannya, morfologi pohon cempedak yaitu tinggi pohon mencapai 30 m dan diameter batangnya mencapai 70 cm.

Ranting muda atau pucuk ranting berambut halus dan kaku, kecokelatan. Kuncup daun terbungkus daun penumpu, bundar telur, panjang hingga 9 cm.

Daun tunggal seperti kulit, bertangkai, bundar telur terbalik sampai jorong, 2,5-10 × 5–25 cm, bertepi rata, dengan pangkal berbentuk pasak sampai membulat, dan ujung meruncing. Perbungaan merupakan satuan dalam bonggol, muncul di ketiak daun, pada cabang besar atau pada batang utama.

Baca juga: Sagu, Sumber Pangan Nasional yang Belum Dimaksimalkan

 

Buah cempedak yang masih menggantung di pohon. Foto: Pixabay/Public Domain/Najibzamri

 

Buah semu majemuk sinkarp berbentuk silinder sampai bulat, 20–35 cm x 10-15 cm, hijau, kekuningan sampai kuning kecokelatan, dengan tonjolan piramidal serupa duri lunak yang rapat atau licin berpetak- petak dengan mata faset.

“Untuk habitatnya, cempedak dapat tumbuh di hutan hujan dataran rendah, baik hutan primer maupun sekunder. Tumbuh hingga ketinggian 1.300 mdpl, menyukai daerah-daerah dengan musim kering yang tidak tegas. Lahannya berupa permukaan air tanah yang dangkal dan tahan tergenang banjir,” tulis Hendra Gunawan dalam bukunya.

Anda suka buah nangka atau cempedak?

 

 

Exit mobile version