Mongabay.co.id

Daun Salam, Penyedap Masakan yang Juga Ampuh Sebagai Obat Herbal

 

 

Pohon salam [Syzygium polyanthum] sering dimanfaatkan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan tradisonal di Nusantara.

Pada masakan, daun salam bisa dicampurkan dalam keadaan utuh, kering, ataupun segar, dan turut dimasak hingga makanan tersebut matang. Daun ini memberikan aroma herbal yang khas namun tidak keras. Di pasar atau di dapur, daun salam sering dipasangkan dengan lengkuas.

Di Indonesia, pohon salam tumbuh di kebun hingga pekarangan rumah. Di beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan nama salam [Jawa, Madura, Sunda], gowok [Sunda], kastolam [Kangean, Sumenep], manting [Jawa], dan meselengan [Sumatera]. Nama yang sering digunakan dari daun salam, di antaranya adalah ubar serai [Malaysia].

Dalam jurnal WARTA Volume 19, Nomor 2 September 2016 berjudul Pemanfaatan Daun Salam [Eugenia polyantha] Sebagai Obat Herbal dan Rempah Penyedap Makanan, karya Kun Harismah dan Chusniatun diketahui tanaman ini berdasarkan falsafah Jawa mempunyai makna tersirat, yaitu keselamatan.

“Tujuan hidup manusia adalah mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat,” tulis jurnal tersebut.

Hal itu terkait khasiat tumbuhan salam yang baik untuk kesehatan manusia. Daunnya mengandung zat bahan warna, zat samak, dan minyak atsiri yang bersifat antibakteri. Manfaatnya secara tradisional sebagai obat sakit perut.

Daun salam juga dapat digunakan untuk menghentikan buang air besar berlebihan. Selain tentunya bisa digunakan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, gatal-gatal, dan kencing manis.

Tak hanya itu, tumbuhan ini vermanfaat sebagai bahan obat diabetes, hipertensi, maag, malaria dan kanker. Ekstrak daunnya mengandung senyawa metabolit berupa alkaloid, flavonoid, fenol dan terpenoid.

Hasil penelitian Lusia Sartika, Dwita dan rekan dari Universitas Bengkulu menunjukkan, kulit batang pohon salam dapat digunakan sebagai pewarna dan pengawet tahu, tetapi tidak bisa dijadikan sebagai pengawet makanan.

Baca: Oday Kodariyah, Pelestari Tanaman Obat Tradisional Indonesia

 

Daun salam yang juga bermanfaat sebagai obat herbal selain berguna untuk penyedap masakan. Foto: Pixabay/Public Domain/Monicore

 

Jenis-jenis tanaman salam

Mengutip laman MasterClass, tanaman salam memiliki 6 varietas di seluruh dunia. Pertama daun salam Mediterania [daun salam Turki], dikenal karena aromatiknya. Rasanya seperti teh mentol. Dapat dikenali dari daun ovular hijau terang sepanjang 1 hingga 4 inci.

Kedua, daun salam California, memiliki rasa lebih kuat dan aromatik seperti varietas Turki. Ketiga daun salam India, daunnya pendek berwarna hijau muda dan rasanya seperti kayu manis yang khas.

Keempat daun salam India Barat, digunakan untuk membuat cologne serta kuliner sesekali. Kelima daun salam Indonesia, jenis ini biasanya digunakan untuk berbagai masakan. Keenam daun salam Meksiko, yang memiliki rasa jauh lebih halus.

Baca: Antara Tanaman Obat, Sumber Daya Genetik, dan Biopiracy

 

Manfaat daun salam sebagai obat herbal adalah sebagai obat sakit perut dan juga maag. Foto: Pixabay/Public Domain/Kropekk_pl

 

Habitat

Dalam Buku 100 Spesies Pohon Nusantara Target Konservasi Ex-Situ Taman Keanekaragaman Hayati [2019] karya Hendra Gunawan dari Pusat Litbang Hutan – KLHK dijelaskan pohon ini tingginya mencapai 30 meter, diameter 100 sentimeter, batang silindris dengan permukaan licin, warna abu-abu kecokelatan. Bunga majemuk dalam malai, tumbuh di ketiak daun, kecil-kecil warna putih, berbau harum.

Daerah persebaran tanaman salam mulai Myanmar, Indo-China, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

“Di Indonesia tersebar mulai Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali,” tulis Hendra Gunawan.

Habitat alaminya di hutan primer dan sekunder, mulai pantai hingga ketinggian 1.300 mdpl. Pohon ini tumbuh lebih baik pada tanah yang subur dan lembab.

Cara perbanyaknya bisa generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi, stek, dan cangkok. Tumbuhan salam berbunga dan berbuah hampir sepanjang tahun, terutama pada Januari-Mei.

Menaman biji salam dapat dilakukan di persemaian dan polybag. Biji yang telah disiapkan dimasukkan ke lubang tanam dan disiram teratur. Setelah berusia 2 bulan pindahkan ke polybag yang ukurannya lebih besar dan tempatkan pada kondisi teduh. Setelah berumur 6 – 7 bulan, bibit dapat dipindah ke lahan tanam yang lebih luas, seperti kebun atau pekarangan.

Sedangkan stek pohon salam sebaiknya pada cabang produktif yang cirinya memiliki minimal 3 ranting. Potong cabang sekitar 20 hingga 25 cm dan tanam pada polybag yang berisi campuran tanah dan pupuk kandang.

Selain dua cara di atas, salam juga dapat diperbanyak melalui teknik cangkok. Pilih ranting yang ideal dan sisakan daun sekitar 2 atau 3 helai.

Pohon ini banyak ditanam sebagai pohon tepi jalan atau peneduh di perkantoran, permukiman, kawasan industri dan taman kota. Kayunya dipergunakan sebagai bahan bangunan dan kayu bakar.

 

 

Exit mobile version