Mongabay.co.id

Semeru Masih Erupsi, Bagaimana Penyelamatan Satwa dan Ternak Warga?

 

 

 

 

Shinchan Oche, membagikan video berdurasi 20 detik ke laman Grup Facebook Lumajang Sae, pada Ahad, 2 Januari 2022. “Regoyo, jalur lahar Semeru, Desa Gondoruso, sore ini, Minggu, 2 Jan 22. Pkl 16.00 WIB,” begitu dia menulis keterangan dalam postingan itu.

Dalam video itu terlihat aliran lahar hujan membawa material vulkanik Gunung Semeru seperti batu dan dan pasir.

Watune katut kabeh, material iki. (Batunya terbawa arus, material ini),” kata warga yang merekam video itu. Thoriqul Haq, Bupati Lumajang di laman Facebook-nya menyebut itu sebagai lahar susulan. Semeru masih terus erupsi hingga kini.

“Malam ini, saya dan Bunda Indah Masdar (Wakil Bupati Lumajang) berbagi lokasi berkunjung ke Desa Jugosari dan Desa Gondoruso, untuk memastikan masyarakat di tepian aliran sungai lahar Semeru dalam keadaan aman,” tulis Thoriq.

Sejak sore, hujan mengguyur dan mengangkut material erupsi Semeru yang merata mengairi ruas sungai aliran lahar Semeru. Dia juga akan survei lokasi untuk melihat kerusakan dampak lahar hujan Semeru. Dia ingin memastikan tak ada daerah terisolir, lantaran sejumlah dusun harus melintasi jembatan limpas sebagai akses utama menuju permukiman.

Pada 5 Januari lalu, Semeru kembali luncurkan awan panas. Pos Gunung Api Semeru Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat jarak luncur mencapai 5.000 meter ke arah Besuk Kobokan dan Besuk Lengkong.

Kondisi ini berdampak hujan abu vulkanik tipis di Desa Kebonseket, Kecamatan Candipuro dan Desa Penanggal, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.

Hingga kini, dilaporkan kondisi masyarakat terpantau aman dan kondusif. Status Semeru masih Level III (siaga) sejak 16 Desember 2021.

 

Baca juga : Semeru Siaga, Warga Dilarang Beraktivitas di Daerah Berbahaya

Masa erupsi Semeru, tak hanya manusia yang jadi korban, juga hewan ternak seperti kambing, binatang piaraan dan satwa liar. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia

 

Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam rilis mengatakan, PVMBG merekomendasikan masyarakat tak beraktivitas apapun di sektor Tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak.

Di luar jarak itu, masyarakat tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Karena kawasan-kawasan itu, katanya, berpotensi alami perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang melaporkan ada korban delapan orang tanpa identitas dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Lokasi itu atas rekomendasi Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur dan diberi tanda khusus. Sebelumnya, kedelapan jenazah disimpan di Kamar Jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Haryoto Lumajang.

 

Penyelamatan satwa dan ternak

Tak hanya menyelamatkan manusia dan infrastruktur juga satwa dan hewan peliharaan dan ternak. Relawan Ape Warrior dari Centre for Orangutan Protection (COP) turut menyelamatkan satwa, hewan piaraan dan ternak.

Mereka menelusuri Dusun Kajar Kuning Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, dan Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Dua daerah ini terparah terdampak letusan Semeru. Relawan memberi pakan hewan peliharaan untuk kucing dan pakan unggas.

Lantaran sebagian hewan peliharaan seperti kucing terlantar ditinggal pemilik yang mengungsi. Bagi pengungsi yang turut membawa kucing diberi pakan secukupnya. “Disediakan 200 kilogram pakan kucing,” kata Satria Wardhana, Koordinator Relawan Satwa COP.

Mereka juga menyelamatkan hewan ternak warga seperti kambing dan sapi. Mereka turun langsung ke lokasi terdampak letusan Gunung Semeru sejak Minggu, 5 Desember 2021. Program bantuan hewan ternak COP ini bekerjasama dengan Dinas Peternakan Lumajang.

Awalnya, hewan ternak ditempatkan di kandang terpusat di lapangan Sumber Mujur, Sumber Wuluh. Namun, pemilik ternak trauma dan memilih menitipkan ke keluarga di daerah aman letusan.

 

Baca juga : Menyelamatkan Sisa Kehancuran Terjangan Erupsi Gunung Semeru

Hewan yang mati terkena erupsi Semeru. Foto: COP

 

Mereka juga menyisir ternak di perkampungan yang sudah ditinggalkan penduduk mengungsi. Mereka menemukan kambing terluka bakar dan mengalami patah tulang. Ada pula kambing mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Hewan ternak terluka ditangani dokter hewan, hingga sembuh.

Tim SAR juga menyerahkan kambing yang tak diketahui pemilik yang mereka temukan di perkampungan. Ape Warrior juga memusnahkan 20-an kambing dan sapi mati karena Semeru. Bangkai hewan khawatir menularkan virus dan penyakit ke manusia.

Bau bangkai juga menyengat menganggau proses pencarian dan evakuasi korban.

“Bangkai dimusnahkan, dibakar untuk mencegah penularan penyakit ke manusia,” katanya.

Dokter hewan juga menyuntik vitamin bagi 100 ternak. Pemberian vitamin melalui injeksi bertujuan menjaga kesehatan, memulihkan tenaga, mencegah trauma, dan stres hewan ternak.

COP juga memberi pakan bagi satwa liar seperti monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Desa Candipuro. Koloni monyet terdiri lima ekor turun dari habitat setelah letusan. Mereka mencari pakan di kaki Semeru. “Kami beri pakan pisang.”

Saat masa darurat, mereka juga membantu peternak menyediakan pakan hijauan berupa rumput gajah (Pennisetum purpureum). COP telah mendistribusikan pakan hijauan 15 ton untuk kambing dan sapi.

Mereka akan mengakhiri bantuan kalau warga siap merawat hewan ternak. Satria menyayangkan, banyak warga menjual hewan ternak secara murah lantaran sulit mengurus dan kebutuhan biaya pasca letusan Semeru. Padahal, ternak sehat dan harga normal.

COP mendirikan Ape Warrior sejak 2010. Mereka khusus turun untuk penyelamatan dan penanganan satwa dan hewan ternak maupun piaraan sejak letusan Merapi. Serta menangani satwa dan hewan ternak saat bencana erupsi Sinabung, gempa Palu, Mamuju, erupsi Kelud dan Gunung Agung.

Saat bencana, katanya, biasa mereka fokus evakuasi manusia, padahal hewan dan satwa liar juga terdampak namun terabaikan. Kenyataan, hampir tiap warga di pedesaan terdampak bencana memiliki hewan ternak. Bagi mereka yang menyelamatkan diri atau mengungsi, ternak tak terurus.

“Jangan ada trauma ganda. Trauma akibat bencana dan kehilangan ternak,” katanya.

 

 Baca juga: Hidup Bersama Gunungapi Semeru

Gunung Semeru pada 5 Januari 2022. Semeru masih erupsi hingga kini masih status level Siaga. Masyarakat dilarang beraktivitas di zona berbahaya. Foto: BNPB

 

Satria bilang, bekerjasama dengan Dinas Peternakan, Dinas Pertanian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam menangani satwa dan hewan ternak itu.

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya juga menurunkan dosen dan mahasiswa membantu menangani ternak korban letusan Semeru.

Mereka mendirikan posko sejak 9 Desember 2021 di Desa Candipuro, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Tahap awal dipasok pakan ternak sebanyak 11 ton disertai vitamin.

Agus Susilo, Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya mengatakan, puluhan relawan mahasiswa ditempatkan di Desa Sumberwuluh dan Sumbermujur Candipuro.

“Mahasiswa membantu membuat pakan silase atau hijauan pakan yang diawetkan untuk jangka panjang,” katanya.

Mereka juga melatih peternak membuat silase untuk hewan ternak. Peternak, katanya, tak bisa mengantungkan pakan dari bantuan pihak lain. Mereka juga membutuhkan bantuan konsentrat.

Setiap hari dibutuhkan pakan hijauan dua truk. Sebagian peternak mulai mencari pakan sendiri. Kebutuhan hijauan tetap perlu dari luar, katanya, karena debu lengket di hijauan, meskipun telah diguyur hujan. “Ada pula informasi kasus pencurian ternak yang ditinggal mengungsi.”

 Pos Komando (Posko) Penanganan Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru juga memberikan layanan kesehatan hewan. Mereka berikan pengobatan bagi hewan ternak sakit dan mengalami gangguan kesehatan selama masa tanggap darurat.

Dinas Peternakan Lumajang mendirikan tiga pelayanan kesehatan di Desa Sumberwuluh, Sumbermujur dan Supiturang.

Pos juga mendistribusikan hijauan makanan ternak (HMT) untuk sapi dan kambing sebanyak 17 ton. Pakan kucing 25 kilogram, pakan ayam 25 kilogram. Posko juga membagikan konsentrat 2,5 kwintal.

 

Baca juga: Kala Semeru Mintahkan Lahar Panas, Belasan Orang Tewas

Kucing, antara lain hewan piaraan yang diselamatkan COP saat erupsi Gunung Semeru. Foto: COP

*******

Foto:

 

 

 

 

Exit mobile version