Mongabay.co.id

Kayu Manis, Apakah Memang Rasanya Manis?

 

 

Bagi masyarakat Indonesia, tumbuhan kayu manis [Cinnamomum burmanii] merupakan rempah yang sekaligus berfungsi sebagai obat tradisional.

Kulit kayu manis dalam bentuk asli seperti potongan atau bubuk dapat digunakan untuk bermacam bumbu masakan daging dan ikan, serta sebagai campuran minuman [teh, kopi, dan cokelat].

Kulit batang kayu manis memiliki bau khas aromatik, dengan rasa agak manis, agak pedas, dan kelat. Potongan kulitnya berbentuk gelondong, gulung membujur, agak pipih atau berupa berkas yang terdiri dari tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung membujur.

Permukaan kulit luarnya tidak bergabus, berwarna cokelat kekuningan atau cokelat kemerahan. Sementara permukaan kulit dalamnya berwarna cokelat merah tua sampai cokelat kehitaman.

Baca: Cemara Sumatera, Tumbuh di Pegunungan dan Potensial Sebagai Obat Antikanker

 

Kayu manis bisa dijadikan campuran minuman kopi. Aroma khasnya begitu mudah dikenali. Foto: Pixabay/Public Domain/KatineArt

 

Dalam Jurnal Silkular yang diterbitkan Kementerian Pertanian, Herwita Idris dan Eliza Mayura menuliskan kulit kering kayu manis yang direndam dalam air teh dan diminum, dapat menurunkan kadar kolesterol. Juga, mengencerkan darah sehingga baik untuk penderita stroke dan penyakit kronis lainnya.

Secara tradisional, kulit kayu berkhasiat mengatasi masuk angin, diare, dan penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan. Kayu manis juga memiliki zat antioksidan.

“Mengkonsumsi satu sendok makan bubuk kayu manis sebelum makan, dapat menahan kenaikan gula darah dalam darah. Bubuk kayu manis dapat mencegah pengisapan gula pada dinding usus,” tulis peneliti.

Bubuk kayu manis yang sudah menjadi minyak atsiri atau oleoresin juga digunakan pada industri makanan sebagai pemberi rasa dan aroma pada makanan, minuman, farmasi, rokok dan kosmetik.

“Salah satu contoh kegunaan aroma kayu manis adalah rasa manis dan pedasnya dalam pembuatan sirup yang dapat menghangatkan tubuh,” tulis peneliti.

Baca: Istilah Mabuk Kepayang Berasal dari Buah Ini

 

Kayu manis dimanfaatkan dalam bentuk bubuk. Foto: Pixabay/Public Domain/stevepb

 

Nama daerah

Kayu manis termasuk keluarga Lauraceae. Di setiap daerah, berbeda penyebutannya. Masyarakat Batak menamainya holim, Melayu [kayu manis], Minangkabau [kulik manih], Sunda [mentek], Jawa Tengah [manis jangan], Madura [cingar kanyengar], Sasak onte], Sumba [kaninggu], dan Flores [puudinga].

Kayu manis memiliki akar tunggang, berpembuluh dan berwarna kecoeklatan. Batangnya berdiameter 125 sentimeter, kayunya cokelat muda dan berkulit halus.

Daunnya tunggal, berbentuk elips memanjang dan kaku seperti kulit. Panjang daun 4-14 sentimeter, dengan lebar 1,5-6 sentimeter. Daun muda berwarna merah pucat.

Baca: Kenanga, Penebar Wangi Alami dan Pengusir Nyamuk Demam Berdarah

 

Kayu kayu manis yang digunakan sebagai bumbu masakan. Foto: Pixabay/Public Domain/Daria-Yakovleva

 

Dalam Buku 100 Spesies Pohon Nusantara Target Konservasi Ex-Situ Taman Keanekaragaman Hayati [2019] karya Hendra Gunawan dari Pusat Litbang Hutan – KLHK dijelaskan daerah penyebaran kayu manis hanya di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Dapat tumbuh hingga ketinggian 2.000 mdpl.

“Tapi tumbuh baik pada ketinggian 500-1.200 mdpl, di tanah berpasir,” tulis Hendra.

Selain menjadi ramuan minuman segar, bumbu makanan, minyaknya dapat digunakan sebagai sabun, kosmetik, parfum, serta pengusir semut,

“Kayu manis bisa berfungsi sebagai pohon hias karena daun mudanya yang merah muda,” jelasnya.

Baca jugaAntara Tanaman Obat, Sumber Daya Genetik, dan Biopiracy

 

Kayu manis memiliki khasiat sebagai obat tradisional sekaligus sebagai rempah. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Varietas unggul

Pada 2016, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian [Balitbangtan] mengembangkan varietas unggul baru kayu manis Ceylon [Cinnamomum zeylanicum blume]. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Laing, Solok, Sumatera Barat.

Beberapa spesies kayu manis yang dijual di pasar adalah Cinnamomum zeylanicum [kayu manis Sri Lanka], Cinnamomum burmannii [Indonesia], Cinnamomum loureiroi [Vietnam], dan Cinnamomum aromaticum [China].

Penelitian Dian Indri Annisa, Amzul Rifin, dan Tanti Novianti di Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia [2021], menjelaskan bahwa bubuk kayu manis merupakan produk turunan rempah yang paling banyak diekspor Indonesia. Namun, volumenya menurun beberapa tahun terakhir dibandingkan negara pesaing, Vietnam.

“Hasilnya menunjukkan, pada pasar Amerika Serikat dan Jerman, Indonesia menjadi eksportir tebesar. Sementara, pada pasar Kanada, bubuk kayu manis Vietnam menempati posisi tertinggi,” tulis mereka.

Berdasarkan elastisitas permintaan, bubuk kayu manis Indonesia adalah produk yang bersifat inelastis dan saling bersubtitusi dengan pesaingnya, yaitu Vietnam di pasar importir Amerika Serikat, Jerman, dan Kanada.

“Agar dapat terus berdaya saing dalam perdagangan, perlu perbaikan mutu produk sesuai dengan sertifikasi internasional serta menjalin kerja sama bilateral,” papar peneliti.

 

 

Exit mobile version