Mongabay.co.id

Ilmuwan Prediksi Hiu Megalodon Tumbuh Lebih Besar di Perairan Dingin

 

Hiu dengan nama latin Otodus megalodon ini adalah spesies hiu yang telah dinyatakan punah. Hiu ini hidup dari zaman Miosen tengah ke Pliosen, sekitar 15 hingga 2,6 juta tahun yang lalu. Monster prasejarah ini adalah predator tingkat atas yang memakan paus dan mamalia laut lainnya.

Hiu ini memiliki kerangka tulang rawan dan dikenal memiliki gigi-gigi raksasa. Ahli paleontologi percaya bahwa hiu ini sangat mirip dengan hiu putih besar (Carcharodon carcharias) yang masih hidup, akan tetapi ukurannya jauh lebih besar.

Dalam sebuah studi baru, Profesor Kenshu Shimada dari DePaul University, Chicago, beserta peneliti lainnya memeriksa kembali jurnal-jurnal yang diterbitkan tentang gigi megalodon bersama dengan perkiraan total panjang tubuh mereka.

“Temuan kami menunjukkan pola ukuran tubuh yang sebelumnya tidak dikenal untuk fosil hiu, terutama tidak mengikuti pola ekologis dalam geografi yang dikenal sebagai aturan Bergmann,” kata Profesor Shimada seperti dilaporkan Techexplorist pada 22 Maret 2020 lalu.

Diperkenalkan oleh ahli biologi Jerman Carl Bergmann pada pertengahan 1800-an, aturan Bergmann adalah sebuah konsep yang menjelaskan bahwa hewan yang lebih besar ukuran tubuhnya berkembang di iklim yang lebih dingin. Karena ukurannya itu dapat membantu mereka mempertahankan panas lebih efisien dibandingkan dengan hewan dengan tubuh yang lebih kecil.

Dikutip dari Sci-News, Dr. Victor Perez, ahli paleontologi di Calvert Marine Museum, menjelaskan, “Para ilmuwan terus mencari pola hidup hiu yang membantu kita memprediksi pola alami, dan aturan Bergmann diterapkan pada Otodus megalodon.”

Mereka sebelumnya telah mengidentifikasi kemungkinan area fosil hiu itu. Situs-situs tersebut menghasilkan gigi megalodon yang rata-rata relatif lebih kecil dibandingkan daerah ditemukan fosil Megalodon lainnya. Namun, studi baru menemukan bahwa area penemuan yang diidentifikasi Megalodon itu terletak di dekat garis khatulistiwa, di mana suhu air lebih hangat.

baca : Ukuran Hiu Terbesar yang Pernah Ada di Bumi Terungkap

 

ilustrasi seekor megalodon. Foto : Earl Noble/flickr/Public Domain

 

Namun hal tersebut ditanggapi oleh Harry Maisch, peneliti Bergen Community College dan Fairleigh Dickinson University di New Jersey. Seperti dikutip dari Sciencedaily, ia berpendapat bahwa ada kemungkinan hiu megalodon yang hidup di perairan hangat memanfaatkan area tersebut untuk berkembang biak.

“Tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa pada fosil yang terdiri dari gigi Megalodon yang lebih kecil mungkin bukan produk dari hiu dari air yang lebih hangat,” tutur Harry.

Kendati demikan, baik Michael Griffiths beserta profesor ilmu lingkungan lainnya di William Paterson University punya asumi sendiri. Menurutnya, penelitian ini memiliki implikasi penting untuk memahami bagaimana perubahan iklim modern. Tentang bagaimana perubahan suhu mempercepat pergeseran habitat laut ke lebih banyak garis lintang perairan bagi predator puncak seperti hiu.

“Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa tidak semua individu Otodus megalodon yang berbeda secara geografis tumbuh menjadi ukuran raksasa secara merata. Pendapat umum bahwa spesies hiu megalodon mencapai panjang total 18-20 m (59-65 kaki) harus diterapkan terutama pada populasi yang menghuni lingkungan yang lebih dingin,” imbuh Profesor Shimada.

baca juga : 10 Monster Bawah Laut Prasejarah yang Menakutkan

 

Seniman megalodon Gary Staab melukis bagian dalam mulut hiu megalodon berukuran besar. Sumber : smithsonianmag

 

Sejauh ini, fosil dari Hiu Megalodon yang ditemukan barulah dari gigi mereka oleh para ilmuwan. Sehingga untuk mengetahui ukuran lebih spesifik dan bentuknya perlu fosil lainnya.

Akan tetapi, sisa-sisa tulang hiu tersebut belum ditemukan karena kerangka tulang megalodon terdiri dari tulang rawan yang tak termineralisasi dengan baik sehingga sulit awet dalam proses fosilisasi. Hal itulah yang menyebabkan bentuk sebenarnya hiu ini masih misteri.

 

Suhu dan Evolusi

Sebagi informasi, perubahan hiu menjadi raksasa karena mengikuti jalur evolusi. Agaknya, itu terjadi juga di Megalodon.

Faktor yang dominan mempengaruhi salah satunya adalah jalur adaptasi (mesothermic) atau pengembangan kemampuan mengendalikan suhu tubuh agar hiu bisa hidup di berbagai habitat dan berburu lebih efektif. Jalur lain ialah pola penyaringan makan agar hiu bisa memakan plankton mikroskopis.

Temuan tersebut berdasarkan riset yang dipimpin Catalina Pimiento dari Universitas Swansea, Inggris, dipublikasikan di jurnal internasional Organic Evolution pada 2019 lalu. “Hiu jadi studi kasus ideal memahami jalur evolusi mengarah gigantisme di laut. Mereka berevolusi selama 250 juta tahun, ” kata Catalina Pimiento.

 

 

Sumber : sci-news.com, sciencedaily.com, techexplorist.com dan nhm.ac.uk 

 

Exit mobile version