Mongabay.co.id

Makhluk Laut Dalam Aneh Ini Hidup di Bangkai Kapal Endurance di Antartika

 

 

Tanggal 21 November 1915, kapal penjelajah kutub Endurance yang membawa Sir Ernest Shackleton, seorang penjelajah kutub kenamaan berkebangsaan Inggris, tenggelam diterjang badai es di lepas pantai Antartika, Kutub Selatan. Para awak kapal mengapung di atas bongkahan es, menghanyutkan mereka hingga jauh.

Kisah awal kapal ini menjadi salah satu cerita para penjelajah yang begitu terkenal, heroik, dan dramatis. Awalnya, Shackleton dan kru bermaksud memulai penyeberangan seluruh benua Antartika dari pantai selatan Laut Weddell. Namun, dia dan kru harus meninggalkan kapal, setelah lambungnya bocor dan terjebak di es, tidak bergerak sama sekali.

Selanjutnya, mereka melakukan perjalanan bertahan hidup luar biasa, melintasi es Antartika dengan kereta luncur anjing dan sekoci. Perjalanan pertama dilakukan menuju ujung Semenanjung Antartika dan kemudian ke pulau sub-Antartika Georgia Selatan.

Pada akhirnya, sebagaimana dituliskan di National Geographic, semua 28 awak ekspedisi diselamatkan. Namun, tempat peristirahatan terakhir kapal Endurance tetap menjadi misteri dunia maritim yang banyak dibicarakan,

Baca: Ini Penemuan-penemuan di Laut Dalam Paling Menakjubkan selama 2021

 

Bangkai Kapal Endurance yang ditemukan di di dasar Laut Weddell sedalam 3.000 m di wilayah Antartika. Foto: Falklands Maritime Heritage Trust/National Geographic via Vox

 

Hingga beberapa waktu lalu, sebuah tim peneliti mengumumkan mereka menemukan bangkai kapal yang nyaris masih utuh itu di dasar Laut Weddell sedalam 3.000 m yang begitu dingin dan berbahaya, berdekatan dengan bagian paling utara, benua misterius Antartika. Bangkai kapal Endurance ditemukan oleh kapal penelitian kutub Afrika Selatan, Agulhas II, pada Sabtu, 5 Maret 2022, dikutip dari Live Science.

Tetapi bagi sebagian ilmuwan kelautan, selain bangkai kapal yang masih terlihat utuh tersebut, hal lebih menarik adalah makhluk laut dalam yang menjadikan kapal tersebut sebagai tempat tinggal.

Kapal tenggelam adalah oase kehidupan bagi makhluk laut dalam. Para ahli biologi kelautan yang melihat foto-foto dan video dari ekspedisi tersebut, melihat sekitar setengah lusin spesies hewan, yang menggambarkan kekayaan kehidupan di laut dalam Antartika, di lingkungan yang paling ekstrim sekalipun.

Huw Giffiths, ahli biogeografi kelautan dari British Antarctic Survey, Inggris, mengatakan foto-foto itu menunjukkan anemon laut Antartika yang memberi makan filter [anggota genus Hormathia atau sejenisnya] dan sea squirts [dari subfilum Tunicata] menempel di kayu bagian luar kapal karam berusia 107 tahun itu.

Di Antartika, dasar laut memiliki beberapa struktur besar yang menyediakan tempat tinggal ideal bagi anemon muda, sea squirt, dan hewan-hewan lain untuk berkembang.

“Larva dan telur mereka hanya mengambang dan ini seperti surga bagi mereka,” terang  Griffiths, dikutip dari Vox.

Baca: Kecoak Raksasa Ini Ditemukan di Laut Dalam Indonesia

 

Inilah bangkai kapal Endurance yang dihuni makhluk laut aneh. Foto: Falklands Maritime Heritage Trust/National Geographic via Vox

 

Meskipun perairan gelap dingin ini mungkin tampak sepi dan tidak memiliki kehidupan, namun sebenarnya tempat tersebut penuh nutrisi.

“Ada begitu banyak makanan di Antartika,” kata Griffiths, sebagian karena ada sinar matahari selama enam bulan dalam setahun.

Hewan-hewan di sini telah berevolusi selama jutaan tahun untuk menahan suhu dingin ekstrim, yang mencapai di bawah -2 derajat Celcius, kata Griffiths. Beberapa ikan memiliki bahan kimia antibeku dalam darah mereka, dan banyak hewan Antartika menghasilkan protein “heat shock” yang menjaga sel-sel mereka tetap utuh.

Meningkatnya suhu terkait dengan perubahan iklim mulai menyusutkan es laut di Antartika, dan  tahun ini mencapai rekor terendah.

“Itulah sebabnya tim yang diorganisir oleh Falklands Maritime Heritage Trust, dapat menemukan kapal itu,” kata Griffiths.

 

Saat-saat kapal Endurance tenggelam tahun 1915. Foto: Wikimedia Commons/Royal Grographic Society/Public Domain

 

Makhluk yang hidup di dasar laut, bagaimanapun, sebagian besar terlindung dari dampak perubahan iklim, katanya. Suhu di sana tidak banyak berubah, bahkan saat suhu naik di laut dangkal. Sementara Samudra Selatan Antartika dengan cepat menjadi asam karena menyerap karbon dioksida dari atmosfer, dan sebagian besar hewan di bangkai kapal tidak memiliki kerangka atau cangkang yang mudah larut.

Salah satu “penghuni” bangkai kapal Endurance yang paling menarik adalah apa yang oleh beberapa ahli diyakini sebagai kepiting yeti, spesies kepiting laut dalam yang buta, dan kakinya ditumbuhi rambut, sehingga dipanggil Yeti. Selain itu, ada beberapa penemuan menarik lain, yakni:

 

Lily laut. Foto: Falklands Maritime Heritage Trust/National Geographic via Vox

 

Lily laut

Makhluk-makhluk ini terlihat seperti tumbuhan, tetapi sebenarnya mereka adalah invertebrata laut dalam, dan termasuk makhluk purba. Mereka sudah ada sejak 480 juta tahun lalu. “Ini adalah fosil hidup,” kata Griffiths. Mereka terkait erat dengan bintang laut dan bintang bulu.

 

Kepiting pertama yang terlihat di Laut Weddel. Sumber: Twitter/Huw Griffiths

 

Kepiting pertama yang terlihat di Laut Weddel

Sementara sebagian besar makhluk di bangkai kapal itu tetap di tempatnya. Griffiths melihat setidaknya satu kepiting. Menariknya, ini adalah penampakan pertama kepiting yang hidup di Laut Weddell, kata Griffiths, yang menulis makalah tentang keberadaan kepiting di Antartika.

“Mereka tidak diketahui ada di air sedingin ini,” katanya. “Sungguh menakjubkan. Kepiting ini seharusnya tidak ada di sana.”

 

Anemon besar. Foto: Falklands Maritime Heritage Trust/National Geographic via Vox

 

Anemon besar dan bintang laut

Bangkai kapal itu juga dihuni beberapa anemon besar, beberapa di antaranya tampak seukuran piring makan. Makhluk laut dalam di Antartika dapat hidup sangat lama dan tumbuh besar, kata Griffiths. Spons tertua, misalnya, bisa berusia 15.000 tahun.

 

Bintang laut. Foto: Falklands Maritime Heritage Trust/National Geographic via Vox

 

Griffiths juga melihat setidaknya satu bintang laut Brisingid. Tidak seperti jenis bintang lainnya, yang berburu atau mengais makanan, makhluk ini menyaring mangsanya dari laut terbuka dengan melambaikan “tangan”nya di dalam air.

 

Sea Squirts. Sumber: Twitter/Huw Griffiths

 

Sea Squirts

Sebagai invertebrata pemakan filter, sea squirt mengalirkan air masuk dan keluar melalui sifon yang mirip tabung, menangkap apapun yang mengambang. Meski kelihatannya primitif, sea squirt memiliki sumsum tulang belakang dan sebenarnya lebih dekat hubungannya dengan manusia daripada apa pun yang dapat Anda temukan di kapal itu, kata Griffith. “Mereka seperti nenek moyang kita semua yang memiliki sumsum tulang belakang,” paparnya.

 

 

Exit mobile version