Mongabay.co.id

Bahagianya Rosa, Melahirkan Bayi Badak Betina di Suaka Rhino Sumatera

 

 

Kabar bahagia datang dari Suaka Rhino Sumatera [Sumatran Rhino Sanctuary, SRS] Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Badak sumatera bernama Rosa, melahirkan bayi betina, pada Kamis, 24 Maret 2022, pukul 11.44 WIB.

Kelahiran ini menambah jumlah badak di SRS menjadi delapan individu. Selain Rosa dan anaknya, ada tiga badak betina lain [Bina, Ratu, dan Delilah], serta tiga jantan [Andalas, Harapan, dan Andatu].

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem [KSDAE] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno, menuturkan bahwa anak badak ini merupakan hasil perkawinan antara Andatu dan Rosa.

“Kelahiran ini merupakan kabar gembira dalam upaya Pemerintah Indonesia dan mitra  meningkatkan populasi badak sumatera,” terangnya, melalui keterangan tertulis kepada media, Senin, 28 Maret 2022.

Wiratno menyatakan, kelahiran ini sekaligus menunjukkan kepada dunia internasional, Indonesia berhasil dalam upaya konservasi spesies mamalia besar.

“Kita menaruh harapan besar akan kelahiran badak sumatera lain di masa mendatang,” ujarnya.

Baca: Opini: Keberhasilan Peningkatan Populasi Badak Sumatera Itu Nyata

 

Badak Rosa dan anaknya. Foto: Biro Humas KLHK

 

Usia kandungan 476 hari

Ketua Tim Dokter Hewan SRS TNWK, drh. Zulfi Arsan, memaparkan bila Rosa menunjukkan tanda-tanda melahirkan sekitar pukul 09.00 WIB. Proses kelahiran tersebut berlangsung hampir tiga jam.

“Proses melahirkan dan pemantauan kesehatan induk dan anak pasca-kelahiran, tetap diawasi tim dokter hewan SRS TNWK dari Yayasan Badak Indonesia [YABI],” terangnya.

Zulfi menambahkan, selama kebuntingan, Rosa mendapatkan tambahan hormon penguat janin hingga menjelang masa melahirkan. Pemeriksaan kesehatan dilakukan rutin menggunakan alat Ultrasonografi [USG]. Selain itu, pemberian pakan yang baik dan cukup serta pemantauan perilaku terus dilakukan pada Rosa.

“Kelahiran ini merupakan kebuntingan Rosa kesembilan. Rosa mengandung sejak Desember 2020 hingga Maret 2022, atau 476 hari. Terima kasih kepada semua pihak untuk segala dukungan dan bantuan,” jelasnya.

Baca: Zulfi Arsan yang Tidak akan Pernah Bisa Melupakan Delilah

 

Rosa dan anaknya di SRS Way Kambas, Lampung. Foto: Biro Humas KLHK

 

Sebagai informasi, Rosa mulai menempati SRS TNWK sejak 25 November 2005. Sebelumnya, pada 2004, Rosa sering muncul di jalan, kebun, kampung, dan bertemu manusia di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Perilaku Rosa yang tidak takut manusia berpotensi mengancam keselamatannya, selain itu, kemungkinan terjangkit penyakit dari hewan ternak juga terbuka. Sehingga, Rosa harus diselamatkan dan ditranslokasi.

Sejak dipindahkan ke SRS, Rosa baru bisa dikawinkan tahun 2015 dan bunting pertama kali  pada 2017.

Program reproduksi Rosa menemui tantangan, disebabkan perilakunya yang merasa lebih aman dekat manusia. Kurangnya intensitas perkawinan dan tidak bunting dalam waktu bertahun, memicu pula munculnya fibroid rahim [myom].

Baca: Hanya Badak Sumatera di Hati Mereka

 

Lahirnya bayi betina ini, menambah jumlah penghuni badak di SRS Way Kambas menjadi delapan individu. Foto: Biro Humas KLHK

 

Badak sumatera, sebelumnya Zulfi pernah menjelaskan kepada Mongabay, memiliki sistem reproduksi unik. Harus dirangsang dahulu untuk melakukan perkawinan. Ini yang terjadi pada badak betina, bila tidak kawin dengan badak jantan maka rangsangan tersebut tidak ada. Akibatnya, badak betina, bahkan bisa menderita tumor, bila tidak kawin, terlebih jika frekuensi kejadiannya kecil.

“Perilaku kawin dan siklus reproduksi ini selalu kami perhatikan betul pada badak-badak di SRS.  Badak harus sehat, harus diperhatikan selalu. Kita tengah melawan kepunahan, penurunan jumlah yang tidak sebanding dengan kelahiran,” ujarnya, saat peresmian SRS II, beberapa waktu lalu.

Baca: Bahagianya Ratu yang Kini Memiliki Bayi Badak Betina

 

Bayi betina badak ini terus dalam pantauan tim medis SRS Way Kambas. Foto: Biro Humas KLHK

 

Dua kelahiran sebelumnya

Kepala Balai TNWK Kuswandono menjelaskan, di SRS TNWK telah lahir dua individu badak sebelumnya. Mereka adalah Andatu dan Delilah, kakak beradik yang lahir dari pasangan Ratu  dan Andalas.

Andatu lahir pada 23 Juni 2012. Ia menyandang rekor sebagai badak sumatera jantan pertama yang lahir di penangkaran semi alami [in-situ] dalam 124 tahun terakhir di Asia, setelah kelahiran anak badak sumatera terakhir di Calcutta Zoo, India. Andatu inilah yang mengawini Rosa [22] dan melahirkan badak betina.

Sementara Delilah, adalah badak betina yang lahir pada 12 Mei 2016 pukul 05.40 WIB. Nama Delilah bukan sembarang julukan. Ia diberikan langsung Presiden Jokowi pada 27 Juli 2016, saat peresmian Taman Nasional Way Kambas [TNWK] sebagai Asean Heritage Park (AHP) ke-36 di Lampung.

“SRS Taman Nasional Way Kambas merupakan satu-satunya tempat pengembangbiakan badak sumatera secara alami dengan dukungan teknologi dan kolaborasi para ahli, dari dalam dan luar negeri,” ujarnya.

Baca: Menolak Punah Badak Sumatera, Sumatran Rhino Sanctuary Diperluas [Bagian 1]

 

Bayi badak betina ini merupakan kelahiran ketiga di SRS Way Kambas, Lampung. Foto: Biro Humas KLHK

 

SRS TNWK yang diresmikan pada 1998, merupakan program kerja sama antara Balai TNWK KLHK dengan YABI, guna menghasilkan anak badak sumatera sebanyak-banyaknya.

“Ini tentunya sesuai kondisi yang aman, demi mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak sumatera yang kini terancam punah,” jelasnya.

Baca juga: Menolak Punah Badak Sumatera, Lampung Siap Menjadi Benteng Terakhir [Bagian 2]

 

Rosa mengandung sejak Desember 2020 hingga Maret 2022, atau 476 hari, hingga kelahiran bayi badak betina ini. Foto: Biro Humas KLHK

 

Ancaman kepunahan badak sumatera [Dicerorhinus sumatrensis] di alam liar sungguh nyata. Perburuan, alih fungsi hutan, rusaknya habitat, hingga hilangnya jalur jelajah, terlihat jelas di depan mata. Populasi total badak sumatera di alam liar saat ini diperkirakan kurang dari 80 individu.

Persebarannya kini hanya di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Taman Nasional Way Kambas. Khusus di Taman Nasional Kerinci Seblat, sudah tidak ditemukan lagi jejaknya sejak 2011. Di Kalimantan Timur, satu individu badak betina bernama Pahu, di SRS Hutan Lindung Kelian Lestari, Kalimantan Timur, butuh jantan untuk dikawinkan.

Badak sumatera yang berada di Malaysia, telah resmi dinyatakan punah. Iman, badak sumatera terakhir yang berada di Borneo Rhino Alliance [BORA], Sabah, Malaysia, mati akibat tumor pada Sabtu [23/11/2019] pukul 17.35 waktu setempat.

Berdasarkan IUCN, badak sumatera merupakan satwa langka berstatus Kritis [Critically Endangered] atau satu langkah menuju kepunahan di alam liar.

 

 

Exit mobile version