Mongabay.co.id

Mengungkap Misteri Pohon-pohon Melengkung di Hutan Gryfino

 

 

Sebuah hutan pinus di kota kecil Gryfino, Polandia, begitu terkenal di seluruh dunia. Hutan ini sebenarnya tidak terlalu istimewa, hanya saja di sini terdapat sekitar 400 pohon pinus dengan pangkal batang melengkung tidak biasa.

Batang pohon berbelok tajam 90 derajat dan melengkung ini, membentuk huruf J, dengan panjang lengkungan pohon ini bervariasi antara 1-3 meter. Anehnya, setelah lengkungan itu pohon pinus kembali tumbuh normal, lurus ke atas hingga mencapai ketinggian 15 meter. Setiap pohon di hutan ini pun memiliki bentuk lengkungan yang identik satu sama lain. Berdasarkan analisis para ahli, pohon-pohon ini mulai melengkung ketika usianya 7 tahun.

Kumpulan pohon melengkung aneh ini, dijuluki “Crooked Forest’ atau Hutan Bengkok, diselimuti misteri. Anehnya, Hutan Bengkok dipenuhi pohon pinus yang tumbuh lurus [normal]. Diperkirakan, pepohonan itu ditanam awal 1930-an, atau menjelang Perang Dunia II [1939-1945].

Selama Perang Dunia II, Gryfino termasuk kota di Polandia yang diserang dan dihancurkan oleh tentara Nazi Jerman, sehingga penduduknya harus meninggalkan kota. Sepertinya mereka tidak pernah kembali ke kota tersebut, termasuk mereka yang menanam sebanyak 400 pohon pinus itu.

Jadi, apa yang menyebabkan pohon-pohon ini tumbuh dalam bentuk “J” yang aneh? Cuaca? Perang? Atau sebab lain?

Baca: Kapur Barus, Pohon Kamper, dan Kejayaan Nusantara

 

Beginilah bentuk hutan pinus di kota kecil Gryfino, Polandia. Pohonnya melengkung. Foto: Pixabay/Public Domain/Kalasancjusz

 

Beberapa orang percaya bahwa fluktuasi gaya gravitasi atau tarikan gravitasi yang unik di daerah tersebut dapat menjadi penyebabnya. Gary Coleman, profesor ilmu tanaman dan arsitektur lansekap di University of Maryland, AS, tidak tahu persis apa yang terjadi pada pohon-pohon ini. Namun, dia memiliki teori di balik apa yang mungkin menyebabkan batang pohon tumbuh dengan cara aneh itu.

“Bagi saya, itu terlihat seperti respons gravitasi klasik,” kata Coleman. “Setiap kali batangnya di posisi horizontal terhadap gravitasi, pohon memiliki mekanisme mengatur ulang dirinya sendiri.”

Coleman memperkirakan, kadang-kadang di awal kehidupan pohon, mereka diletakkan miring.

“Seperti yang Anda lihat, momen horizontal hanya terjadi untuk jangka waktu tertentu. Sepertinya itu mungkin terjadi ketika mereka masih bibit yang cukup muda atau mungkin pohon kecil, tingginya hanya beberapa kaki,” jelasnya, dikutip dari The Washington Post.

Tetapi pada dasarnya tidak ada bukti yang mendukung teori ini. Gaya gravitasi menarik benda ke bawah, bukan ke samping seperti lekukan pinus di Hutan Bengkok ini.

Baca: Pohon-pohon Langka Indonesia, Bagaimana Nasibnya?

 

Batang pohon pinus ini berbelok tajam 90 derajat dan melengkung, membentuk huruf J. Foto: Pixabay/Public Domain/ivabalk

 

Teori lain adalah bahwa salju tebal bisa jadi telah meratakan pepohonan untuk jangka waktu yang lama saat masih muda. Hal ini, kemudian dilanjutkan dengan pencairan salju dan musim semi yang panjang, akan membuat pohon melengkung secara permanen jika masih ada lapisan salju tebal di atas batangnya. Sementara, pohon mengalami lonjakan pertumbuhan selama musim semi.

Namun, alasan mengapa hal ini tampaknya tidak mungkin adalah karena, seperti yang disebutkan, Hutan Bengkok ini dikelilingi pohon-pohon pinus yang bentuknya tidak aneh. Oleh karena itu, akan sangat tidak biasa jika badai salju hanya mempengaruhi satu area tertentu dari hutan dan bukan yang lainnya.

Baca: Mengenal Nothofagus, Pohon yang Menjadi Sorotan UNESCO di Papua

 

Diperkirakan, pepohonan itu ditanam awal 1930-an, atau menjelang Perang Dunia II [1939-1945]. Foto: Wikimedia Commons/Kengi/Public Domain

 

Ide populer lainnya adalah selama invasi Polandia dalam Perang Dunia II, tank Nazi merusak dan meratakan hutan yang masih muda itu. Ternyata, pohon-pohon tersebut tidak mati, melainkan tetap hidup dan kemudian tumbuh, meskipun kemudian batangnya menjadi bengkok di bagian pangkalnya, sebagaimana dikutip dari IFL Science.

Teori ini juga terkesan kurang bisa diterima, karena pohon-pohon yang melengkung berada pada area kecil yang sama, sementara invasi dalam perang menggunakan kendaraan tempur, yang biasanya akan merusak area luas. Selain itu, tampaknya cukup mustahil kehancuran bibit pohon dilindas oleh tank yang sangat berat akan menghasilkan kelengkungan aneh dan identik satu sama lain.

Teori terakhir menyatakan, lekukan itu sengaja dibuat manusia. Ini masuk akal, mengingat fakta bahwa sekali lagi pepohonan yang melengkung sangat identik satu sama lain, mengarah ke utara.

Teorinya adalah bahwa selama tahun 1930-an, petani lokal menanam dan memanipulasi pohon untuk digunakan sebagai bahan konstruksi. Misalnya, untuk perabot atau lebih mungkin, pembuatan kapal.

Baca juga: Terancam Punah, 30 Persen Spesies Pohon di Bumi akibat Penebangan dan Perubahan Iklim

 

Penelitian masih dilakukan untuk mengetahui mengapa pohon-pohon pinus ini bisa bengkok. Foto: Wikimedia Commons/Rzuwig/ CC 3.0 Unported

 

Sebuah kutipan dari sebuah karya tulis berjudul “Wooden Vessel Ship Construction” bahkan mendukung gagasan ini: “Kayu Ek dari daerah Eropa Utara bagus untuk pengembangan papan lurus panjang, tetapi Oak “Hedgerow” Inggris yang berbonggol adalah yang terbaik untuk kayu melengkung alami yang digunakan untuk memperkuat kapal secara internal. Pohon bahkan sengaja ditekuk dengan cara tertentu untuk ‘menumbuhkan’ satu set kayu melengkung yang dibutuhkan. Kayu melengkung ini dikenal sebagai kayu ‘kompas’.”

Invasi Nazi Jerman ke Polandia selama Perang Dunia II kemungkinan besar mengganggu aktivitas ini, mencegah para petani untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian meninggalkan hutan aneh yang masih kita lihat sampai sekarang.

Kota Gryfino juga hancur selama perang dan baru dibangun kembali pada 1970-an. Sebelumnya, sedikit sekali penduduk yang kembali. Ini menjelaskan mengapa tidak ada penduduk setempat yang tahu mengapa pepohonan terlihat seperti ini.

Pada akhirnya, tidak ada yang bisa memastikan apa yang menyebabkan kelengkungan pohon-pohon ini karena tidak ada saksi atau lain cara. Tetapi, penjelasan terakhir tampaknya yang paling masuk akal. [Berbagai sumber]

 

Exit mobile version