Mongabay.co.id

Mengajak Arsitek dan Kontraktor Peduli dengan Isu Timbal

 

Salah satu pertimbangan saat membangun rumah atau observasi sekolah baru dan tempat bermain untuk anak adalah timbal. Data-data menyatakan timbal yang beracun ini berdampak serius pada kesehatan dan lingkungan. Timbal pada cat kayu dan besi masih jamak ditemukan, termasuk sarana bermain anak. Bagaimana mengenalinya?

Para pihak yang berperan penting dalam pengurangan dampak buruk timbal (lead paint) di antaranya para pengembang dan arsitek yang terlibat dalam pembangunan fisik. Kelompok ini dinilai bisa menjadi contoh dalam penanggulangan zat timbal beracun dalam aplikasi cat kayu dan besi.

Dalam diskusi bersama komunitas arsitek dan mahasiswa arsitektur di sebuah studio arsitek Popo Danes Architect di Denpasar, Bali, 30 Mei 2022, terlihat isu timbal ini belum banyak mendapat perhatian. Karena pengetahuan soal timbal dalam cat dan dampaknya masih terbatas.

Sonia Buftheim, Toxic Program Office Nexus3 Foundation mengatakan ketika menghelat pertemuan dengan perusahaan cat, tak banyak inisiatif yang muncul. Sementara pihaknya sudah 10 tahun mengadvokasi dengan membuat sejumlah riset, diskusi, uji tes timbal, dan lainnya. Proses perubahan berjalan lambat, ia mencontohkan belum ada aturan mengikat dan standar SNI bersifat sukarela.

baca : Kala Jutaan Anak Indonesia Berisiko Terpapar Cat Bertimbal

 

Seorang relawan BaliFokus mengoperasikan XRF, alat pendeteksi kandungan kimia berbahaya ini ke sejumlah sarana bermain anak di sebuah taman kanak-kanak di Denpasar, Bali, Selasa (22/10/18). Foto : Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Timbal adalah timah hitam, biasanya ditambahkan dalam pigmen cat untuk antikorosi atau agar cepat kering. “Rasanya cenderung manis, anak kecil tertarik, bisa ditelan atau dihirup,” urai Sonia. Jika mencemari, timbal jadi sumber polusi udara. Biasanya timbal ada di pigmen warna-warna cat kayu dan besi dengan warna terang menyala. Cat tembok berbasis air, jadi diperkirakan tidak mengandung timbal.

Sekitar 50% orang yang mudah terpapar adalah anak-anak karena lebih mudah menyerap dan berdampak pada IQ. Hasil analisis sampling cat kayu dan besi pada 2015 menyatakan sebanyak 78% produk mengandung timbal sangat tinggi, di atas 90 ppm sesuai standar WHO. Hanya 23% di bawah 90 ppm.

Ada juga hasil pengukuran 32 taman bermain di Jakarta pada 2019 menyebutkan timbal ditemukan pada 82 dari 119 struktur dan peralatan (69%) mengandung timbal di atas 90 ppm.

Selanjutnya hasil studi 2021 menyatakan 88 dari 120 cat yang dianalisis untuk penggunaan di rumah dan industri (73%) adalah cat bertimbal di atas 90 ppm. Sedangkan 47 cat (39%) mengandung konsentrasi timbal yang sangat tinggi di atas 10.000 ppm. Konsentrasi timbal tertinggi yang terdeteksi adalah 250.000 ppm dalam cat industri garis jalan kuning, dan 150.000 ppm dalam cat dekoratif kuning biasa digunakan di rumah.

baca  juga : Masih Terdeteksi di Sarana Sekolah, Pemerintah Diminta Larang Produksi Cat Bertimbal

 

Hasil analisis timbal pada 2015 oleh Nexus3

 

Surya, seorang desainer bertanya cara membedakan cat dengan timbal. Sonia menjelaskan, sampel harus dicek di laboratorium. Biasanya ditemukan pada cat kayu dan besi berwarna cerah seperti oranye, merah, kuning, hijau stabillow karena pigmennya spesifik untuk warna itu. Kalau cat bertimbal beberapa menit saja langsung kering.

Secara umum, konsumen bisa cek di kalengnya karena ada cat yang menyebutkan tidak mengandung timbal. Timbal pada merk cat ditemukan pada merk multinasional juga sekitar 13 dari 16 merk. Namun ada cat produksi perusahaan kecil tanpa timbal.

Jika sudah terlanjur mengecat dengan kandungan timbal, cara terbaik menurutnya tidak membongkar atau mengerok. Untuk meminimalisir dampak, bisa dipulas minimal 3 lapis dan ditimpa dengan cat bebas timbal.

Komang Adiarta, desainer produk kerajinan mengatakan pertimbangan memilih cat juga sesuai permintaan pembeli. Ada yang minta standar keamanan terutama produk ekspor. Selain itu juga pertimbangan harga.

Menurut Sonia, profesi developer atau arsitek itu ujung tombak untuk mengurangi penggunaan cat bertimbal. Namun ini tidak mudah, dari pengalaman diskusi dengan industri, dianggap isu yang terlalu spesifik. Upaya lain adalah mengadvokasi pemerintah untuk payung hukum, tapi tidak mudah. Sehingga ada juga penggalangan petisi dan forum diskusi.

baca juga : Waspadai Cat Bertimbal dan Asbes pada Fasilitas Sekolah

 

Sejumlah riset kandungan timbal oleh IPEN

 

Data dan fakta cat bertimbal

Catatan Nexus3 menyebutkan Indonesia merupakan salah satu pasar cat dan pelapis terbesar di Asia dan diperkirakan akan terus meningkat. Kebutuhan cat di Indonesia saat ini bisa mencapai 22 triliun per tahun dan ada lebih dari 130 pabrikan cat yang beroperasi di Indonesia baik perusahaan lokal maupun penanaman modal asing.

Karena itu jadi pangsa pasar yang besar akan kebutuhan cat untuk gedung, perumahan, peralatan rumah tangga begitu pula cat untuk keperluan pengawetan alat-alat produksi dan konstruksi pada berbagai industri serta berbagai infrastruktur.

Sektor infrastruktur, arsitektur, dan interior merupakan sektor yang sangat dekat dengan penggunaan cat. Sayangnya informasi terkait bahaya timbal yang mengintai pada penggunaan timbal belum banyak diketahui.

Popo Danes, salah satu arsitek senior di Bali menyatakan profesi arsitek dan developer perlu mempelajari hal ini karena bersampak pada kesehatan dan lingkungan.

Tahun 2013 National Institute of Health (NIH) Amerika Serikat memperkirakan biaya ekonomi dari paparan timbal pada masa kanak-kanak di Indonesia sekitar USD 37,9 miliar per tahun. Selanjutnya, perkiraan kerugian kumulatif 16 juta poin IQ dikaitkan dengan keberadaan cat timbal di Indonesia. Saat ini, populasi berisiko adalah sekitar 33 juta anak atau sekitar 12,2% dari total populasi.

Perkiraan kerugian ini dinilai jauh lebih besar dibandingkan dengan total pasar cat dekoratif dan pelapis di Indonesia yang diperkirakan mencapai USD 1,86 miliar. Produsen cat yang ramah lingkungan berkontribusi mendukung Indonesia mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama target 3.9 tentang Kesehatan bagi semua dan target 12.4 tentang Sustainable Consumption and Production.

baca juga : Waspada Racun Timbal, Menanti Pemerintah Perkuat Aturan

 

Cat berisiko mengandung timbal berbahaya banyak dugunakan untuk saranan mainan anak-anak. Foto: Ayat S Karokaro

 

Terdapat 150-an perusahaan produsen cat di Indonesia sektor industri kimia hilir (karet, plastik, kosmetik, cat, bahan kimia, dll) berkontribusi Rp 91,7 trilliun, dan menyumbangkan 1,19% terhadap ekonomi nasional (Kemenperin 2019). Sektor konstruksi saat ini menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kontribusi lebih dari 10 persen terhadap PDB Indonesia. Laju pertumbuhan sektor konstruksi pada 2019 berada pada kisaran 5,65-5,91 persen per tahun. Sektor jasa konstruksi adalah sektor pekerjaan tertinggi keempat setelah pertanian, perdagangan, industri pengolahan.

Latar belakang merebaknya isu timbal dalam cat diantaranya ketika dalam proses pembongkaran rumah-rumah lama di Amerika di pertengahan tahun 70-an. Ternyata menggunakan cat enamel yang masih menggunakan pigmen timbal.

Dari sana diketahui, kandungan timbal dalam darah dengan dosis di atas ambang batas pada penghuni rumah-rumah yang dibongkar itu. Akhirnya Amerika melarang penggunaan timbal di tahun 1978, dan isu ini mulai menjadi perhatian.

Serpihan cat dapat menjadi sangat berbahaya karena kandungan timbalnya bisa jauh lebih tinggi dibanding dalam debu dan tanah pada umumnya. Fungsi timbal pada industri cat memang berperan besar. Pertama, sebagai pigmen untuk memberi warna dan kecerahan yang diinginkan. Selain itu untuk meningkatkan daya tutup, melindungi lapisan bawah dari dampak buruk cahaya ultraviolet, dan untuk meningkatkan ketahanan cat terhadap cuaca.

Berikutnya, sebagai pengering (terkadang disebut katalis pengering) pada cat minyak untuk mempercepat polimerisasi film dan membuat cat kering lebih cepat dan rata. Nah, fungsi lain timbal sebagai agen antikorosi atau anti karat. Digunakan pada cat dasar logam untuk mencegah karat atau korosi. Karena dampaknya, penggunaan cat bertimbal sudah dilarang di banyak negara di eropa, Amerika, Brazil dan Australia sejak lebih dari 40 tahun yang lalu.

 

Exit mobile version