Mongabay.co.id

Gawat, Sungai di Aceh Tercemar Mikroplastik

Sungai Alas-Singkil termasuk sungai terpanjang di Aceh. Alirannya menuju Samudera Hindia. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

 

Sejumlah sungai di Aceh tercemar mikroplastik akibat sampah yang dibuang sembarangan.

Hasil penelitian cepat yang dilakukan tim Ekspedisi Sungai Nusantara di sungai yang berada di Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Selatan Aceh Besar, Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe, dan Kota Langsa menunjukkan hal tersebut.

“Penelitian menggunakan mikroskop portable dan mengamati mikroplastik dalam air sungai,” ungkap Prigi Arisandi, peneliti tim Ekspedisi Sungai Nusantara, Jumat [10/06/2022].

Dia mengatakan, mikroplastik di sungai berasal dari perilaku masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

“Air sungai yang tercemar mikroplastik sangat berdampak pada kesehatan manusia, misalnya dapat menurunkan IQ dan respon imun pada anak. Juga, mengganggu sistem hormon, memicu diabetes, menaikkan kolesterol, dan mengganggu kehamilan,” sebut Prigi yang keliling Indonesia melakukan penelitian sungai bersama Amiruddin Mutaqqin.

Baca: Pembangunan PLTA Masih Membayangi Sejumlah Sungai di Aceh

 

Sungai Alas-Singkil termasuk sungai terpanjang di Aceh. Alirannya menuju Samudera Hindia. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Sungai Aceh atau Krueng Aceh di Kota Banda Aceh, termasuk yang tercemar mikroplastik. Krueng Aceh merupakan sungai besar di Aceh yang hulunya di hutan Ulu Masen, Kabupaten Aceh Besar, dan muaranya di Kota Banda Aceh. Sungai ini merupakan sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum [PDAM] yang airnya digunakan masyarakat sebagai kebutuhan harian.

“Penelitian dilakukan dengan cara mengambil 100 liter air sungai, lalu disaring dengan media khusus yang disebut LST 1.0, yang mampu menyaring partikel kecil hingga 0,01 milimeter,” ujar alumni magister Biologi Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur.

Prigi mengatakan, partikel kecil tersebut diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40-400 kali.

“Partikel-partikel kecil itu sebagiannya adalah mikroplastik. Kami menemukan hingga 150 partikel mikroplastik dalam 100 liter air sungai,” ungkapnya.

Tim menemukan beragam sampah yang menjadi sumber mikroplastik di Krueng Aceh seperti, bahan rumah tangga yang terbuat dari plastik, fiber, bahan pakaian, popok bayi, botol minum kemasan, juga styrofoam.

“Jika berada di sungai dalam waktu lama, plastik-plastik itu akan menjadi serpihan yang dinamakan mikroplastik,” ungkapnya.

Foto: Indahnya Hutan Leuser dari Sungai Alas-Singkil

 

DAS Jambo Aye yang alirannya mencakup Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Timur, dan Aceh Utara. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Tajudin, warga Kota Banda Aceh mengatakan, banyaknya sampah plastik di sungai karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah.

“Sungai masih menjadi tempat pembuangan sampah, termasuk di Kota Banda Aceh. Saya sering melihat warga tanpa bersalah melempar sampah rumah tangga ke sungai,” ujarnya.

Tajudin menyebutkan, selama ini juga pola pengelolaan sampah di Kota Banda Aceh belum menyentuh pada tingkat kesadaran masyarakat.

“Pemilahan dan pengelolaan sampah harus melibatkan masyarakat.”

Tajudin mengatakan, hal yang harus dievaluasi bersama adalah tempat pembuangan akhir yang dikelola Pemerintah Kota Banda Aceh berada di pinggir sungai dan laut.

“Saat angin kencang, sampah plastik ada yang masuk ke air,” jelasnya.

Baca juga: Tidak Rela, Sungai Alas-Singkil Dibendung

 

Foto udara yang menunjukkan galian tambang emas ilegal di Kecamatan Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, pada Januari 2021 lalu. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Jangan buang sampai ke sungai

Ketua Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh, Hamdani Basyah mengatakan, tidak dipungkiri bila mikroplastik mencemari air Krueng Aceh.

“Salah satu penyebabnya, kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai masih minim,” jelasnya, Senin [13/06/2022].

Hamdani mengatakan, Pemerintah Kota Banda Aceh berupaya mengajak masyarakat unutk tidak buang sampah ke sungai.

“Kami terus kampanye sungai bersih sampah, karena tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat tapi juga mengganggu kehidupan biota air,” ungkapnya.

Sebagai informasi, berdasarkan Keputusan Presiden [Kepres] Nomor:  12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai, Provinsi Aceh memiliki sembilan wilayah sungai meliputi, Sungai Aceh – Meureudu, Teunom – Lambeuso, Pase – Peusangan, Woyla – Bateue, Jambo Aye, Tamiang – Langsa, Baru – Kluet, Simeulue, dan Alas –Singkil dengan lebih 900 daerah aliran sungai.

 

Exit mobile version