Mongabay.co.id

Mengenal Rajungan, Si Kepiting yang Pandai Berenang

 

Bentuk tubuhnya ramping, memiliki capit yang panjang. Jika berjalan polanya menyamping. Pada karapasnya mempunyai warna yang menarik. Itulah rajungan.

Selain warna karapasnya menarik di kedua sisi karapasnya juga terdapat duri yang relatif lebih panjang dan lebih runcing dibandingkan dengan kepiting bakau (Scylla).

Rajungan mudah dikenali karena mempunyai karapas lebar. Bentuk karapasnya semitriangular dengan ornamen berbentuk titik-titik putih. Ada beberapa bagian dari karapas rajungan ini, yaitu ornamen pada bagian-bagian tersebut bisa menjadi ciri khas kematangan kelaminnya.

Di bagian dorsal tubuh rajungan terdapat toraks (thoranic strena) dan lipatan abdomen yang berwarna putih.

Bentuk lipatan abdomen ini menjadi salah satu ciri-ciri untuk membedakan antara jantan dan betina. Rajungan mempunyai tanda seksual dimorpisme atau perbedaan bentuk antara jantan dan betina. Biasanya, rajungan jantan mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan betina.

Simon De Lestang, dari Departement of Fisheries, Western Australia dalam jurnalnya menyebutkan, rajungan betina mempunyai bentuk penutup abdomen yang lebar dengan bentuk menyerupai kubah, sedangkan rajungan jantan mempunyai bentuk sempit, memajang dan meruncing pada ujungnya.

baca : Ini Uniknya Rajungan, Si Kepiting Berenang dari Lautan

 

Rajungan merupakan salah satu komoditas unggulan di sektor perikanan. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Rajungan merupakan biota karnivora yaitu pemakan dasar, memakan berbagai macam inverbrata sesil dan bergerak lambat.

Makanan utama rajungan yang hidup di daerah intertidal adalah hermit crab kecil dan gastropoda, sedangkan untuk yang hidup di daerah subtidal yaitu bivalve atau ophiuroidae.

  

Fase Perkembangan

Tidak jauh beda dengan hewan laut lainnya, rajungan juga memiliki fase hidup. Ada beberapa siklus hidup yang dialami rajungan ini. Sementara lama perkembangan dari crab I sampai crab VII membutuhkan waktu sekitar 40 hari.

M.I. Kangas dalam jurnalnya berjudul Synopsis of the biology and exploitation of the blue swimmer crab, Portunus pelagicus Linnaeus, in Western Australia memaparkan, terdapat empat fase zoea dan I fase megalopa selama perkembangan larva rajungan.

Perkembangan zoea I menjadi II membutuhkan waktu 2-3 hari. Kemudian perkembangan zoea II, zoea sampai zoea IV yang masing-masing fase membutuhkan waktu 2 hari.

Setelah fase zoea ini, selanjutnya rajungan memasuki fase megalopa dan menjadi crab I sama IV, masing-masing fasenya berselang sekitar 5-10 hari. Setelah itu berubah menjadi rajungan muda.

baca juga : Rajungan di Alam Bebas Terancam Hilang?

 

Selain warna karapasnya menarik di kedua sisi karapas rajungan juga terdapat duri yang relatif lebih panjang dan lebih runcing dibandingkan dengan kepiting bakau (Scylla). Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Umumnya, rajungan jantan dan betina mencapai kematangan gonad pada ukuran lebar karapas sekitar 70-80 mm, dan ketika umurnya mendekati satu tahun.

Musim pemijahan dilewati selama 3-4 bulan melewati musim panas. Durasi musim pertumbuhan bervariasi antara individu, dikarenakan rajungan menempati (settling) pada awal musim panas akan mempunyai waktu pertumbuhan yang lebih lama dibandingkan dengan yang menempati pada pertengahan atau akhir musim panas.

Untuk rajungan jantan yang matang dia akan melepaskan cangkangnya (moulting) beberapa minggu sebelum periode moulting betina.

Dalam perkawinannya, rajungan jantan membawa seekor betina yang dicapit dibawahnya selama 4-10 hari sebelum betina moulting atau yang biasa disebut dengan berpasangan.

Perkawinan terjadi setelah betina moulting, dan disaat cangkangnya masih lunak. Sperma disimpan secara internal dalam spermatheca, namun pembuahan terjadi secara eksternal.

Telur-telur yang sudah dibuahi diletakkan pada bagian abdomennya, berbentuk seperti busa. Pada saat musimnya, rajungan jantan bisa kawin dengan sejumlah rajungan betina.

Sedangkan pemijahan ini terjadi sepanjang tahun baik di perairan tropis ataupun subtropis, walaupun rajungan betina lebih sering memijah pada musim kering di perairan tropis dan dimusim semi di perairan subtropis.

baca juga : Begini Penampakan Ketam Kenari, Kepiting Terbesar di Dunia

 

Tidak jauh beda dengan hewan laut lainnya, rajungan juga memiliki fase hidup. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Perenang yang Baik

Jenis kepiting ini biasanya mempunyai ukuran karapas dengan lebar sekitar 20 cm, dikenal juga dengan kepiting Portunus pelagus dari famili Portunidae yang hidup sepenuhnya di perairan laut. Tanpa air laut rajungan tidak bisa hidup. Sehingga hidupnya sangat bergantung dengan air laut. Karena ketergantungannya itu kemudian rajungan dikenal juga dengan swimmer crab alias kepiting yang bisa berenang.

Edward E. Ruppert’s, dkk dalam buku Inverbrate Zoology menyatakan, bahwa rajungan mempunyai kemampuan berenang paling baik jika dibandingkan dengan krustasea lainnya. Pada bagian anterolateral terdapat duri-duri yang berjumlah 9, dengan duri terakhir merupakan duri terbesar yang terletak di sisi karapas.

Rajungan memiliki lima pasang kaki jalan (periopod) dan satu diantaranya menjadi cheliped atau capit yang berfungsi menangkap mangsa.

Berbeda dengan kepiting bakau yang hidup di perairan payau, seperti di pertambakan atau kawasan hutan mangrove, rajungan ini bermukim di dasar laut. Malam hari, kadang dia muncul ke permukaan untuk mencari makan.

menarik dibaca : Beginilah Penampakan Kepiting Kelapa yang Makin Langka

 

Jenis rajungan karang menyukai substrat berpasir hingga berpasir-berlumpur, pada kedalaman 30-60 meter. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Adapun kelimpahan Portunus pelagicus baik jantan maupun betina sangat bervariasi dalam suatu perairan, yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu stabilitas kualitas air dan komposisi sedimen (pasir, lumpur berpasir atau pasir berlumpur).

Beberapa penelitian menunjukkan, rajungan memiliki persebaran yang luas, karena bisa hidup pada perairan tropis maupun subtropis.

Untuk habitat rajungan ini beragam, dimulai dari daerah pantai dengan dasar pasir bercampur dengan rumput laut dan seagrass di pulau berkarang dan juga laut terbuka. Selain itu rajungan juga bisa ditemukan di daerah mangrove dan tambak-tambak air payau yang berdekatan air laut.

Menurut Anugerah Nontji rajungan dewasa hidup di dasar perairan, sedangkan stadium larva dan megalopa berenang terbawa arus dan hidup sebagai plankton.

Rajungan juga terdapat pada habitat lamun dan rumput laut yang tersebar luas pada subtrat lumpur dan pasir dari zona intertidal sampai pada kedalaman mencapai 50 meter.

Sedangkan Graham J. Edgar dalam penelitiannya menyebut, rajungan kecil sering ditemukan pada perairan lebih dangkal, rajungan dewasa ditemukan di perairan yang lebih dalam. Rajungan dewasa bisa menempuh jarak hampir 20 kilometer per hari.

 

Exit mobile version