Mongabay.co.id

Terumbu Karang Kolang Kaling, Bagaimana Bentuknya?

 

 

Bagi sebagian masyarakat di Indonesia, mendengar nama kolang kaling akan tertuju pada buah enau yang ketika dikupas, akan terlihat bentuknya yang kecil, putih bening, dan bulat. Buah kolang kaling sangat populer karena biasanya dijadikan penganan campuran pada kolak, es campur, sirup, dan lainnya.

Namun, pernahkah Anda mendengar terumbu karang kolang kaling? Tentu saja, ini bukan terumbu karang yang hendak dikonsumsi manusia. Namun, jenis ini banyak dicari untuk dijadikan hiasan aquarium.

Ya, terumbu karang kolang kaling adalah jenis karang hias yang banyak diburu dan diperjualbelikan. Bahkan jika ditelusuri di toko-toko online, penjualan terumbu karang kolang kaling cukup banyak dengan harga yang bervariasi.

Baca: Mengapa Jenis Ini Disebut Karang Kaktus?

 

Begini bentuk terumbu karang kolang kaling. Foto: Tim Wijgerde/EDGE/ZSL

 

Gusnar Lubis Ismail, penyelam senior di Gorontalo mengatakan, biasanya terumbu karang kolang kaling mudah ditemui pada kedalaman 8 hingga 15 meter, dengan kondisi perairan jernih dan jauh dari muara. Di Gorontalo, banyak spot atau titik penyelaman untuk melihat karang hias ini.

“Ibarat batu pualam di dasar laut. Siapa saja yang melihat, ingin mendekat,” ungkap Gusnar kepada Mongabay Indonesia, Sabtu [29/10/2022].

Menurut dia, terumbu karang kolang kaling memiliki daya tarik tersendiri. Selain warnanya mencolok, keindahan dan keunikannya juga jarang ditemukan di hamparan terumbu karang dalam koloni banyak. Atau, dalam bentuk terumbu karang lebar, seperti jenis karang lainnya yang bisa ditemukan dalam satu hamparan.

Gusnar sendiri, biasanya menyelam baik sebagai pemandu maupun ketika menjadi tim survei, di perairan utara dan selatan Gorontalo. Dari pengalamannya itu, kerap kali wisatawan yang menyelam dipastikan tertarik melihat terumbu karang kolang kaling secara langsung.

Dikatakannya, harga jenis karang hias ini di dalam negeri berkisar antara 300-400 ribu Rupiah per koloni kecil.

“Harga ini setahu saya berlaku di Pulau Jawa dan lainnya, yang sudah melakukan budidaya karang hias kolang kaling kemudian diekspor. Di Gorontalo, tidak ada yang mengambil di alam atau budidaya,” ungkapnya.

Baca: Mengenal Akar Bahar, Hewan Laut yang Sering Dijadikan Gelang

 

Elegance Coral yang banyak diburu untuk dijadikan hiasan akuarium. Foto: Wikimedia Commons/Tappinen – Own work/CC BY-SA 3.0

 

Mudah dikenali

Nama ilmiah terumbu karang kolang kaling adalah Catalaphyllia jardinei, yang tersebar di seluruh perairan Indonesia.

Dalam buku “Jenis-Jenis Karang di Indonesia” oleh Suharsono, yang diterbitkan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI [2008], disebutkan karakter terumbu karang ini memiliki koloni flabelo meandroid, septa lurus tanpa gigi, dan membentuk huruf V menuju kolumela. Tentakelnya besar, dengan ujung-ujung membesar atau lancip bintik putih atau ungu. Mudah dikenali, hampir mirip sea anemon.

“Jenis ini mudah dibedakan dari yang lain karena bentuk koloni yang sangat khas, serta memiliki warna coklat atau hijau,” tulis Suharsono dalam bukunya.

Publikasi ilmiah lainnya ditulis Dzikrillah Akbar dan Muhammad Arif Asadi pada Journal of Fisheries and Marine Research [2021]. Menurut keduanya, karang kolang kaling kembang atau biasa disebut Elegance Coral merupakan karang large polyp stony yang ditemukan oleh Dr R. L. A. Catala. Jenis ini tersebar di wilayah tropis Indo Pasifik.

“Catalaphyllia jardinei memiliki warna tentakel beragam, mulai biru kehijauan hingga merah violet. Karakteristik tersebut membuat karang kolang kaling banyak diminati oleh aquaris air laut. Karang ini juga memiliki nilai jual tinggi sebagai produk ekspor,” ungkap peneliti.

Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP], dalam Peta Prioritas Konservasi Jenis Ikan Terancam Punah, telah memasukan terumbu karang kolang kaling dalam perlindungan terbatas. Karang kolang kaling juga masuk kategori Apendiks II dalam CITES, yang berarti jenis ini masuk daftar spesies tidak terancam punah, namun ada kemungkinan terancam jika perdagangan terus berlanjut tanpa ada pengaturan.

Gusnar Ismail, dalam penilaiannya sebagai penyelam, setuju bila dilakukan budidaya karang kolang kaling untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir. Perusahaan, menurutnya boleh melakukan ekspor asalkan membeli dari masyarakat pembudidaya karang berdasarkan aturan yang ada, serta dilakukan pengawasan ketat dari instansi berwenang.

“Jangan sampai bukan karang hasil budidaya yang diperjualbelikan dan diekspor, tapi karang kolang kaling yang diambil langsung dari alam, yang justru merusak dan berdampak pada ekosistem laut,” tegasnya.

 

Exit mobile version