Mongabay.co.id

Rekor. Burung Ini Terbang Tanpa Henti Sejauh 13.560 Km

 

 

Seekor burung biru-laut-ekor blorok [Limosa lapponica] atau dalam Bahasa Inggris disebut bar-tailed godwit telah mencatat rekor dengan terbang sejauh 13.560 kilometer antara Alaska [AS] dan Teluk Ansons, Tasmania [Australia], tanpa henti. Jarak itu hampir tiga kali Sabang – Merauke.

Penerbangan sangat panjang ini tidak hanya menunjukkan kemampuan burung yang menakjubkan, tetapi memberi para ilmuwan dan pencinta lingkungan kesempatan untuk menyoroti ancaman kelangsungan hidup para petualang udara tersebut.

Burung biru-laut ekor-blorok adalah satu dari ratusan spesies yang berkembang biak selama musim panas Alaska yang singkat. Mereka terbang jauh menghindari musim dingin yang berat. Ada yang pergi ke daerah tropis, tetapi ada juga yang pergi lebih jauh lagi ke selatan, yakni ke Australia atau Selandia Baru.

Peneliti Pūkorokoro Miranda Naturalists’ Trust telah menggunakan alat tag GPS satelit seberat 5 gram pada bagian kaki burung ini. Lalu dipantau menggunakan pelacak satelit oleh para ilmuwan dari Max Planck Institute yang bekerja sama dengan Massey University di Selandia Baru, Fudan University, Global Flyway Network, dan Pūkorokoro Miranda Naturalists Trust.

Baca: Polusi Cahaya Membuat Burung Bermigrasi Malam Hari Merana

 

Burung biru-laut-ekor blorok B6 yang ditandai pergerakannya menggunakan satelit. Foto: Dan Ruthrauff/U.S. Geological Survey

 

Rekor 13.00 km telah dibuat tahun 2020 lalu, sebagaimana dilansir The Guardian. Awal tahun ini, pelacak satelit terbaru disematkan pada burung remaja yang lahir di musim semi di Alaska. Namun, alih-alih menuju Selandia Baru, burung ini berbelok tajam ke kanan di Laut Tasman untuk mendarat di Tasmania, sebuah pulau utama di tenggara Benua Australia. Penerbangan tanpa henti tersebut memakan waktu 11 hari, tanpa makan, minum, dan beristirahat. Burung dewasa meninggalkan Alaska saat berumur 4-6 minggu sebelum remaja.

Burung ini mungkin bukan penerbang tunggal. Mereka melakukan perjalanan dalam kawanan besar, agar selamat dari pemangsa dan dapat bergantian terbang di belakang satu sama lain.

Jesse Conklin, dari Global Flyway Network [GFN], peneliti yang menandai godwit B6 awal tahun lalu, mengatakan bahwa ada banyak burung yang melakukan migrasi lebih lama dalam jarak jauh. Tetapi, belum ada burung lain yang diketahui terbang lebih dari 11.000 kilometer dalam waktu 9 hingga 11 hari tanpa berhenti atau makan, sebagaimana dikutip dari Anchorage Daily News.

Conklin mengatakan, burung ini akan menghabiskan waktu di Selandia Baru dan Australia timur dari September hingga Maret. Mereka kemudian kembali bermigrasi ke utara, wilayah Laut Kuning [terletak di antara China dan Semenanjung Korea] berjarak 9.000 hingga 10.000 kilometer.

“Setelah mengisi bahan bakar di dataran lumpur Laut Kuning, mereka terbang ke timur ke Alaska, penerbangan nonstop 5.000 hingga 8.000 kilometer, dan berkembang biak di sana,” kata Conklin.

Baca: Burung Bermigrasi, Apa yang Dicari?

 

Sayap burung remaja biru-laut-ekor blorok B6 yang dicermati oleh peneliti. Dan Ruthrauff/U.S. Geological Survey

 

Setelah musim kawin, seluruh populasi berkumpul di daratan lumpur di barat daya Alaska. Mereka akan makan banyak untuk mempersiapkan migrasi jarak jauh ke Selandia Baru antara September hingga Oktober berjarak 11.000 – 13.000 km. Perjalanan berhari-hari tanpa henti ini bisa membuat mereka kehilangan hampir setengah bobot tubuhnya.

“Mereka memiliki sayap dan bentuk tubuh yang membuatnya luar biasa aerodinamis. Mereka punya ukuran yang tampaknya kondusif untuk membawa bahan bakar cukup, sambil mempertahankan hubungan yang baik antara kecepatan udara dan hambatan,” kata Conklin.

“Burung biru-laut ekor- blorok jelas memiliki kemampuan navigasi dan orientasi luar biasa. Mereka sangat baik dalam mengubah makanan menjadi bahan bakar secara cepat,” jelasnya.

 

Limosa lapponica yang dapat melakukan terbang jarak jauh tanpa istirahat. Foto: Wikimedia Commons/Paul van de Velde/CC BY 2.0

 

Pembangunan masif di pesisir laut Kuning, tempat burung-burung migrasi berhenti untuk makan dan minum, telah berdampak buruk pada sejumlah spesies. Burung burung biru-laut ekor-blorok relatif baik-baik saja, hanya diklasifikasikan sebagai mendekati terancam. Namun, kerabat dekat mereka, menzbieri, yang bermigrasi dari Siberia ke Australia Barat Laut, kini sangat terancam punah.

Burung-burung itu memakan ulat bulu dan moluska yang hidup di lumpur lahan basah pesisir, menumpuk begitu banyak lemak. Mereka harus mengecilkan ukuran organ pencernaan saat siap terbang. [Berbagai sumber]

 

Exit mobile version