Mongabay.co.id

Showcase Transisi Energi G20 dengan Kendaraan Listrik, Pembangkitnya Dominan Fosil

 

Hampir 1000 unit kendaraan listrik menjadi showcase Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, pada pertengahan November ini di Bali. Namun sumber energi pembangkit listriknya dominan dari BBM fosil dan batubara.

Ratusan kendaraan listrik ini akan menjemput para delegasi, pejabat negara-negara G20 plus di bandara menuju hotel dan tempat pertemuan. Selain itu mengantar ke lokasi-lokasi luar ruang lainnya seperti jamuan makan malam di Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Jimbaran dan penanaman mangrove di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Mangrove Ngurah Rai.

Setya Utama, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara dalam konferensi pers online Persiapan Protokoler G20 oleh Kemenko Maritim dan Investasi, Senin, 7 November 2022 lalu memastikan kesiapan logistik untuk tamu-tamu undangan.

Alokasi pengadaan kendaraan listrik totalnya 962 unit. Sebagian dipasok dari kerjasama dengan Toyota, Hyundai, dan Wuling sebanyak 836 kendaraan listrik. Disediakan bagi delegasi VVIP.

Sisanya dibeli untuk mengganti kendaraan TNI dan Polri. Dalam showcase kendaraan listrik ini ada berbagai kendaraan berupa mobil, motor, dan bus.

baca : Presidensi G20, Bagaimana Keseriusan Indonesia Lakukan Transisi Energi?

 

Iklan mobil listrik untuk delegasi G20 di bandar udara Ngurah Rai Bali. Foto : Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Setya mengatakan pengadaan kendaraan listrik sebagai showcase pemerintah, komitmen transisi energi, salah satu tema besar G20. “Tapi (kendaraan listrik) kurang cukup untuk fasilitasi semua delegasi, media, dan side event. Di pasaran kan juga (kendaraan listrik) belum ada, banyak indent. (Tetapi untuk) tamu VVIP menggunakan kendaraan listrik,” jelasnya.

Awalnya, hanya kendaraan listrik yang bisa masuk arena konferensi. Namun karena kurang, kendaraan bahan bakar fosil juga diizinkan namun terbatas. Misalnya harus menggunakan stiker A,B,C untuk wilayah tertentu.

Mulai Sabtu, 12 November, pembatasan kegiatan masyarakat akan dimulai di kawasan Badung dan Denpasar Selatan, kawasan yang jadi titik-titik kegiatan pertemuan negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia ini. Wayan Koster, Gubernur Bali sudah mengeluarkan surat edaran pembatasan kegiatan masyarakat pada 12-17 November. Di antaranya, sekolah dan karyawan di area tersebut diminta belajar dan kerja dari rumah. Selain itu, mobilisasi warga juga sangat dibatasi misalnya larangan tidak menghelat upacara adat dan agama.

Ada dua lokasi mobilitas G20. Pertama BICC sebagai lokasi media center dan Hotel The Apurva Kempinski sebagai lokasi pertemuan. Keduanya berjarak sekitar 5,4 km di pesisir selatan Pulau Bali. Sedangkan jarak bandara dari kawasan ITDC Nusa Dua, kawasan resor elit yang disterilkan ini sekitar 12 km.

Tak semua media bisa meliput pertemuan di Apurva, sisanya dipersilakan mengakses informasi di media center. Setya juga megatakan tidak semua pertemuan bisa diliput. Press briefing dan tayangan streaming acara bisa diakses di media center.

baca juga : Kala Tim Pesepeda Greenpeace Alami Intimidasi saat Suarakan Krisis Iklim Jelang KTT G20

 

Jenis mobil listrik yang digunakan dalam KTT G20 Bali. Sumber : indonesiabaik.id

 

Tak hanya masalah kendaraan listrik yang akan dibanggakan namun terbatas, para delegasi juga harus disiapkan kendaraan lapis baja untuk pimpinan negara. Ada lebih dari 5 negara membawa kendaraan lapis baja, karena milik negara terbatas hanya sekitar 7 unit. “Kami sarankan bawa sendiri karena terbatas. First come, first serve,” ujar Setya.

Dikutip dari laman PT PLN (Persero), BUMN ini membangun puluhan unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) baru di berbagai lokasi untuk menunjang pelaksaaan G20 di Bali. PLN pun menargetkan ajang ini dapat menjadi showcase penggunaan mobil listrik, sebagai salah satu simbol tema utama G20, yakni transisi ke energi bersih.

Upaya PLN ini merupakan bagian mendorong ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Sebanyak 66 unit SPKLU ultra fast charging itu memiliki kapasitas 200 kW. Unit tersebut bakal terpasang di Central Park ITDC Nusa Dua dan di depan The Apurva Kempinski Bali. Selain itu, ada juga 24 unit SPKLU berkapasitas 120 kW yang disediakan oleh Toyota.

baca juga : Mendorong Demokrasi Energi di Pembahasan Transisi Energi G20

 

Ujicoba satu dari 21 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk charging mobiil listrik yang digunakan (KTT) G20 di Bali. Foto : bumn.go.id

 

Bagaimana dengan sumber energi kendaraan listrik tersebut?

Menurut I Gusti Ngurah Erlangga Bayu, Direktur BTI Renewable Energy, perusahaan penyedia energi terbarukan di Bali, idealnya sumber energinya dari energi bersih. Sayangnya, sumber pembangkit listrik masih didominasi fosil.

Ia mencontohkan pasokan listrik sekitar 60% masih batu bara seperti PLTU Celukan Bawang dan koneksi Jawa-Bali dari Paiton. Sementara produksi energi baru dan terbarukan di Bali masih sangat sedikit. “Hanya memindahkan emisi knalpot ke emisi batubara, ada penurunan tapi masih ada emisinya,” sebut Erlangga.

Dari pengamatan dan pengalamannya memasang instalasi panel surya, ada konversi EBT baru misalnya pemasangan di gedung PLN, bank, SPBU, dan beberapa gedung pemerintah. Menurutnya, PLTS sekadar terpasang walau belum beroperasi optimal, jadi tidak fokus pada performa penggunaan energi bersihnya, hanya memasang alatnya.

Erlangga menyebut kemajuan pengembangan EBT di Bali masih merayap dibanding target dan wacana dalam Pergub No.45/2019 tentang Bali Energi Bersih. Misalnya pengembangan bangunan hijau di seluruh kantor pemerintah daerah, dengan pemasangan surya atap minimal 20% dari kapasitas listrik terpasang. Demikian juga pihak swasta yang memiliki bangunan dengan luas lantai lebih 500 meter persegi.

Hal lain yang dikeluhkannya adalah sangat minimnya keterlibatan praktisi energi bersih dari lokal, karena sebagian besar proyek jelang G20 ini dikerjakan luar Bali. Misalnya proyek PLTS terapung dan jalan tol. Menurutnya makin banyak tim teknis yang bisa mengerjakannya di Bali termasuk sudah ada sekolah yang mempelajari EBT.

baca juga : Berbagai Skenario Meningkatkan Produksi Energi dari Listrik Surya Atap

 

Rangkaian panel surya di Noja Bali Hidroponik, Denpasar, Bali, yang dibentuk seperti bunga matahari sebagai sumber energi penggerak pompa irigasi hidroponik. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Selain implementasi Pergub, msalah lain menurutnya adalah aturan pembatasan produksi listrik PLTS dari PLN dengan alasan oversupply. “Harusnya batu bara dibatasi karena pembangkitnya masih fosil,” tambah Erlangga.

Dilihat dari pelanggan instalasi surya atap perusahaannya, kebanyakan dipasang skala rumah tangga yakni 60%, dan 40% korporat. Kapasitasnya 2000-17.000 watt. Tapi kapasitas terbesar sekitar 80% adalah perusahaan sekitar 100 ribu watt.

Gubernur Bali Wayan Koster pada workshop transisi energi G20, 9 Agustus 2022 lalu menyebut sumber energi masih dominan fosil. PLTU dengan batu bara yang eksisting saat ini di Bali adalah 380 MW. Selain itu energi listrik dari Paiton 300 MW melalui kabel bawah laut. Ada rencana mengganti PLT 115 MW berbahan bakar solar dengan gas.

Kebutuhan listrik Bali sebelum pandemi sekitar 940 MW, turun jadi 600 MW selama pandemi. Pemerintah sedang menyiapkan terminal LNG dan akan selesai 2023. Terminal inilah yang sedang diprotes warga sekitarnya karena berlokasi di pesisir dan hutan konservasi mangrove.

Bauran energi bersih di Bali saat ini hanya 0,26% dan ditargetkan jadi 11% pada 2025. Target peta jalan energi hijau pada 2045 adalah bauran energi 84%, dengan penggunaan kendaraan berbasis baterai untuk kendaraan roda dua sebesar 100%, dan roda empat sekitar 50%.

Sementera Daniel Kurniawan, peneliti Institute for Essential Services Reform (IESR) saat acara itu memaparkan sejumlah pilihan untuk menjawab pelambatan transisi energi bersih ini. Menurutya total alokasi belanja fiskal untuk energi bersih saat ini belum signifikan. Walau ada jargon pemulihan ekonomi hijau.

baca juga : Proyek Energi Bersih Tapi Berisiko Merusak Ekosistem Pesisir dan Mangrove?

 

Ilustrasi. Panel surya dipasang di atap gedung industri besar atau gudang. Foto : shutterstock

 

Showcase mangrove

Selain disambut kendaraan listrik sebagai showcase komitmen Indonesia pada komitmen pengurangan emisi, pemerintah juga menyiapkan berbagai kejutan lain. Sedangkan dalam pertemuan utama, akan ada belasan working session dengan tema food dan energy security, global health architecture, dan lainnya. Ada juga pertunjukan metaverse Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara di Kalimantan.

Pada hari ke-2, Rabu, 16 November, para delegasi akan diajak ke showcase berikutnya yakni penanaman mangrove di Tahura Ngurah Rai. Presiden Joko Widodo sudah beberapa kali menengok persiapan penanaman mangrove untuk delegasi G20 ini.

Dari informasi humas Pemprov, anggaran untuk persiapan dan penataan lebih dari Rp500 milyar. Mulai penataan di area pintu masuk, monumen G20, area plaza, beji, wantilan, jalur trekking mangrove, area persemaian, area penerima/lobby, menara pandang, viewing deck ke arah Teluk Benoa, dan area parkir di sekitar Waduk Muara berkapasitas 240 mobil.

Ada juga pembuatan kawasan parkir kepala negara mencapai 2,6 hektar dengan kapasitas hampir 500 unit kendaraan. Lokasinya tidak jauh dari Tahura Ngurah Rai. Pekerjaan yang dilakukan Adhi Karya ini di antaranya pembangunan gate candi bentar, penataan pura, pos jaga, gazebo, pakir limousine berkapasitas 256 unit, fasilitas publik, ruang panel, kantin, water tank, dan parkir kendaraan darurat. Juga penguatan pada struktur jalan untuk mengantisipasi berat kendaraan dari para pemimpin negara yang diperkirakan bisa mencapai 20 ton per unit-nya. Secara umum, proyek menelan dana hingga Rp506,9 miliar.

perlu dibaca : Menguji Keseriusan Wacana Showcase Mangrove Bali di G20 

 

Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan rombongan meninjau hutan mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali, Jumat (08/10/2021). Foto : akun facebook Presiden Joko Widodo

 

Pertemuan G20 akan diakhiri serah terima presidensi dari Indonesia ke India. Selanjutnya ada press briefing oleh Presiden RI tentang hasil-hasil pertemuan.

“Mudah-mudahan cuaca bagus, karena sedang hujan di Bali. Doa bersama agar acara di luar ruangan seperti GWK dan mangrove berjalan baik. Pihak BRIN dan BMKG sudah melakukan sesuatu seperti rekayasa cuaca,” tutur Setya yang mengkhawatirkan cuaca karena ada dua event utama luar ruang, welcome dinner dan tanam mangrove.

Diperkirakan jumlah delagasi yang akan hadir dalam side event dan kegiatan puncak KTT G20 lebih dari 13 ribu orang. Side event itu di antaranya B20, Sherpa Track, dan Financial Track.

KTT G20 ini menghasilkan emisi cukup tinggi jika merujuk kebutuhan logistik dan keamanan. Dari siaran pers Kemkominfo No.33/SP/TKMG20/11/2022 pada 8 November disebutkan sekitar 18.000 pasukan gabungan yang akan terlibat dalam pengamanan KTT G20 Bali. Sebanyak 13 kapal KRI bersiaga di perairan sekitar Hotel Apurva Kempinski dan kawasan Nusa Dua. Selain itu, ada juga 15 helikopter, dua pesawat tempur F16, dan dua pesawat Sukhoi (Sukhoi 27 dan 30), dengan belasan tim satgas.

 

Exit mobile version