Mongabay.co.id

Temuan Fosil Buktikan Evolusi Ikan Terbang untuk Hindari Kejaran Predator

 

Ikan terbang adalah ikan bersirip sinar dengan sirip dada. Terlepas dari namanya, ikan ini sebenarnya tidak memiliki kemampuan terbang. Sebaliknya mereka mendorong diri mereka keluar dari air dengan kecepatan lebih dari 56 kilometer per jam.

Begitu berada di udara, “sayap” dari sirip kaku ikan tersebut memungkinkan mereka meluncur hingga 400 meter dalam 30 detik. Tubuh mereka yang ramping membuat ikan itu bergerak secara aerodinamis sehingga mengurangi hambatan ketika di udara.

Ada sekitar 40 spesies ikan terbang yang hidup di laut tropis dan subtropis. Ikan terbang adalah makhluk yang benar-benar unik. Keberadaanya masih menimbulkan banyak pertanyaan yang belum terjawab, salah satunya bagaimana ia berevolusi. Kemampuan meluncurnya yang luar biasa tersebut bisa menarik para peneliti untuk melakukan riset mendalam.

Selama bertahun-tahun para ilmuwan telah mengetahui ikan terbang sebagai salah satu contoh vertebrata yang mampu meluncur di atas air. Hal tersebut diperkuat dengan penemuan fosil ikan terbang (Potanichthys xingyiensis) di China. “Potanos” berarti bersayap dan “ichthys” berarti ikan dalam bahasa Yunani, sedangkan “xingyiensis” mengacu pada kota Xingyi di dekat tempat fosil itu ditemukan.

Ikan itu hidup sekitar 235 juta hingga 242 juta tahun yang lalu dalam apa yang oleh para peneliti disebut Laut Yangtze. Ini adalah bagian dari Samudra Paleotethys timur yang berada di sekitar Samudra Hindia dan Asia Selatan.

baca : Istimewanya Ikan Terbang, Bisa Melayang Sejauh 200 Meter di Permukaan Air

 

Gambar hasil rekonstruksi ikan purba prasejarah yang ditemukan di China. Foto : lifescience

 

Fosil yang ditemukan itu rupanya mampu meluncur seperti ikan terbang modern. Misalnya, ia memiliki sepasang sirip dada sangat besar yang bisa berfungsi sebagai sayap. Ia juga memiliki sirip ekor bercabang dalam yang bagian bawahnya jauh lebih kuat daripada bagian atasnya. Berenang dengan sirip seperti itu berpotensi menghasilkan kekuatan yang dibutuhkan untuk meluncurkan ikan keluar dari air.

Namun, ikan terbang modern bukanlah keturunan dari fosil ini. Sebaliknya, kemampuan untuk meluncur di atas air tampaknya telah berevolusi secara independen dalam garis keturunan mereka sendiri.

Fosil lain yang digali di daerah yang sama dengan Potanichthys termasuk fosil reptil laut seperti ichthyosaurus berbentuk lumba-lumba. Oleh karena itu, ahli menyimpulkan ikan terbang purba ini mungkin telah berevolusi meluncur karena alasan yang sama seperti ikan terbang modern — untuk melarikan diri dari predator berbahaya.

“Penemuan Potanichthys secara signifikan menambah pengetahuan kita tentang kompleksitas ekologis di Trias Tengah Samudra Paleotethys,” kata peneliti Guang-Hui Xu, seorang ahli paleontologi di Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi China di Beijing, belum lama ini.

baca juga : Telur Ikan Terbang, Devisa Terbesar dari Takalar (bagian 3)

 

Fosil ikan terbang yang ditemukan di dekat Kota Xingyi, Cina. Foto: Guang-Hui Xu

 

Namun, ikan terbang modern, yang dikenal sebagai exocoetids, bukan satu-satunya ikan yang berevolusi meluncur. Ikan terbang yang telah punah yang dikenal sebagai thoracopterids berevolusi menjadi bentuk tubuh yang sangat mirip dengan ikan tersebut sekarang.

Guang-Hui Xu mengatakan, kemampuan meluncur pada ikan terbang terjadi dalam empat tahapan. Semula mereka mengembangkan tengkorak yang membantu mereka hidup di perairan permukaan. Selanjutnya, mereka mengembangkan ekor yang membantu meluncurkannya dari air. Kemudian, mereka mengembangkan sirip seperti sayap yang membantu mereka meluncur. Akhirnya, mereka kehilangan sisik tubuh untuk membuatnya lebih aerodinamis.

“Adaptasi meluncur di atas air bersifat bertahap,” kata Xu.

menarik dibaca : Rekor. Burung Ini Terbang Tanpa Henti Sejauh 13.560 Km

 

Ikan terbang modern yang hidup saat ini. Foto: lifescience.

 

Dikutip dari quantamagazine, untuk mencari dasar genetik dari bentuk tubuh ikan terbang, para peneliti di laboratorium Harris memulai dengan mengurutkan dan membandingkan genom 35 spesies ikan terbang dan kerabat dekat mereka. Dengan mencari wilayah DNA yang telah berubah sangat cepat antar spesies, mereka mengidentifikasi gen yang tampaknya telah berevolusi di bawah tekanan seleksi.

Melalui analisis filogenomik variasi seluruh genom pada 35 spesies ikan terbang dan kerabatnya, peneliti mengidentifikasi perubahan tanda genetik di wilayah pengkodean yang mendasari evolusi konvergen dari peningkatan ukuran sirip berpasangan dan perilaku meluncur udara.

Di alam, kita tidak bisa benar-benar mengetahui bagaimana mahluk hidup berevolusi. Namun dari hasil analisis terhadap ikan terbang dan fosilnya, dapat diketahui kesimpulan bahwa evoluasi adalah bagian adaptasi dengan laju perubahan lingkungannya. (***)

 

Seekor ikan terbang. Foto : louisianasportsman.com

 

Sumber : livescience.com, quantamagazine.org, dan nwf.org

 

Exit mobile version