Mongabay.co.id

Bila Hiu Punah, Bagaimana Kehidupan Laut Setelahnya?

 

Hiu adalah predator luar biasa yang mewakili kisah sukses evolusi makhluk hidup. Mereka telah mengarungi lautan selama lebih dari 400 juta tahun. Sekitar 500 spesies hiu tercatat masih hidup hingga saat ini, dan kemungkinan masih ada lagi yang belum ditemukan. Hiu hidup dengan beragam ukuran tubuh; mulai dari yang sangat besar, seperti hiu paus besar (Rhincodon typus); atau seukuran tangan manusia, seperti hiu saku (Mollisquama parini).

Hiu hidup di beragam ekosistem di seluruh dunia, termasuk habitat bakau dangkal, terumbu karang tropis, perairan Arktik yang dingin, dan luasnya lautan terbuka. Terlepas di mana hiu hidup atau seberapa besar mereka, semuanya adalah predator. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga habitat mereka.

Seorang kandidat doktor di Departemen Zoologi, Trinity College Dublin di Irlandia, Jenny Bortoluzzi mengatakan, hiu memiliki peran penting di dalam ekosistem laut. Hiu memburu ikan menyingkirkan individu yang lemah dan sakit, memastikan bahwa populasi ikan tetap sehat.

“Predator yang menakutkan ini bahkan dapat membantu melestarikan ekosistem, misalnya, hiu harimau (Galeocerdo cuvier) yang hidup di padang lamun menakut-nakuti penyu dan mencegah mereka menggembalakan vegetasi secara berlebihan,” kata Bortoluzzi seperti dikutip Live Science, Sabtu (24/12/2022).

baca : Ada Apa dengan Perdagangan Hiu dan Pari di Indonesia?

 

Seekor hiu bonnethead di Aquarium Pacific di Rainbow Harbor, Long Beach, California. Foto : Loren Javier/flickr/CC BY-NC-ND 2.0

 

Menurut Bortoluzzi, hiu juga berperan dalam mengatur produksi oksigen di lautan. Caranya dengan memakan ikan yang melahap plankton penghasil oksigen. Sementara itu, lingkungan terumbu karang adalah contoh bagus lainnya tentang pentingnya hiu bagi keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistem secara keseluruhan, kata Toby Daly-Engel, asisten profesor di departemen ilmu kelautan dan direktur Shark Conservation Lab di Florida Tech, Florida Institute of Technology, Amerika Serikat.

“Jika hiu menghilang, ikan kecil itu meledak populasinya, karena tidak ada yang memakannya. Lalu makanan mereka seperti plankton, mikroorganisme, udang kecil, semua itu hilang. Hal itu menyebabkan semua ikan kecil akhirnya kelaparan,” kata Daly-Engel.

Ketika itu terjadi, lanjut Toby, ganggang dan bakteri bergerak ke terumbu, menutupi karang sehingga tidak dapat berfotosintesis. Karang akan mati, hanya menyisakan kerangkanya yang akhirnya berubah menjadi batu kapur.

Hiu memiliki peran penting lainnya dalam jaring makanan laut. Mereka adalah makanan bagi karnivora laut. Hiu putih besar mati yang terdampar di pantai Afrika Selatan menjadi korban serangan orca. Bahkan gurita diketahui memakan hiu, seperti yang ditunjukkan dalam video yang diposting National Geographic ke YouTube pada 2009.

Hiu yang bermigrasi, seperti hiu karang abu-abu (Carcharhinus amblyrhynchos), juga menyediakan makanan bagi organisme di berbagai lokasi di lautan dari kotoran mereka yang kaya nitrogen.

baca juga : Populasi Hiu Belimbing Hampir Punah, Begini Cara Mitigasinya

 

Seekor hiu bull shark. Foto : Shark Guardian

 

Populasi Hiu Terancam Punah!

Sekitar 25 persen dari semua spesies hiu, skate, dan pari saat ini terancam punah. Penyebabnya tidak lain karena hiu lambat dalam bereproduksi dan lambat untuk dewasa. Jumlah mereka tidak cukup cepat untuk mengimbangi kerugian dari penangkapan ikan komersial, kata Toby.

Dalam beberapa dekade terakhir, beberapa populasi hiu telah menurun hingga 90%. Hal ini mencerminkan tren eksploitasi berlebihan yang tidak berkelanjutan di habitat laut.

“Banyak spesies juga menghadapi hilangnya habitat, dengan area perlindungan seperti bakau dihancurkan untuk mengakomodasi populasi manusia kita yang terus bertambah, dan habitat seperti dasar laut dan terumbu karang yang rusak oleh metode penangkapan ikan yang merusak seperti pukat,” kata Bortolozzi.

Apa yang akan terjadi di masa depan untuk hiu? Undang-undang federal dan perjanjian internasional seperti Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES) dapat membantu melindungi populasi yang rentan, kata Michael Scholl, CEO organisasi nirlaba Save Our Seas Foundation. “Lembaga pemerintah harus memvalidasi informasi untuk mendukung penurunan populasi yang signifikan, misalnya,” katanya.

Untuk itu, Save Our Seas bekerja bersama para peneliti kelautan untuk mengumpulkan data hiu yang dapat menginformasikan langkah-langkah perlindungan yang sangat dibutuhkan. Organisasi nirlaba itu juga bekerja untuk meningkatkan kesadaran publik tentang keanekaragaman hiu dan pentingnya bagi ekosistem laut mereka.

baca juga : Hiu Mulut Besar yang Paling Langka Mati Terdampar di Adonara dan Dikonsumsi Warga

 

Sekelompok hiu karang sirip hitam atau blacktip reef shark. Foto: Wahyu Mulyono

 

Tetapi waktu hiu untuk tetap lestari berada di ujung masa. Jika mereka menghilang, dampaknya pada jaringan makanan laut pada akhirnya akan mempengaruhi manusia juga.

“Perikanan mungkin akan turun, nelayan menjadi yang paling mungkin terkena dampaknya, dan tujuan wisata populer yang mengandalkan hiu untuk menarik wisatawan juga akan sangat menderita,” kata Bortoluzzi.

 

Sumber : livescience.com

 

Exit mobile version