Mongabay.co.id

Tersesat Saat Migrasi, Apakah Ada Pengaruh Medan Magnet Bumi pada Burung?

 

 

Burung juga bisa tersesat saat melakukan migrasi. Apakah faktor cuaca penyebabnya?

Riset terbaru yang dilakukan peneliti dari University of California dan Michigan State University berjudul “Geomagnetic disturbance associated with increased vagrancy in migratory landbirds di Jurnal Scientific Report edisi 9 Januari 2023 menjelaskan, gangguan pada medan magnet Bumi dapat membuat burung kehilangan arah.

Benjamin A. Tonelli, Casey Youngflesh, dan Morgan W. Tingley, memaparkan bahwa kondisi ini bisa terjadi dalam cuaca yang baik-baik saja. Terutama, selama migrasi musim gugur.

“Gangguan terhadap orientasi magnetik dapat terjadi di alam. Medan magnet Bumi bervariasi dalam beberapa skala waktu. Pergeseran yang terjadi cepat selama badai geomagnetik dapat memengaruhi garis lintang lebih tinggi,” tulis mereka.

Baca: Polusi Cahaya Membuat Burung Bermigrasi Malam Hari Merana

 

Steller’s Sea Eagle [Haliaeetus pelagicus] di Rausu, Hokkaido, Jepang. Foto: Wikimedia Commons/Jambomambo13 – Own work/CC BY-SA 3.0

 

Peneliti membuat dua dugaan: positif maupun negatif. Burung tersesat dianggap tidak mungkin untuk bertahan hidup dan bereproduksi, namun bagi yang bertahan hidup dapat mendorong perluasan populasi ke daerah baru yang cocok secara ekologis.

“Banyak faktor yang dapat menyebabkan fenomena burung tersesat, termasuk cuaca, fluktuasi populasi, dan kelainan genetik.”

Namun teori yang paling meyakinkan adalah akibat kegagalan sistem navigasi burung.

Sementara, bagi burung yang menggunakan berbagai sumber informasi untuk mengarahkan dirinya sendiri, termasuk isyarat langit seperti matahari dan penciuman, maka mekanisme penting yang digunakan adalah magnetoreception.

Magnetoreception merupakan kemampuan yang dimiliki suatu organisme untuk dapat merasakan medan magnet di sekitarnya.

Jenis burung tersesat yang menjadi pusat penelitian ini adalah Europian Robin [Erithacus rubecula] di Beijing dan Steller’s Sea Eagle [Haliaeetus pelagicus] dekat Boston. Peneliti juga menggunakan data 2 juta tangkapan dari 152 spesies burung di Amerika Utara selama 60 tahun terakhir.

“Ada hubungan yang kuat antara gangguan medan magnet Bumi dengan burung yang tersesat selama migrasi musim gugur.”

Baca juga: Burung Laut Ternyata Punya Jalur Migrasi

 

European Robin [Erithacus rubecula]. Sumber: Wikimedia Commons/Francis C. Franklin/CC-BY-SA-3.0

 

Navigasi burung

Morgan Tingley lebih lanjut menjelaskan, medan magnet Bumi membentang antara Kutub Utara dan Selatan. Penelitian selama beberapa dekade menunjukkan, burung dapat merasakan medan magnet menggunakan magnetoreseptor di mata mereka.

“Di wilayah yang sudah dikenal, burung dapat bernavigasi berdasarkan geografi, tetapi dalam beberapa situasi lebih mudah menggunakan geomagnetisme,” kata Morgan dikutip dari Sciencedaily.

Namun, kemampuan burung untuk bernavigasi menggunakan medan geomagnetik dapat terganggu, misalnya karena medan magnet matahari, terutama selama periode aktivitas matahari yang tinggi, tetapi juga bisa dari sumber lain.

“Jika medan geomagnetik mengalami gangguan, itu sebagaimana peta yang salah, membuat burung terbang keluar jalur.”

Benjamin Tonelli menambahkan, gangguan geomagnetik memengaruhi navigasi burung yang muda dan tua.

“Hal ini menunjukkan, burung juga mengandalkan pengalaman migrasinya selain geomagnetisme.”

Dalam penelitian tersebut, peneliti juga berhipotesis bahwa spesies yang bermigrasi lebih jauh akan lebih sensitif terhadap gangguan medan magnet.

“Kami juga berhipotesis bahwa spesies yang berkembang biak lebih dekat ke kutub akan menunjukkan kepekaan yang lebih besar terhadap gangguan geomagnetik. Mereka peka pada gangguan medan magnet yang lebih ekstrim,” jelasnya.

 

Exit mobile version