Mongabay.co.id

Harusnya Dilindungi, Landak Justru Diburu Gara-gara Ini

Landak jenis Hystrix brachyura yang dikeluarkan dari status dilindungi. Foto: Wikimedia Commons/CC BY-SA 3.0/Free/Kaeng Krachan National Park/ Thai National Parks

 

 

Ada sebuah batu yang harga per gramnya bisa melebihi harga emas. Besarnya, rata-rata seukuran kelereng. Warnanya ada yang krem, kemerahan, atau cokelat tua. Orang mengenalnya sebagai geliga atau batu mustika yang diperoleh dari perut landak. Tapi gara-gara batu yang berasal dari dalam perut, satwa unik ini jadi terancam kelestariannya.

Sudah sejak lama orang percaya bahwa batu geliga mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Sebuah tulisan menyebut geliga atau bezoar dikenal oleh orang Arab sebagai obat sejak abad kedelapan, lalu menjalar ke Eropa pada abad keduabelas.

Dalam film Harry Poter, ramuan bezoar diajarkan sebagai penangkal segala racun. Ada peninggalan kuno berupa perhiasan bertahta bukan saja berlian, namun juga geliga. Ini menunjukkan betapa  berharganya geliga waktu itu.

Baca: Nasib Landak Sumatera, Tidak Dilindungi Sebagaimana Landak Jawa

 

Landak jenis Hystrix brachyura yang dikeluarkan dari status dilindungi. Foto: Wikimedia Commons/CC BY-SA 3.0/Free/Kaeng Krachan National Park/ Thai National Parks

 

Sebuah penelitian yang di jurnal Nature Conservation, April 2021, dengan judul “The illegal hunting and exploitation of porcupines for meat and medicine in Indonesia” oleh Lalita Gomez menyatakan ada lima spesies landak yang hidup di Indonesia. Namun, berdasarkan penelitiannya, dari Januari 2013 hingga Juni 2020 terdapat 39 kasus penyitaan dengan jumlah landak sebanyak 452 ekor.

Lima spesies landak yang dimaksud adalah landak ekor panjang [Trichys fasciculata] dan landak raya/melayu [Hystrix brachyura] yang keduanya ada di Kalimantan dan Sumatera. Lalu landak sumatera [Hystrix sumatrae] yang endemik Sumatera, landak jawa [Hystrix javanica] yang ditemukan di Jawa, Madura, Bali, Sumbawa, Flores, hingga Lombok. Sementara landak butun/duri tebal [Hystrix crassispinis] endemik Kalimantan.

Riset ini memaparkan fakta, landak diburu dan diekspoitasi secara ilegal di wilayah Indonesia. Indonesia, Malaysia, dan Singapura adalah hotspot perdagangan geliga landak. Pengamatan yang dilakukan pada 2019 di situs jual beli online, ada 121 penawaran sebanyak 680 hingga 1.332 geliga dalam waktu tiga bulan saja. Mayoritas dari Indonesia, kebanyakan di Jawa.

Gomez mengungkapkan, landak raya merupakan spesies yang kerap ditemukan dalam penyitaan landak dan statusnya dilindungi pada Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999, tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa.

Namun, berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/MenLHK/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, jenis ini dikeluarkan dari status dilindungi. Sebagai gantinya landak jawa dimasukan sebagai satwa dilindungi.

Selain diambil geliganya, landak juga diburu untuk diambil dagingnya. Selain dianggap hama, orang percaya daging landak berkhasiat sebagai obat dan aprodisiak. Sementara durinya dijadikan obat, suvenir, dan jimat.

Baca: Tidak Dilindungi Lagi, Perburuan Landak Jenis Ini Bakal Meningkat

 

Landak sumatera yang diselamatkan oleh Seksi Konservasi Wilayah [SKW] II Lahat, Balai Konservasi Sumber Daya Alam [BKSDA] Sumatera Selatan, pada Mei 2018. Foto: Dok. KLHK/BKSDA Sumsel

 

Fakta unik

Kebenaran apakah geliga landak bermanfaat untuk pengobatan masih menjadi perdebatan. Namun geliga landak amat dikenal dalam praktik pengobatan China. Beberapa penelitian coba melihat manfaat geliga landak untuk pengobatan, di antaranya untuk kanker.

Geliga sebenarnya merupakan kumpulan dari bahan organik dan anorganik yang tidak tercerna landak. Bahan ini bercampur dengan zat lain di dalam saluran pencernaan, menggumpal, dan membentuk bulatan. Tidak semua landak memiliki geliga di perutnya. Ini menjadi penyebab landak mati sia-sia hanya demi diambil geliganya.

Baca juga: Demi Batu Mustika, Perburuan Landak Meningkat

 

Landak jawa/Hystrix javanica. Sumber: Wikimedia Commons/Ragunan Zoo, Jakarta, Indonesia/Domain Umum/Sakurai Midori

 

Geliga tidak hanya ditemukan di landak. Batu ini juga ditemukan pada binatang seperti kambing, sapi, unta. Meski terkesan garang dengan durinya berdiri saat terancam, sebenarnya landak binatang jinak. Dia hanya menyerang jika terancam. Duri tajamnya akan mudah terlepas dan bisa melukai predator.

Landak merupakan hewan nokturnal yang aktif malam hari. Indera penglihatannya lemah, sehingga lebih menggantungkan pada pendengaran dan penciumannya. Landak termasuk herbivora, makan rumput, kulit kayu, umbi, buah, biji-bijian, dan pucuk tanaman. Sebagai hewan pengerat gigi depannya terus tumbuh. Itu sebabnya hewan ini kadang menggerogoti kayu keras atau tulang.

Landak akan kawin setelah berumur sekitar 2 tahun dengan usia hidup rata-rata hingga 10 tahun. Satwa ini diketahui setia pada pasangannya.

 

Exit mobile version