Mongabay.co.id

Presiden Jokowi Resmikan Tambak BUBK Kebumen Ramah Lingkungan, Bakal Direplikasi ke Daerah Lain

 

Siang yang terik, tetapi tidak menyurutkan Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri dan pejabat lainnya berjalan ke bagian tengah meresmikan tambak budi daya udang berbasis kawasan (BUBK).

Meski panas menyengat, tetapi cukup lama Jokowi bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Kebumen serta Bupati Sumba Timur berbincang santai.

Presiden tampak antusias untuk melihat BUBK yang berada di sejumlah desa di Kecamatan Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah (Jateng) tersebut. BUBK itu merupakan tambak ramah lingkungan dan bakal menjadi percontohan pembangunan tambak udang modern di Indonesia.

Tambak BUBK Kebumen terdiri dari 149 petak tambak dengan produktivitas awal 40 ton udang per hektare per tahun. Tambak modern seluas 60 ha tersebut dilengkapi instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), water intake hingga ruang laboratorium.

Tambak ini mengimplementasikan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) untuk menjaga optimalisasi pertumbuhan udang sehingga hasil panennya berkualitas dan punya daya saing tinggi di pasar.

baca : KKP Kembangkan Budi Daya Udang Berwawasan Lingkungan, Ini Pesan Pakar Kelautan

 

Presiden Joko WIdodo berkeliling dan meresmikan tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Presiden Jokowi mengatakan bahwa tambak udang di Kebumen tersebut akan menjadi contoh bagi daerah lainnya baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.

“Tambak udang Kebumen akan menjadi sebuah contoh yang nanti bisa di-copy untuk provinsi lain, kabupaten yang lain. Kita harapkan ini akan menjadi sebuah contoh yang baik bagi budidaya udang vaname yang memerlukan kebersihan air, yang memerlukan betul-betul manajemen detail, dan kita harapkan ini menjadi contoh bagi kita semua,”jelas Jokowi ketika peresmian BUBK Kebumen pada Kamis (9/3/2023).

Jokowi mengatakan, pembangunan BUBK Kebumen menggunakan APBN senilai Rp175 miliar. “Saya kira kalau di sini perkirakan angka 40 ton per hektare per tahun, itu bisa dicapai. Sulit cari bisnis secepat itu baliknya,” katanya.

Menurut Presiden, Kebumen menjadi lokasi tambak karena masyarakatnya, Pemkab dan pemerintah provinsi juga mendukung. Sehingga pembangunannya bisa cepat. Selain di Kebumen, pemerintah melalui KKP juga merencanakan pembangunan tambak budidaya udang modern ramah lingkungan di Sumba Timur, NTT seluas 1.800 ha. Tambak ini menjadi tambak udang terintegrasi yang menghubungkan sektor hulu hingga hilir.

“Yang dibangun di Kebumen ini adalah 60 ha, sebentar lagi kita akan memulai lagi 1.800 ha di Waingapu, NTT. Ini sudah didesain perencanaannya, selesai, ini di-copy dibuat di sana. Kita harapkan itu akan menjadi sebuah kawasan yang terintegrasi, dan tambak udangnya, ada industri pakannya, ada industri turunan dari udang-udang yang dipanen,”jelas Jokowi

baca juga : Shrimp Estate Bakal Dibangun di Kebumen, Ahli Kelautan Minta Lingkungan Harus Dijaga

 

Presiden Jokowi saat meresmikan tambah Budiday Udang Berbasis Kawasan (BUBK) Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Sementara Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pembangunan dan operasional tambak BUBK Kebumen berhasil menyerap 150 orang tenaga kerja lokal.

Tambak BUBK dibangun di atas lahan seluas 100 ha, 60% persen pembangunan tambak BUBK sudah terealisasi yaitu sekitar 60 ha berisi 149 petak tambak yang sudah dilengkapi dengan infrastruktur utama di antaranya water intake, tandon, petak pemeliharaan, saluran IPAL, laboratorium, gudang pakan, gudang sarana produksi, bangunan pasca panen, rumah genset, rumah jaga tambak, jalan produksi

“Mulai dari pembangunan dan saat ini beroperasi, sedikitnya 150 warga di sekitar sini yang kami libatkan sebagai tenaga kerja. Dan poin pentingnya lagi, mereka bisa belajar bagaimana budidaya udang yang baik sehingga nantinya mereka bisa terjun langsung di bidang ini sebagai pembudidaya,”ujarnya.

Pembangunan tambak BUBK tersebut bermula dari target yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai produksi udang yang mencapai 2 juta ton pada 2024. “Dengan target sebanyak itu, maka saya meminta data mengenai tambak udang yang ada di Indonesia. Ternyata ada 247.803 ha. Tetapi produktivitas per ha hanya 0,6 ton. Kalau hanya sebanyak itu, kapan akan mampu mencapai target hingga 2 juta ton,”katanya.

Makanya, dirinya kemudian mencari data mengenai best practice budi daya udang di negara lain. Ternyata bisa mampu antara 40 ton hingga 80 ton tiap ha. Salah satu yang terbaik adalah Ekuador yang bisa mencapai hasil sebanyak itu. “Setelah dilakukan kajian, maka perlu pembangunan tambak dengan teknologi tinggi. Pilihannya itu, bukan revitalisasi tambak rakyat. Lebih baik digeser budi daya lain,”katanya.

baca juga : Komoditas Udang Nasional, Dikejar Target dengan Konflik Tak Berujung

 

Para bekerja tengah memberikan pakan udang di tambak Budi daya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kebumen, Jawa Tengah. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Kemudian, KKP melakukan pembangunan tambak BUBK. Langkah tersebut merupakan salah satu strategi KKP untuk meningkatkan produktivitas udang nasional, di mana pemerintah menargetkan produksi udang nasional pada tahun 2024 mencapai 2 juta ton. “Selain itu juga merupakan program kebijakan Ekonomi Biru yang kami galakkan,”ujar Menteri.

Dijelaskannya, BUBK menerapkan konsep pengembangan terintegrasi dari hulu hingga hilir dalam satu kawasan. “Pengembangannya menggunakan teknologi tinggi  secara intensif yang ramah lingkungan dan menerapkan good aquaculture practice dari hulu sampai dengan hilir dalam satu pengelolaan kawasan,”jelasnya.

Tahun 2023, KKP bakal memaksimalkan lahan seluas 100 ha untuk beroperasi dan membangun sekitar 64 petak tambak dengan produktivitas 80 ton per ha setahun. Sehingga diperkirakan akan diperoleh jumlah produksi sekitar 2.700 ton dan perputaran uang yang tidak kurang dari Rp400 miliar per tahun. Sehingga ke depannya ada multiplier effect baik di hulu, on farm, maupun hilir akan terbangun dengan melibatkan tenaga kerja lokal yang ada.

Sedangkan untuk 247.803 ha bisa digeser untuk budi daya ikan tilapia. KKP terus berusaha untuk meningkatkan produksi guna memenuhi pasar dunia. “Saya yakin dalam 10 tahun mendatang, Indonesia bakal juara. Ada lima komoditas utama Indonesia yakni udang, lobster, rumput laut, kepiting dan tilapia,”katanya.

baca juga : Target Produksi Udang 2024 dan Masalah Dasar Perikanan Budi daya

 

Pekerja tengah melaksanakan tugasnya tambah udang BUBK Kebumen, Jawa Tengah. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia

 

Sedangkan untuk kebijakan ekonomi biru, KKP mempunyai lima kebijakan penting. Yakni perluasan kawasan konservasi perairan, kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota dan pengembangan budidaya ramah lingkungan di darat, pesisir, dan laut. Selain itu, pengelolaan berkelanjutan pesisir dan pulau-pulau kecil serta penanganan sampah plastik di laut melalui program Bulan Cinta Laut.

Sedangkan Bupati Kebumen Arif Sugiyanto berharap atas kunjungan pembangunan yang telah didukung pemerintah pusat bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

“Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Presiden beserta rombongan atas kunjungannya di Kebumen. Ini merupakan suatu kehormatan bagi kami dimana Kebumen dijadikan daerah pertama dimulainya panen raya padi satu hektar. Saya melihat ini sebagai wujud kemakmuran masyarakat Kebumen,” kata Bupati.

Terlebih dengan telah dibangunnya BUBK sebagai kawasan tambak udang modern yang pertama di Indonesia. Harapannya BUBK akan menyerap ribuan tenaga kerja dari lokal yang muaranya meningkatkan kesejahteraan rakyat. “Karena apapun yang namanya pembangunan harus berdampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat,” tandasnya.

 

Exit mobile version