Mongabay.co.id

Kucing Hutan Itu Terpantau di Kawasan Taman Nasional Batang Gadis

 

 

Kucing hutan atau disebut juga kucing kuwuk [Prionailurus bengalensis], merupakan jenis kucing liar yang dilindungi di Indonesia. Kucing ini masih terpantau di kawasan Taman Nasional Batang Gadis [TNBG], Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Zulham Nasution [53], masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan TNBG mengatakan, awal April 2023 lalu dia mendapatkan seekor anak kucing hutan yang terpisah dari induknya.

“Anak kucing tersebut telah dilepaskan ditempat pertama kali ditemukan. Diperkirakan, habitatnya di TNBG,” ujarnya.

Menurut Zulham, sebelumnya dia pernah menemukan juga kucing hutan yang melewati kebun masyarakat.

“Kami mendapat penjelasan bahwa kucing hutan merupakan jenis dilindungi, sehingga dilarang ditangkap untuk dipelihara terlebih diperdagangkan,” jelasnya.

Baca: Rumah Baru Kucing Hutan Ini di Hutan Sicike-cike

 

Anak kucing hutan yang telah dikembalikan ke habitatnya di kawasan Taman Nasional Batang Gadis. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

Bobby Nopandry, Kasubbag Tata Usaha Balai Taman Nasional Batang Gadis, mengatakan, di TNBG teridentifikasi tiga jenis kucing liar yaitu harimau sumatera [Pathera tigris sumatrae], kucing emas [Catopuma teminckii], kucing hutan [Prionailurus bengalensis],

Untuk kucing batu [Pardofelis marmorata] dan macan dahan [Neofelis diardi], sebaran spesifik dan populasinya masih dalam kajian,” jelas Bobby, Minggu [09/04/2023].

Menurut Bobby, beberapa jenis kucing liar kemungkinan dapat ditemukan di perladangan masyarakat, tidak hanya di TNBG. Sebab perladangan dan lahan pertanian juga merupakan habitat satwa yang merupakan mangsa kucing liar.

“Informasi penemuan hingga penangkapan untuk dipeliharaa akan terus ditelusuri di lapangan dengan berkoordniasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam [BBKSDA] Sumatera Utara sebagai pemegang otorita peredaran tumbuhan dan satwa liar,” jelasnya.

Perlindungan kawasan dan satwa liar di wilayah TNBG merupakan tugas pokok dan fungsi utama Balai Taman Nasional Batang Gadis [BTNBG]. Patroli rutin dilakukan petugas maupun dengan masyarakat di seluruh wilayah kerja taman nasional.

“Untuk penegakan hukum, BTNBG menyerahkan ke Balai Gakkum LHK Sumatera dan atau kepolisian,” jelasnya.

Baca: Jual Kucing Hutan, Asman Tidak hanya Dihukum ‘Sit Up’ dan ‘Push Up’

 

Kucing hutan merupakan jenis kucing liar yang dilindungi di Indonesia. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

Habitat kucing hutan

Erwin Willianto, dari Save Indonesian Nature & Threatened Species [SINTAS] Indonesia dan anggota Fishing Cat Working Group, menuturkan kucing hutan merupakan jenis paling luas persebarannya di Indonesia yaitu di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.

Spesies ini memiliki habitat tidak terpaku di kawasan hutan, tetapi bisa ditemukan di perkebunan sawit dan hutan tanaman industri. Bahkan, populasinya di perkebunan sawit disarankan dipertahankan karena membasmi tikus yang sekaligus mangsanya.

“Taman Nasional Batang Gadis dengan tipikal hutan cukup baik, merupakan habitat sangat bagus untuk perkembangbiakan alaminya,” ujarnya baru-baru ini.

Baca juga: Warga Lamongan Kembali Selamatkan Kucing Hutan

 

 

 

Terkait temuan langsung kucing hutan oleh masyarakat, menurut Erwin, perlu dipelajari lebih jauh. Ada asumsi jika satwa liar keluar dari kawasan hutan menunjukkan wilayah tersebut terganggu atau pakannya tidak ada.

“Tidak selalu begitu, karena ada satu kondisi kucing liar menjelajahi area terbuka untuk mencari mangsa.”

Faktor lain, ada jantan lain atau potensial jantan lain seperti anakan jantan yang baru lahir. “Sehingga, sang induk membawa anak jantannya ke pinggir kawasan hutan, agar tidak diserang jantan dewasa.”

Bila masyarakat melihat kucing hutan dalam jumlah banyak, perlu dipastikan apakah itu jenis yang sama atau berbeda. Sebab, berdasarkan riset dan penelitian, dalam satu kelompok maksimal hanya ada lima individu: seekor induk dan dua hingga empat anak.

“Kucing bukan hewan berkelompok, betina hanya bersama pejantan saat musim kawin. Setelah itu, mereka berpisah. Sang betina hidup bersama anaknya sampai tidak menyusui lagi,” tegasnya.

 

Exit mobile version