Mongabay.co.id

Banyak Ditemukan di Flores, Cucamelon Ternyata Tumbuhan Asal Meksiko

 

 

Masyarakat di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur [NTT], menyebut buah ini koka atau kuka. Saat matang, buahnya berwarna kuning. Rasanya seperti mentimun.

Tanaman merambat bernama cucamelon [Melothria scabra] ini, biasa ditemukan di kebun atau hutan saat musim hujan.

“Bila kulitnya masih hijau, rasanya sedikit pahit dan asam,” ujar Emanuel Diaz, warga Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Sabtu [27/05/2023].

Menurut Emanuel, saat musim kemarau, tumbuhan ini mati dan tumbuh lagi saat musim hujan.

“Tidak sulit mengenali buah yang sekilas mirip perpaduan timun dan semangka ini,” jelasnya.

Mongabay Indonesia pernah menemukan buah berbentuk bulat agak lonjong ini, saat berkunjung ke Pulau Adonara. Tanaman ini pun dijumpai juga di pinggir jalan di Kota Maumere, Kabupaten Sikka di Pulau Flores.

Baca: Asli Indonesia, Mengapa Dinamakan Pepaya California?

 

Cucamelon yang bentuknya mirip perpaduan semangka dan timun. Foto: Pixabay/SoFuego/Public Domain

 

Asli Meksiko

Dikutip dari Wikipedia, cucamelon merupakan tumbuhan yang secara morfologi mirip mentimun. Buahnya berwarna hijau dengan garis-garis hijau tua, panjangnya 2,5 – 4 cm dan lebar 1,5–2,5 cm. Sejak berbuah hingga matang, butuh waktu 60 sampai 75 hari.

Nama Melothria berasal dari Bahasa Yunani Kuno, mēlothrōn artinya jenis anggur putih sementara scraba merupakan Bahasa Latin yang berarti kasar atau belang-belang.

William Woys Weaver [2005] dalam tulisannya di Mother Earth News berjudul “Mouse Melons” menyebutkan, buah ini asli Meksiko dan Amerika Tengah. Pertama kali dijelaskan secara ilmiah pada 1866 oleh ahli botani Prancis Charles Victor Naudin.

Disebutkan, buah yang disebut juga “melon tikus” sebelumnya telah menjadi makanan pokok orang Meksiko dan Amerika Tengah. Masyarakat juga menggunakannya untuk pengobatan namun hanya sedikit informasi yang ditemukan.

Wiliam menulis, dalam upaya untuk mempopulerkannya, beberapa perusahaan benih telah menciptakan nama baru untuk tumbuhan ini. Termasuk cucamelon dan “Mexican sour gherkin”, sementara di Prancis dinamakan “concombre à confire” atau acar timun.

Baca: Alpukat, Apakah Buah atau Sayur?

 

Cucamelon yang ditemukan di pinggir jalan di Desa Tobilota, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tengara Timur. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Manfaat kesehatan

Dikutip dari Dr. Axe, cucamelon memiliki kulit tipis dengan isi buah berair. Buah ini asli dari Meksiko, bukan hasil rekayasa genetika.

Cucamelon memiliki banyak khasiat. Tingginya kandungan likopen membuatnya bermanfaat sebagai antioksidan.

Likopen, dijelaskan dalam Halodoc, adalah kandungan antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Saat tubuh memiliki radikal bebas lebih dari jumlah antioksidan yang ada, risiko seseorang untuk terserang penyakit kronis tertentu seperti kanker, diabetes dan lainnya lebih tinggi.

Baca juga: Jewawut, Pangan Lokal Bernilai Tinggi yang Jarang Ditanam

 

Cucamelon merupakan tumbuhan merambat. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Selain itu, kulit buah cucamelon memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat berfungsi menyerap air dan membentuk gel yang dapat memperlambat pengosongan perut sehingga bila mengkonsumsinya bisa merasa kenyang lebih lama.

“Cucamelon kaya Vitamin C, yang dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh,” jelas tulisan tersebut.

 

Exit mobile version