Mongabay.co.id

Diduga Keracunan, Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Tengah

Gajah mati

 

 

Satu individu gajah sumatera liar ditemukan mati di Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Jumat [9/6/2023].

Muammar, warga Ketol, mengatakan warga melaporkan kejadian itu ke perangkat desa dan penegak hukum.

“Kami tidak tahu penyebabnya, karena kami tidak pernah membunuh gajah,” ujarnya, Selasa [13/6/2023].

Di Ketol, beberapa kali terjadi konflik manusia dengan gajah. Umumnya, gajah masuk dan merusak kebun masyarakat.

“Hutan mulai berubah fungsi menjadi kebun tebu dan kopi. Biasanya, gajah yang dihalau pindah ke Kabupaten Bener Meriah, namun kadang kembali lagi ke tempat kami,” jelasnya.

Baca: Jalur Jelajah Terganggu, Konflik Gajah Liar dengan Manusia Kerap Terjadi

 

Gajah ini ditemukan mati di Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Jumat [9/6/2023]. Foto: Dok. BKSDA Aceh

 

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam [BKSDA] Aceh Gunawan Alza menjelaskan, gajah tersebut diduga mati keracunan.

“Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara dan nekropsi yang kami lakukan bersama penegak hukum, dugaan sementara gajah itu mati karena keracunan,” ungkapnya Selasa [13/6/2023].

Gajah betina usia 15 tahun itu ditemukan mati di kebun masyarakat, sekitar 300 meter dari rumah warga.

“Untuk memastikan penyebabnya, kami mengambil sejumlah organ tubuh, seperti lidah, limpa, paru, ginjal, hati, jantung, usus, cairan lambung dan feses. Sampel akan dikirim ke pusat forensik untuk uji laboratorium,” jelas Gunawan.

Baca: CRU dan Konflik Manusia dengan Gajah Sumatera

 

Penggiringan gajah liar agar keluar dari perkampungan warga di Desa Negeri Antara dan Blang Rakal, Kecamatan Pinto Rime Gayo, dilakukan menggunakan mercon. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Konflik gajah di Aceh Tengah

Muhammad Teguh, warga Ketol menambahkan, perubahan fungsi hutan terus terjadi di Kecamatan Ketol.

“Perambahan hutan terjadi tanpa ada pencegahan, sehingga konflik manusia dengan gajah makin sering terjadi,” jelasnya, Kamis [15/6/2023].

Konflik tidak hanya menimbulkan kerugian harta benda, tapi juga membuat gajah dan manusia sama-sama terbunuh.

“Pada 2022, satu orang meninggal diserang gajah, kejadiannya di kebun di kawasan hutan lindung. Sementara gajah, sudah beberapa kali terbunuh karena makan racun atau ditembak,” ujarnya.

Rabu, 19 Juli 2017, BKSDA Aceh menemukan satu individu gajah jantan mati di Desa Karang Ampar, Kecamatan Ketol, dengan gading hilang. Diperkirakan, gajah usia 40 tahun itu mati ditembak. Sebelumnya, Jumat, 19 Februari 2016, satu individu gajah liar ditemukan mati di Desa Karang Ampar.

Kapolres Aceh Tengah, AKBP Dody Indra Eka Putra, saat bertemu masyarakat Karang Ampar mengatakan, penyebab konflik dikarenakan kegiatan merusak hutan masih terjadi.

“Saya minta tidak ada yang merusak hutan dengan merambah ataupun lainnya. Jangan mengambil keputusan sendiri dengan menyakiti atau membunuh gajah. Jika gajah masuk kebun, hanya boleh digiring, tidak dibenarkan dibunuh,” ujarnya, Rabu [7/6/2023].

Baca: Mengapa Konflik Manusia dengan Gajah Sumatera di Aceh Tinggi?

 

Gajah liar yang terpantau di Pinto Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, pada Desember 2021. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Anak gajah terluka jerat

Pada 20 Mei 2023, BKSDA Aceh mengobati satu anak gajah sumatera yang kakinya terluka akibat jerat di Desa Panggong, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya.

“Sebelum diobati, tim keliling hutan mencarinya. Saat ditemukan di pinggir sungai, kakinya masih terjerat,” terang Kepala BKSDA Aceh Gunawan Alza.

Butuh dua jam mengobati anak gajah usia tiga tahun itu. Tim medis memberikan antibiotik, injeksi vitamin, dan lainnya.

“Setelah diobati, anak gajah itu dilepaskan, namun tetap dalam pantauan,” paparnya.

 

Exit mobile version