Mongabay.co.id

Kisah Kucing Jawa yang Bukan dari Jawa

 

 

Baca sebelumnya: Apakah Kucing Rumahan Termasuk Jenis Kucing Liar?

**

 

Namanya kucing jawa. Tapi, asal-usulnya membingungkan banyak orang. Lain negara, lain pula namanya.

Dalam buku “Cat breeds of the world: a complete illustrated encyclopedia”, dijelaskan bahwa kucing jawa adalah versi lain dari kucing siam yang berbulu panjang.

Di Amerika, kucing siam berbulu panjang dinamakan kucing bali, jika memiliki satu dari empat ciri-ciri dasar pola colorpoint yaitu abu-abu, cokelat, biru, dan lila. Colorpoint adalah warna belang yang muncul di muka, telinga, kaki, dan ekor. Biru yang dimaksud adalah kebiru-biruan. Sedangkan lila adalah abu-abu kecokelatan.

Disebut kucing Jawa jika pola warnanya di luar itu. Beberapa asosiasi penyayang kucing Amerika bahkan tidak membedakannya dan memasukkan ke dalam jenis kucing Bali.

Di Selandia Baru, kucing siam berbulu panjang dinamakan kucing bali jika memiliki pola warna apapun. Dinamakan kucing jawa jika memiliki totol atau warna solid tanpa variasi warna lain.

Di Inggris, kucing jawa adalah kucing berbulu panjang oriental, yang awalnya disilangkan untuk menghasilkan kembali kucing anggora. Kucing anggora terkenal dengan bulu panjangnya.

Kucing jawa mempunyai karakter seperti kucing siam. Atraktif, lincah, dan senang bermain. Dia suka menggesek kepalanya di kaki dan berkomunikasi dengan tuannya.

Dalam dunia breeder kucing, nama tempat yang disematkan pada jenis kucing tak melulu mengindikasikan bahwa kucing itu berasal dari tempat tersebut. Nama tempat kadang dipilih oleh breeder karena alasan subjektif saja. Misalnya kucing bali, dijelaskan lebih karena sang breeder terpesona dengan gerakan Tari Bali lalu menyematkan nama itu pada kucing hasil biakannya.

Baca: Kenapa Tidak Ada Kucing Hutan di Kawasan Wallacea?

 

Kucing jawa yang bukan berasal dari Pulau Jawa. Ilustrasi: Hidayaturohman/Mongabay Indonesia

 

Dalam salah satu artikelnya, The Cat Fancier’s Association menjelaskan bahwa kucing jawa merupakan hasil persilangan antara kucing siam colorpoint berbulu pendek dengan kucing bali. Asosiasi ini menerima pendaftaran kucing hasil persilangan dari para breeder dan telah berdiri sejak 1906.

Barbara Harr salah satu breeder menuliskan, pada 1978 beberapa breeder telah menghasilkan kucing jenis baru yang berbeda pola warnanya dibanding kucing bali. Pihak asosiasi menyarankan untuk memakai nama selain Bali.

“Kami mencari nama lain untuk untuk mereka. Terkait saran yang diberikan, kami mengumpulkan dan mendiskusikan beberapa kemungkinan. Kami berembug sambil membawa peta dan buku tentang Asia… Kami menemukan Pulau Jawa yang dekat dengan Bali. Jawa adalah salah satu nama yang diusulkan, dan riset kami mengonfirmasi bahwa nama itu cocok. Dan begitulah nama hasil persilangan itu berasal.”

Setelah melewati status provisional [sementara], pada 1986 kucing jenis baru hasil persilangan ini menerima status championship yang berarti sudah diakui dan bisa mengikuti kontes kucing. Sejak itu, kucing jawa telah puluhan kali memenangi kontes yang semakin mengukuhkan keberadaan kucing jenis baru ini di antara jenis kucing ras lain.

Baca: Apa Bedanya Kucing Kecil dan Kucing Besar?

 

Kucing jawa atau Javanese Cat merupakan jenis kucing yang dekat dengan kehidupan manusia. Sumber: Encyclopædia Britannica, Inc.

 

Domestikasi kucing

Kapan sesungguhnya kucing mulai hidup berdampingan dengan manusia? Awalnya, dipercaya orang Mesir kuno lah yang memelihara kucing pertama kali pada 3600 tahun lalu. Namun, bukti arkeologis dan genetik membuktikan kucing tinggal serumah dengan manusia sudah sejak 10 ribu tahun lalu.

Dalam jurnal Scientific American, 2009, dijelaskan sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2000, mengumpulkan hampir seribu kode genetik kucing liar dan rumahan. Mereka mengambil DNA kucing dari Asia, Eropa, dan Afrika. Peneliti telah mengetahui kucing yang didomestikasi berasal dari satu spesies kucing liar yaitu Felis silvestris. Namun, belum diketahui berasal dari subspesies mana.

Dari DNA yang dikumpulkan diketahui semua kucing domestikasi yang menyebar ternyata berasal dari F silvestris lybica, kucing liar Timur Tengah. Dalam referensi lain disebut juga kucing liar Afrika.

Di Siprus, empat tahun kemudian arkeolog menemukan kerangka manusia dewasa yang dikubur bersama barang-barang lain. Tak jauh darinya terdapat kerangka kucing berusia 8 bulan. Usia kerangka itu sekitar 9500 tahun. Karena kucing bukan binatang asli pulau itu, kemungkinan dibawa dari pantai Levantine wilayah Timur Tengah. Dua bukti itu, memperbarui pemahaman waktu dan asal-usul kucing mengalami domestikasi.

Baca: Nasib Kucing Bakau, Minim Perhatian dan Penelitian

 

Kucing bakau atau yang dikenal juga dengan nama fishing cat. Foto: Kla Trey/Cambodian Fishing Cat Project

 

Terkait kapan kucing domestikasi masuk ke Indonesia, belum diketahui secara pasti. Namun, Erwin Wilianto, pemerhati kucing liar sekaligus anggota IUCN SSC Cat Spesialist Group menjelaskan, kemungkinan kucing peliharaan masuk ke berbagai daerah melalui kapal-kapal dagang pada masa lalu.

“Biasanya, kucing dibawa untuk membantu membasmi hama tikus di kapal yang membawa logistik. Indonesia, sejak dulu merupakan tujuan niaga rempah-rempah dan biji-bijian. Ada kemungkinan kucing-kucing ini terlepas dan hidup liar sebagai kucing feral di wilayah-wilayah Indonesia,” terangnya, Selasa [13/6/2023].

Pemelihara kucing setidaknya bisa dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, mereka yang memang memperhatikan garis keturunan [pedigree] kucing yang dipelihara. Kedua, mereka yang hanya sekadar memelihara tanpa mempedulikan asal usul indukan. Kurangnya kontrol kemudian menyebabkan terjadinya kawin silang antar-ras. Akibatnya, kita tidak lagi bisa mengetahui secara persis kucing kampung berasal dari jenis apa.

Seiring berjalannya waktu, populasi kucing domestikasi ini bertambah banyak dan tanpa pengawasan. Banyak dari mereka yang jadi kucing feral [jalanan] dan kucing stray [terlantar]. Selain itu, kucing juga mengancam populasi satwa mangsa, berpotensi menjadi perantara penyebaran penyakit.

Baca:  Mengenal 9 Jenis Kucing Terbesar di Planet Bumi

 

Jenis-jenis kucing besar yang hidup di Bumi. Ilustrasi: Hidayaturohman/Mongabay Indonesia

 

Saat meneliti kucing bakau [Prionailurus viverrinus] di pantai Sancang pada 2016, Erwin menemukan bukti lewat camera trap, kucing domestik berada di sana. Diperkirakan, kucing-kucing ini mulai hadir sejak ada pondok nelayan. Erwin menilai kucing domestik sangat invasif, sehingga berpotensi memunculkan masalah yang tidak terlihat secara cepat dan signifikan dalam waktu singkat.

Dia mengambil contoh di Australia, kucing telah memangsa sejumlah spesies setempat dan menyebabkan kepunahan. Dalam sebuah laporan tahun 2019, disebutkan ada 27 spesies yang dimangsa kucing dan mendorong menuju jurang kepunahan.

Misalnya, burung beo surga, tikus pelompat ekor panjang dan pendek. Sejak diperkenalkan di Australia pada 1788, jumlah kucing feral di sana bisa mencapai lebih dari 6 juta diikuti hilangnya populasi sejumlah burung dan mamalia kecil.

Sementara di Amerika, sebuah kajian pada 2013 menjelaskan kucing domestik telah membunuh hingga 6,2 juta burung dan mamalia hingga 22,3 juta individu. Pada 2020, sebuah foto yang memperlihatkan 232 satwa yang jadi mangsa kucing memenangi penghargaan fotografi di sana.

“Sebenarnya jika para hobbbies bisa memastikan peliharaan mereka terkontrol, maka tidak begitu besar implikasinya. Tapi, kalau kita pahami tipologi masyarakat kita yang kadang cepat bosan, cuma ikut-ikutan, berpotensi sistem kontrol itu tidak berlaku,” tuturnya.

 

Exit mobile version